Hamil saat masih duduk dibangku sekolah menengah bukanlah hal yang mudah, begitupun yang Shani alami
Ketika kehidupan dan pikirannya benar benar kalut, tuhan mengirimkan ia seorang mailakat pelindung, sosok yang selalu ada untuknya, menuruti semua k...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bunda" lirih Shani dengan wajah yang pucat
Veranda yang melihat itu langsung menghampiri putrinya
"Kamu kenapa?" tanya Ve dengan menangkup kedua pipi Shani
Shani menggeleng sebagai jawaban bahwa dirinya juga tidak tau
"Kamu sakit? Iya?" tanya Ve khawatir dan mulai memeriksa suhu tubuh Shani
"Ngga ah kamu ga deman" kata Ve setelah menyetuh kening dan leher Shani yang ternyata suhu tubuhnya normal
Tiba tiba Shani menjauhkan tubuhnya dari Veranda
Huek huek' Shani berusaha memuntahkan isi perutnya, Ve membantu dengan memijit tengkuk Shani
"Kamu kenapa? Ga salah makan kemarin?" tanya Veranda yang semakin khawatir
"Kita ke dokter ya" tawar Ve. Buru buru Shani menggeleng
"Ya udah bunda panggil dokternya kesini aja ya, mau ya?" tanya Ve lagi dan lagi lagi Shani menggeleng
Shani membasuh mulutnya, "Aku ga papa, Bun. Mungkin cuma masuk angin aja" kata Shani
"Kamu yakin? Kalo kamu kenapa napa gimana? muka kamu pucet banget sayang"
"Aku ga papa, Bun. Minum pereda mual juga sembuh" Shani berusaha meyakinkan Ve, karna jika sampai dokter datang maka entah apa yang akan terjadi, kemungkinan terburuk bisa saja semua terbongkar
"Yaudah kalo kamu ga mau ke dokter. Masih mual ga?" tanya Veranda
"Sedikit sih" jawab Shani
"Mending sekarang kamu istirahat, jangan dulu masuk, biar nanti bunda yang bilang ke guru kamu" kata Ve, Shani mengangguk
Veranda membawa Shani keluar dari kamar mandi, membopongnya menuju ranjang
Shani merebahkan tubuhnya dengan dibantu Veranda, tak lupa Ve menyelimuti tubuh Shani
"Pusing ga?" tanya Ve yang terduduk di samping Shani sambil mengusap lembut puncak kepala putri sulungnya itu
"Ngga terlalu" jawab Shani
"Bunda bikinin teh jahe dulu ya" kata Ve yang dibalas anggukan oleh Shani
Pagi berganti menjadi sore hari. Gracia kini berada tepat didepan pintu rumah Shani, tengah menimbang nimbang waktu yang tepat untuk mengetuk pintu tersebut
"Huft, oke lo bisa"kata Gracia sebelum akhirnya ia memutuskan untuk mengetuk pintu
Tok tok' suara ketukan pada pintu. Tak lama pintu pun terbuka dan munculah Bi Diah