13. Allah mencintaimu

1.9K 159 9
                                    

"Allah membuatmu sakit karena Allah mencintaimu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Allah membuatmu sakit karena Allah mencintaimu."

- Fatimah Az-Zahra




——— ★★★ ———





Fatimah Az-Zahra, dia terlahir dari keluarga sederhana. Bahkan bisa dibilang kondisi ekonomi keluarganya menurun semenjak ayahnya tiada. Jika sebelumnya ibunya hanya menjadi ibu rumah tangga dan kegiatan sehari-harinya menemani ayahnya ke kebun, sekarang ibunya harus bekerja banting tulang setiap hari demi mendapatkan pundi-pundi rupiah.

Terkadang Fatimah merasa kasihan pada ibunya karena di setiap malam badannya pegal-pegal lantaran siangnya bekerja terlalu keras. Tetapi, Fatimah bisa apa? Dia hanya bisa berdoa kepada Allah. Ikhtiarnya sebatas menyalurkan hobi menulisnya ke platform online. Dua bulan lalu karyanya diterbitkan oleh penerbit mayor yang cukup terkenal. Dia berhasil menjual lima ribu eksemplar di cetakan pertamanya. Jika dihitung keuntungannya cukup besar, tetapi utang-utang yang almarhum ayahnya tinggalkan jauh lebih besar. Jadi, setengah keuntungannya untuk melunasi hutang-hutang dan sisanya ia bagi-bagi antara kebutuhan sehari-hari, DU sekolah dan setoran bank tiap minggu ibunya. Karena uang yang ibunya dapatkan tidak cukup untuk memenuhi semua kebutuhan.

Fatimah menghela napasnya panjang. Hari ini dia kelelahan karena latihan paskibra untuk pelaksanaan upacara hari santri 22 Oktober nanti. Sekujur tubuhnya basah gara-gara kehujanan. Ya, namanya paskibra memang harus siap kepanasan dan kehujanan, sudah menjadi resiko.

"Huh! Capeknya!" Fatimah merebahkan tubuhnya di kasur, meluruskan kakinya yang terasa sangat pegal karena seharian latihan. Tangan kirinya bergerak meraih ponsel yang tergeletak di kursi, karena setiap sore dia harus menulis dan mempublikasikan satu bab ceritanya ke platform menulis. Bukan hal yang wajib, tetapi Fatimah tidak ingin berhenti menulis meski ceritanya sudah ada yang naik cetak. Tapi alih-alih membuka aplikasi menulis, dia malah membuka WhatsApp. Gara-gara sejam lalu dia ditanyai soal latihan gabungan penegak di kabupaten oleh ketua DKR.

"Sekalinya ngga ada kegiatan, plong banget kayak pengangguran. Giliran ada kegiatan, nyerbu semuanya sekaligus. Latihan paskibra aja udah cukup melelahkan, mosok iki mau ditambah latgab? Mama juga belum tentu ngizinin ini mah, di kabupaten pula." Fatimah berceloteh sendiri sembari membalas chat dari laki-laki yang ia panggil Kak Maulana — ketua DKR.

Awalnya Fatimah biasa saja menanggapi chat tersebut. Sampai balasan dari Maulana membuat sepasang matanya membulat sempurna. Tertulis jelas : Kalau mau ikut nanti saya jemput kok.

"Ini nggak salah? Jemput?!" Fatimah menggeleng-gelengkan kepalanya, mencubit lengan dan menampar pipinya sendiri. Memastikan kalau ini bukan mimpi, dan benar saja pipi dan lengannya terasa perih. Tetapi rasanya masih seperti mimpi, karena untuk pertama kalinya Fatimah ditawari dijemput oleh seorang laki-laki.

Setelah sejenak berpikir, Fatimah membalas pesan tersebut.

Anda
[ Hah? Jemput ke sini gitu? Kan kalo dari bawah agak jauh]

Tasbih Pengantar Jodoh ( Terbit ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang