Seven

165 20 15
                                    

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

Ibunda Ratu begitu terkagum melihat Hong Yeonsoo , putri Menteri Peperangan . Tak hanya cantik parasnya namun ia juga memiliki kebajikan dan kebijaksanaan dalam dirinya apalagi sikapnya yang santun dan berbudi luhur . Rasanya imej seorang calon Ratu masa depan sudah melekat dalam dirinya .

Namun tak sedikit pula yang mendukung Yoon Seri dari fraksi barat dikarenakan sang ayah yang menjabat sebagai Perdana Menteri . Yoon Seri memang gadis yang cantik nan anggun , namun hanya bermodalkan kecantikan saja tak lantas menjadikan seseorang pantas menjadi calon putri mahkota .

Di dalam istananya , Putra Mahkota merasa begitu resah menantikan keputusan final Ibunda Ratu sebagai pemegang tertinggi kekuasaan Istana Dalam , dalam mengatur dan memilih wanita kerajaan .

Putra Mahkota berjalan mondar mandir di kamarnya sambil menggigiti kukunya . Pemandangan indah yang tersaji dibalik jendela kamarnya saja tak cukup untuk menarik atensi dari putera mahkota yang dipikirannya sudah penuh tentang siapa yang pada akhirnya akan menjadi istrinya . Yang ia inginkan untuk menjadi pendamping hidupnya hanyalah Hong Yeonsoo .

Membuat Park Yeol , pria tertampan kedua (tentu saja di peringkat pertama Putra Mahkota kita) di Joseon mengernyitkan alisnya . Baru kali ini Putra Mahkota terlihat begitu gelisah akan suatu hal . Dulu saja sewaktu terjadi perang dengan pemberontak , Putra Mahkota tidak seresah ini .

Dug dug dug

Terdengar derap langkah kaki seseorang yang berlari terburu-buru disusul dengan pintu yang terbuka .

" Choi sanggung , bagaimana hasilnya ? "

Todong putera mahkota dengan tak sabaran . Alisnya menukik tajam menantikan jawaban yang tak kunjung dilontarkan Dayang Choi akibat kelelahan berlari . Meskipun tak sabar menanti jawaban , Putera mahkota cukup kasihan melihat dayang choi yang seperti kehabisan nafas .

Hoshh hoshh

" Ini minum "

Putera mahkota menyodorinya semangkuk minuman . Tanpa pikir panjang dan mengenyampingkan tata krama . Dengan berani Dayang Choi meminum minuman pemberian putera mahkota untuk menuntaskan dahaga yang menderanya lantaran berlari dari Paviliun Istana di kediaman Ratu hingga ke istana Putera mahkota yang jaraknya lumayan melelahkan .

Slurrpp.......pruuuutttttttttttt

Baru saja Dayang Choi meneguknya , cairan kehitaman itu sudah disemburkan kembali . Untungnya Putera Mahkota dengan sigap menghindar . Jika tidak bisa dipastikan jubah kerajaanya akan terkena semburan dayang choi .

" Oohh... ampuni saya Jeohaa "

Dayang Choi membungkuk sebelum mengomel .

" Bagaimana mungkin anda memberi saya minuman sepahit ini pada saya Jeoha , anda kejam sekali !!! "

Behind The Secret (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang