Lampu besar itu menyorot pasien yang kini terbaring di atas meja operasi . Memberikan pencahayaan yang cukup bagi si tangan dewa untuk menggunakan pisau bedahnya . Nyawa si pasien kini tergantung padanya . Apakah ia bisa menggunakan kesempatan yang diberikan oleh tuhan untuk menyelamatkan pasien atau tidak .
Situasi kini sangat tegang . Pasien yang merupakan korban tabrak lari itu adalah seorang anak berusia 5 tahun . Sebuah mobil sedan menghantam tubuh kecil itu dan membuatnya terpental jauh .
" Dokter saturasinya menurun "
Si tangan dewa sedang berfokus mencari sumber pendarahan . Mereka berlomba dengan waktu dan berperang dengan malaikat maut . Seorang suster dengan cekatan mengelap peluh yang hampir menetes dari dahinya . Dinginnya suhu ruangan tak mampu mengalahkan kegugupannya saat ini . Meskipun begitu , ia berhasil menunjukkan sisi tenangnya pada semua orang yang ada diruangan itu . Karena dia adalah seorang pemegang kendali .
Tit tit tit
Alarm monitor menunjukkan kritis . Asisten anastesi dan asisten bedah berseru panik .
" Remas kantung darahnya ! "
Asisten anastesi melakukan perintahnya namun tak menunjukkan perubahan apapun.
Tit tit tit
" Jangan merasa terintimidasi , tetaplah fokus !!!! "
Kalimat penenang itu terucap , meskipun ia sendiri tidak yakin dengan apa yang dikayakannya .
" Irrigation "
Suster itu dengan sigap mengairi lokasi pendarahan dengan spuit besar berisi cairan NaCl . Seolah mendapatkan titik terang , senyum tipis tercipta di bibirnya di balik masker yang dipakainya . Sumber pendarahan itu berlokasi di daerah limpa . Pendarahannya berasal dari Splenic Artery yang memperdarahi organ limpa .
" Kelly " , asisten instrumen dengan sigap memberikan kelly (alat untuk mengklem pembuluh darah) padanya . Dan dalam sekejab pendarahan pun terhenti .
40 menit adalah waktu yang cukup untuk menyelesaikan prosedur operasi . Dibantu suster , yeon joo melepaskan sarung tangan penuh darah dan baju operasi yang melekat ditubuhnya .
Yeon joo menatap pantulan wajahnya di cermin . Tangannya bertopang pada sisi wastafel .
" Huuhhh pertarungan yang mendebarkan "
Ucapnya sembari mencuci tangan dan membasuh wajahnya . Setelah melepas masker dan nurse cap yang ada dikepalanya dan membuangnya ketempat sampah , yeon joo beralih ke loker tempat penyimpanan barang barang yang di khususkan untuk dokter bedah .
Ia mengambil jas dokter kebanggaannya dan stetoskop yang selalu ia bawa kemana mana . Tak lupa ia mengantongi ponsel dan tersenyum saat ponselnya menampilkan foto sang pujaan hati . Asik memandangi foto itu , ia tak menyadari bahwa ada seseorang dibelakangnya .
Puk
Yeonjoo tersentak dan langsung menyimpan ponselnya ke saku . Ia menoleh dan tersenyum melihat Yoon soo-a , rekannya sesama di departemen bedah . Mereka sama sama di tingkat akhir program profesi dokter spesialis departemen bedah .
" Eohh yoon soo-a "
" Prof.Kim memanggil kita keruangannya "
" Mmm arraseo "
Yeonjoo menutup pintu loker dan menguncinya . Sebelum beranjak ia merapikan rambutnya dan keluar dari sana . Sementara Soo-a masih berada disana memperhatikan yeonjoo yang semakin menjauh dari pandangannya . Guratan senyum tipis terlihat di wajahnya .
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Secret (END)
Hayran Kurgusaat cinta harus bersembunyi di balik gemerlapnya dunia fana