7. Perkumpulan hati ❤️

2.9K 156 0
                                    

★★★









BOHONG kalau Alan tidak merasakan lelah. Jam tiga pagi harus bangun untuk tahajud, tidak wajib sebenarnya tetapi merupakan agenda rutin yang Abah perintahkan setiap hari. Abah tidak pernah memaksa anak-anaknya untuk salat sunah, Abah hanya mengatakan, "yang paling utama memang yang wajib. Tapi nggak ada salahnya nambah yang sunah kan? Malahan itu baik. Selagi punya waktu gunakan sebermanfaat mungkin."

Dikala orang lain tertidur, anak-anak Abah bangun menunaikan tahajud. Tidak selalu berjamaah, seringnya mereka salat sendiri-sendiri. Tetapi tidak pernah absen. Kecuali Aya dan Umi yang memang sudah fitrahnya perempuan mengalami haid.

Kadang-kadang Alan merasa menjadi orang yang paling beruntung. Contohnya dia tidak bisa kembali tidur setelah terbangun. Jadi, ketika dia bangun untuk tahajud setelahnya dia akan mencari kegiatan. Entah mengerjakan tugas sekolah atau murajaah beberapa ayat. Tapi seringnya scroll media sosial, menonton ceramah Gus Baha yang selalu berhasil menaikkan moodnya di pagi hari. Keberuntungan kedua, dia jadi bisa menunaikan qabliyah subuh dan menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid. Keberuntungan ketiga, dia jadi bisa mendengarkan kultum di masjid yang diadakan setiap pagi. Keberuntungan keempat, Alan mempunyai waktu untuk olahraga setelah subuh. Keberuntungan kelima untuk hari Sabtu ini, Alan jadi bisa berangkat pagi dan rapat mingguan tepat waktu.

Minusnya siangnya jadi mengantuk. Nahasnya semakin siang semakin sibuk kegiatan menghampiri. Seperti sekarang, 8 menit lagi waktu istirahat habis dan latihan pramuka harus sudah dimulai. Padahal rasanya baru tadi Alan duduk di emperan lapangan dan menikmati bekal yang Umi bawakan, tapi waktu lebih cepat memakannya ternyata.

Embusan napas kasar keluar dari hidung Alan yang kata Aya cukup mancung seperti Pinokio. Sembari menunggu yang lain menghabiskan makan siangnya Alan memanfaatkan waktu dengan mengecek handphone. Barangkali ada chat penting karena dari tadi handphonenya terus bergetar.

Mendapati chat yang dia kirimkan saat jam istirahat pada Fatimah telah terbaca membuatnya tergerak untuk membuka room chat. Dia membaca ulang chat yang telah dikirimkan pada Fatimah, untuk beberapa detik dia baik-baik saja. Sampai di detik ke sepuluh sepasang matanya resmi terbelalak kaget.

"Bentar, ini gue ngetiknya perkumpulan hati?" Alan menepuk jidat dengan giginya yang meringis, membuat teman-temannya yang sedang fokus makan langsung berhenti.

"Apanya yang perkumpulan hati, Lan?" tanya Izar. Alan mengangkat wajah, mendapati Izar yang menautkan kedua alisnya.

Alan hanya mampu cengar-cengir sambil geleng kepala. Padahal di dalam hati rasanya ingin berteriak sekeras-kerasnya.

"Arghhh mau ditaro di mana muka gue?!!!" batinnya meracau, tetapi wajahnya hanya bisa menampilkan jajaran gigi, cengar-cengir kayak orang kasmaran.

Semula Alan berniat menghapus pesan tersebut, tetapi percuma saja Fatimah sudah membacanya. Malahan terlihat di room chat perempuan itu sedang mengetik. Sudah cukup, lebih baik Alan mematikan handphone daripada nantinya lebih malu.

★★★

Jawa tengah, Ahad 18 September.

Seharusnya pukul 06:30 Alan sudah berangkat ke rumah Kak Santoso di perumahan Kali Buntu untuk rapat perdana dewan kerja ranting. Tetapi gara-gara Aya minta diantarkan kerja kelompok di rumah temannya berujunglah dia telat. Yang seharusnya jam 7 ia sudah sampai di rumah Kak Santoso, ini malah sampai di rumah temannya Aya.

Tasbih Pengantar Jodoh ( Terbit ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang