" Salah sendiri lu gak protektif. "
" ?? " Suara itu membuat Anne langsung menoleh ke sumber suara. Terlihat Jeff tengah melihat ke arahnya dengan tatapan dingin. Tersirat amarah di matanya yang ditujukan kepada Anne.
" Apa. "
" T-tuan.. " Anne segera berdiri kemudian membungkukkan badannya kepada Jeff. " Maafkan atas kelalaian- "
" Harusnya lo perhatiin adek gue, bangsat! "
Anne tersentak, ia tidak menyangka akan dikatakan seperti ini. Anne memberanikan diri untuk menatap Jeff. " Maaf.. "
" Maaf, maaf. Adek gue kenapa-napa lo bisa apa, ha?! "
Anne merapatkan bibirnya susah payah, menahan isakan yang keluar dari mulutnya nanti. Ia juga menahan air mata yang tengah memaksa dirinya untuk mengeluarkannya. " Lo niat gak sih jadi pengasuh? "
" ... "
" Lo cuman pengasuh gak berguna. Udah miskin, nyusahin lagi. "
" Permisi, ada keluarga dari Jung Ryuken? " Omongan Jeff terhenti ketika dokter keluar dari ruangannya.
" Saya, dok! " Jeff segera memasuki ruang dimana Ryu berada. Meninggalkan Anne yang kembali menunduk dengan badannya yang gemetar karena menangis.
Jeff menatap Ryu yang kondisinya sangat baik. Ia terlihat tengah duduk sambil sedikit bercanda dengan suster disana. " ABANG!! " Ryu langsung merentangkan tangannya meminta Jeff untuk memeluknya.
Greepp!!
Dengan cepat Jeff memeluknya dengan erat. Sesebal-sebalnya ia terhadap Ryu, ia tidak rela adiknya ini kenapa-napa. " Dah baikan? " Tanya Jeff khawatir.
" Udah, abang! " Jawab Ryu.
" Dia punya Tourette Syndrome bukan? " Tanya dokter yang tadi memanggil Jeff.
" Iya, dok. Tapi dia jarang kejang. Baru kali ini saya melihat dia kejang kembali. " Jelas Jeff lesu. Sedangkan Ryu hanya memperhatikan karena tidak mengerti apa yang kakak dan dokter bicarakan.
" Baiklah, mohon maaf sebelumnya, apakah anda ayahnya? "
" Bukan! Bukan! Saya kakaknya. " Sergah Jeff. Enak saja, apa dia setua itu?
" Ah, baiklah. Mohon maaf ya. Tapi, kenapa gak dipanggil orang tuanya? "
" Sibuk. " Jawab Jeff lesu. Mengingat bagaimana ibunya hanya mengingatkannya untuk menemani Ryu karena pekerjaannya.
" Tidak bisa dipanggil? "
" Sibuk kerja, dok. "
Mendengar itu, dokter langsung paham. " Apa Ryu itu dititipkan di Day Care? "
" Iya, dok. " Jeff sedikit mendengus, mengingat wajah Anne membuatnya kesal.
" Terlalu bersemangat bermain bisa juga menjadi penyebabnya. "
༻༻꫞꯭Day Care ꫞꯭༺
" ANNE! " Jiseo, Jeannie, Leysa, dan Mrs. Leen baru sampai di rumah sakit. Mereka langsung menghampiri Anne yang tengah duduk lemas.
" Anne bagaima- KAU KAU KENAPA?! " Mereka kaget ketika mendapati Anne dengan wajahnya yang sembab.
Ceklek!
Jeff keluar dari ruangan sambil menggendong Ryu. Melihat itu, Mrs. Leen langsung menghampiri Jeff.
" Tuan Jeff, saya mohon maaf sebesar-besarnya atas apa yang terjadi sekarang. " Lirih Mrs. Leen sambil membungkukkan badannya berkali-kali. Jeff hanya diam sambil menatap Anne, rasa bersalah menyerangnya.
Jeff mengira Anne memarahi dan menyiksa Ryu sampai Tourette Syndrome nya kambuh. Ternyata semuanya salah, diagnosa dokter hanya karena Ryu kelelahan. Mengingat kata-kata yang ia lontarkan juga semakin membuat Jeff tenggelam dalam lautan bersalah.
" Tuan? Tuan? "
" E-eh? Ya? "
" Kami minta maaf- "
" Iya, gak apa-apa, Mrs. Leen. Ryu tidak apa-apa. Ia baik-baik saja, Mrs. Leen. " Ucap Jeff lembut.
Mendengar respon Jeff terhadap Mrs. Leen membuat Anne makin sakit hati. Apa hanya dia yang pantas diperlakukan seperti itu?
" Ryu, mau kemana? Rumah atau Day Care? "
" DAY CAREEE!! " Jawaban semangat Ryu membuat Jeff dan yang lainnya sedikit kaget.
" Ryu, tapi kamu sedang sakit. " Ucap Mrs. Leen khawatir.
" Enggak, kok. Ryu sehat! " Setelah mengatakan itu, Ryu berusaha meraih Mrs. Leen untuk menggendongnya.
" E-eh? " Refleks Mrs. Leen menggendong Ryu yang sudah menempel di dirinya.
" Ayo ke Day Care...!! Miss Anne, Leysa, Jeannie, Jiseo dan Mrs. Leen ayooo!! " Rengek Ryu.
" Silahkan, Mrs. Leen. " Jeff mengerti akan Mrs. Leen yang masih khawatir. Ia meyakinkannya bahwa Ryu oke jika dibawa kembali ke Day Care.
Ketika Mrs. Leen dan antek-anteknya berdiri dan bergegas pergi, tangan Anne dicekal oleh Jeff. " A-apa? " Tanya Anne nampak ketakutan.
Jeff tidak berbicara apapun dan langsung membawa Anne menjauh dari Mrs. Leen dan teman-temannya. " Anne. "
" I-iya? "
" Maafin gue, ya. " Ucap Jeff lirih. Terlihat dari matanya terpancar rasa bersalah dan sedih. Hal itu membuat Anne terkejut, Jeff yang tadi marah berubah menjadi Jeff yang lemah.
" Gak masalah, tuan- "
" Panggil aja nama, please. "
" Tapi itu tidak sopan. "
" Gue gak keberatan, Anne. " Ucap Jeff. Membuat Anne mengangguk pelan.
" Baiklah, em.. Jeff. Saya gak keberatan kalau Jeff begitu, itu memang resiko kelalaian saya. " Ucap Anne membuat Jeff heran. Biasanya jika orang meminta maaf kepada orang yang dia fitnah dan dia maki dan terbukti tidak bersalah, maka dia akan menampar dan memaki balik sang pemaki. Tapi, kenapa Anne berbeda. Ia justru lembut.
" Heh, si Anne sama Jeff kemana? " Bisik Jiseo kepada Leysa.
" Gatau. Apa mungkin... " Mereka saling bertatapan kemudian tersenyum sus.
" Kenapa lu berbeda? " Tanya Jeff lirih.
" Ha? "
" Gak, lupain. " Anne yang heran makin heran karena Jeff.
" Baik.. Kalau begitu, saya pamit- "
" Anne. "
" Ya, Jeff ? "
" Mau makan bareng? "
TBC
OLA GAESS
SAYA BALik
Gimana ceritany?
Si jeff ngapain tuh ngajak Anne mam bareng?
Mau minta maaf kali yaa
Okay gays jan lupa vote ment sayangkuhh❤
Papay gaes..
See ya next chap!!
Love youuu
KAMU SEDANG MEMBACA
Day Care
RomansaRosèanne Park, atau yang kerap dipanggil Anne adalah seorang gadis 18 tahun yang bekerja di Day Care, tempat dimana para orang tua menitipkan anak anak mereka. Entah karena pekerjaan atau hal lain. Hari hari yang menurutnya biasa saja tiba tiba beru...