38

27.9K 577 10
                                    

Di belakang bengkel yang tenang, Bianca duduk di bangku kayu, wahanya nampak murung memandangi ponselnya, pesan yang ia kirim pada Leon benar-benar tidak mendapatkan balasan. Bianca merasa tidak percaya Leon akan menjauh darinya. Sembari menahan tangis Bianca memeriksa luka kecil di siku tangannya. King, yang baru saja menyelesaikan pekerjaannya menghampiri Bianca, melihat Bianca dari ambang pintu.

"Lo udah makan?" tanya King dengan nada seperti biasa cuek dan dingin, meskipun begitu matanya penuh perhatian.

Bianca tersenyum, merasa hangat dengan perhatian King. "baru aja selesai," jawab Bianca mencoba bersikap Biasa. Tentu saja  Bianca bisa menunjukkan topengnya secara mendadak.

King menatap Bianca. "Gimana kalo ternyata gue nyerah,?" Tanya King.

Bianca mengerutkan keningnya. "Gue nyerah. gue nggak bisa kalo harus jauhin lo,?" Lanjut King.

Bianca membelalakkan matanya, jantungnya berdegup kencang saat itu.

Tanpa pikir panjang dan di jarak yang sedekat ini king langsung mencium bibir Bianca. Ciuman itu lembut dan penuh perasaan, mengalir dengan kehangatan yang mendalam. King meraih tengkuk Bianca untuk memperdalam ciuman itu.

Bianca yang masih terkejut itu tidak bisa berbuat apa-apa, ia membiarkan King menciumnya. Sepertinya Bianca juga sudah gila. Dia benar-benar selingkuh dari Leon.

Setelah ciuman singkat, King dan Bianca tetap berdekatan. Bianca menunduk dan mencebikkan bibirnya. "Sekarang lo milik gue." Kata King. Namun, tidak ada dari mereka yang menyadari bahwa tangan King masih kotor karena terkena cairan oli, hingga telah meninggalkan noda hitam berbentuk telapak tangan di tengkuk Bianca.

"Kak tap-tapi,,,?"

"Lupain Leon. Gue nggak mau lo masih ada hubungan sama dia." Kata King.

"Kak, ini terlalu terburu-buru nggak sih,?" Tanya Bianca.

Tiba-tiba, suara Adnan terdengar dari dalam bengkel. "King, bisa tolongin gue ngga,?"

King menarik napas panjang dan berdiri, terlihat sedikit cemas. "belom juga gue makan. Kampret!" Kesal King.

Bianca juga berdiri. "Kalo gitu aku aja, aku juga mau ke depan katanya ada inputan 2. Kak King makan dulu, nanti Aku bilangin ke kak Adnan"

King tersenyum dan mencubit pipi Bianca gemas. "Makasih ya, pengertian banget cewek gue. Kalo andan nyuruh lo sesuatu tapi lo ga bisa panggil gue aja." kata King melepaskan cubitan di pipi Bianca.

King semakin tersenyum saat melihat noda hitam di pipi Bianca ulah jarinya. Sengaja King tak menyadarkan Bianca tentang pipinya itu.

Bianca tersenyum. "Yaudah aku masuk duluan." Kata Bianca sengaja menghindari Leon

"Gausah lari!"

Bianca berjalan menghampiri Adnan yang ternyata di dalam kantor "Kak King nya lagi makan kak,"

"Ohh yaudah kalo gitu lo aja deh, gapapa kan Ca,?" Tanya Adnan memastikan tanpa melihat Bianca, karena ia sedang sibuk mengotak atik laptop.

"Ngga papa banget kak, kenapa ya,?"

"Gue cuma mau minta tolong aja bawa ini kedepan enteng kok" pinta Adnan menunjuk box coklat yang entah apa isinya.

"Iya kak," terima Bianca.

Adnan dibuat salah fokus sama pipi Bianca yang menghitam itu, Adnan tertawa kecil melihatnya.

"Kenapa kak,?" Tanya Bianca melihat Adnan tertawa

"Gapapa, yaudah sana hati-hati" kata Adnan, Bianca pun berbalik meninggalkan tempat itu. Kali ini Adnan dibuat kaget karena melihat noda hitam berbentuk seperti tangan di tengkuk Bianca.  Noda itu terlihat jelas karena rambut Bianca yang diikat menggunakan jipitan rambut.

Leon King (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang