Assalamu'alaikum...
Apa kabar kalian semua ?
Masih nungguin cerita ini kan ?
Boleh dong cek suaranya yang masih nungguin siapa aja...
Nih buat kalian yang masih setia sama cerita ini, udah aku up ya...
Malam ini di kota Kudus, tiga orang gadis tengah sibuk dengan dunianya masing-masing, mengerjakan tugas sekolah dengan begitu teliti. Ditengah senyap nya ruangan, seorang gadis lain pun hadir membawa beberapa minuman dan makanan ringan.
" Assalamualaikum, maaf menganggu waktunya Ning, untuk minuman dan makanannya sudah saya letakkan dimeja ya ning " beritahu Aina kepada sang putri kyai yang tampak tersenyum simpul akan kehadirannya
" wa'alaikumussalam, Iya mbak Aina, syukron sudah mau direpotkan " ucap Ning safwa sembari mengangguk kecil
" Tidak apa Ning , kalo begitu saya izin kembali ke dapur lagi ya Ning " pamit Aina dan mendapat anggukan dari Ning safwa
Merasa sudah tidak ada kepentingan lagi, Aina pun memutuskan untuk kembali ke dapur, membereskan semua alat masak yang tadi sempat tertunda.
Ketiganya kembali pada kesibukan masing-masing, sesekali Ning safwa bertanya kepada Naura terkait pelajaran yang tidak dimengerti, begitu pun dengan Anindya satu persatu cemilan singgah di mulutnya sembari menatap Naura yang tengah menjelaskan beberapa hal.
" Fa bi-ayyi aalaaa-i rabbikumaa Tukazzibaan " gumam Anin pelan
" Mbak Anin ngomong apa " tanya Ning safwa karena merasa bahwa Anindya mengucapkan sesuatu.
" Eh, gak ngomong apa-apa kok Ning " ucap Anindya sembari tersenyum manis yang menambah kesan imut pada gadis berkacamata itu.
" Udah selesai belum kamu Anin, dari tadi kok nggak dikerjain tugasnya dari ustadzah salma " kini giliran Naura yang bertanya kepada sahabatnya itu.
" Aku nunggu kamu selesai ngajarin Ning safwa, kan kamu tahu sendiri aku gak begitu paham sama pelajaran akhlak tasawuf" ucap Anindya
" Ya udah, tunggu sebentar ya, ini Ning safwa juga udah mau selesai kok, iya kan Ning " tanya Naura kepada Ning safwa yang tengah memperhatikan percakapan keduanya.
" Iya mbak Anin, sebentar ya " ucap Ning safwa dan mendapat anggukan kepala dari Anindya.
" Kemudian, pendekatan dakwah sunan Kudus juga mengambil jalur arsitektur Ning, sudah pasti Ning tahu kan " tanya Naura kepada Ning safwa diakhir kalimatnya.
" Iya mbak, Menara Kudus kan mbak, bangunan yang terdiri dari arsitektur antara Islam dan Hindu " jawab Ning safwa dan mendapat anggukan mantap dari Naura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibawah Langit Menara
Romance⚠️ BIASAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA ⚠️ Tentang gadis manis dengan segala luka dimasa lalu, suara indah yang dulu mengalun merdu kini lenyap tak bertemu. Ya, dia Naura Haseena gadis ceria dengan segudang rahasia. Hingga takdir membawanya bertemu denga...