"Pantesan hadiah sabar itu surga. Ternyata nahan buat nggak marah emang susah banget."
- Fatimah Az-Zahra
★★★
Gerombolan laki-laki bersarung dan berkopiah keluar dari masjid Al-Ikhlas diiringi gelak tawa. Mereka bahagia, karena kegiatan kajian islami yang diselenggarakan selama tiga hari akhirnya selesai. Dan Alan menjadi salah satu laki-laki yang berjalan dengan tawa riang itu.
"Abis ini makan bersama di aula. Kalo ada yang mau ke kamar mandi jangan kelamaan. Soalnya bentar lagi waktu magrib," ujar Ndan Riski sembari memutar pandangan, menatap satu persatu anggota IPI-nya.
"Kalo telat gimana, Ndan?" tanya Idan.
"Dihukum."
"Dihukumnya apa?" bukannya takut anak itu malah kembali bertanya, membuat Ndan Riski gemas ingin menjitak kepala Idan.
"Baca surat Al-waqiah di depan semua anggota IPI. Cewek dan Cowok," kata Ndan Riski. Idan manggut-manggut lantas menolehkan kepalanya pada laki-laki yang berjalan di sampingnya, Alan.
"Ndan Alan, nanti kita telat bareng-bareng yuk! Mayan loh dapet kesempatan baca Al-waqiah depan cewek-cewek IPI," tawar Idan. Laki-laki berkopiah hitam itu menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tertawa.
"Wih, bagus tuh. Tapi saya males," balas Alan.
"Kenapa? Bukannya Ndan Alan hafal?" Alan mengangguk. Al-waqiah sudah menjadi bacaan rutin di sekolahnya setiap minggu. Mustahil kalau dia tidak hafal.
"Hafal. Cuman saya males kalo nanti abis dihukum disamperin cewek-cewek, terus dimintai nomer wa. Terus bayangin aja tangan saya harus pegel balesin chat cewek-cewek yang minta kenalan," ujar Alan hanya untuk membuat Idan mencebikan bibirnya.
"Pede banget ye, Ndan," cibirnya.
"Baru tau kamu, Dan? Dari baru lahir juga si Alan pedenya udah selangit," sahut Ndan Riski. Laki-laki itu menyejajarkan langkahnya, berjalan di samping Idan dan Alan. Sedangkan di belakang mereka, masih ada puluhan pengurus IPI yang mendengarkan obrolan ringan itu.
"Iya juga ya .... Brarti Ndan Alan pernah ngerasa disukai sama Cewek yang Ndan Alan suka dong?"
Alan tertawa. Tidak tau sebab apa, yang jelas tiba-tiba perutnya terasa tergelitik sampai-sampai tak kuasa menahan tawanya. Saking ngenesnya kisah cintanya. Setelah beberapa orang mulai memperhatikannya, dia berhenti tertawa.
"Kalo itu enggak. Saya sadar diri," jawab Alan dengan suara datar, pun tanpa ekspresi wajah. Tetapi anehnya hal itu justru membuat Ndan Riski dan Idan tertawa terbahak-bahak. Setelah Alan mengatakan, "Cewek yang saya suka udah punya Cowok soalnya," barulah dua laki-laki di samping Alan berhenti tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tasbih Pengantar Jodoh ( Terbit )
Teen FictionTELAH TERBIT DI CV FIRAZ MEDIA PUBLISHER Maulana Malik Ibrahim. Dia kira, dia yang paling terluka. Ternyata selama ini dia yang membuat hati seorang perempuan terluka. Dia kira, dia sudah cukup menghargai perasaan perempuan. Tetapi ternyata, dia ti...