66

3K 109 2
                                    

Tandai typo!

***

Kamu dikeluarkan dari sekolah dan sebentar lagi polisi akan datang!

Tangan Gevran mengepal erat mengingat bagaimana ia dipermalukan oleh gadis seperti Ivy apalagi tangannya masih terasa sakit. Ia duduk bersandar di pohon lalu menelpon seseorang. Sekarang ia sudah menjadi buronan polisi.

"Gue gak mau tau, rencana kita percepat aja!" serunya dengan marah.

"Jangan gegabah, Gev! Gue udah tau apa yang menimpa lo," suara di seberang terdengar marah.

"Cewek sialan itu bakal kita gilir sampai dia pengen mati," seringai menyeramkan terbit di wajah Gevran.

Rencana-rencana licik berputar indah di kepalanya, memikirkan bagaimana Ivy akan berteriak dan menangis histeris di bawah kukungannya saja membuatnya ia sangat puas dan ingin segera menikmati tubuh gadis itu.

"Terserah lo, gue mau aja kalo disodorin cewek secantik dia," suara lain menyahut.

"Seminggu dari sekarang, siapin matang-matang karena ada Erlang di belakang dia," suruh Gevran.

"Ngapain khawatirin dia, dia kan lagi gak baik-baik aja," 

"Ya lo bener, gue menanti keberhasilan kita," balas Gevran lalu mematikan sambungan telepon itu.

***

Prang

"SIALAN! KENAPA HARUS SEKARANG?! KENAPA HARUS GINI?!"

Seorang gadis kembali berulah dengan membanting semua barang-barang yang teruat dari kaca. Kamarnya seperti kapal pecah, kamar megah itu sangat berantakan begitu pula sang pemilik.

Gadis itu menarik rambutnya sendiri dan meraung-raung tak jelas.

Cklek!

"Berhenti, nak! kamu pikir daddy akan melakukan apa yang kau mau? jawabannya tidak!"

Seorang pria parubaya itu berdiri di depan pintu. Ia cukup sabar meladeni sikap putri kesayangannya yang tak mau menerima takdirnya.

"DADDY JAHAT!" teriak gadis itu melempar daddynya dengan boneka kelincinya.

Memilih pergi, pria itu menutup kembali pintu kamar putrinya membiarkan gadis itu kembali tenggelam dalam kesedihannya yang tak berujung hanya karena sesuatu darinya direnggut paksa.

***

"Erlang!"

Tak ada sahutan Ivy dapati. Ternyata oh ternyata sang suami tengah tertidur di kamar mereka, berbagai macam buku berserakan di atas ranjang dengan layar ponsel yang menyala menampilkan sebuah video lucu. Di depan sana televisi sedang menyala. Ivy terkekeh, ia melepas blazernya lalu mengikat rambutnya.

Setelah berkelahi tubuhnya penuh dengan keringat. Ia mengambil handuk dan baju ganti lalu masuk ke dalam kamar mandi.

Mendengar gemericik air, Erlang terbangun. Lamat-lamat ia pandangi pintu kamar mandi lalu beralih ke blazer yang sudah ditaruh rapi di gantungannya. Istrinya sudah pulang, senyum mengembang sempurna.

Pintu terbuka menampakan Ivy dengan dress casual bermotif bunga-bunga. 

"Lho, kok bangun?" tanya Ivy.

"Kangeeen," rengek Erlang merentangkan tangannya.

Ivy naik ke ranjang lalu membawa suaminya ke pelukannya, dielus rambut hitam itu dengan sayang.

"Udah makan?"

Erlang mengangguk, "Erlang makan masakan tadi pagi kok."

"Obatnya udah di minum apa belum?"

Kamu milikku! (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang