Kami kemudian sampai di tempat pertandingan semi final basket putri, saat itu sekolahku melawan sekolah yang cukup favorite di kota ku. Sekolah kami selalu menjadi rival sehingga supporter sekolah lawan juga turut serta mendukung tim mereka. Pertandingan kali ini bukan final, tetapi vibes yang aku rasakan sudah seperti final karena setiap supporter sangat bersemangat untuk mendukung sekolah masing-masing. Aku duduk bersama Alfie yang tergabung bersama tim supporter dari sekolahku, kami sangat antusias menyaksikan pertandingan ini bahkan aku tidak menghiraukan apa yang aku lakukan hari itu dengan bolos tidak mengikuti kelas demi menonton pertandingan Raya dan Trixie.
Tidak lama setelah pertandingan pada quarter pertama dimulai, Aksa bersama dua orang kakak kelas yang aku tidak tahu siapa namanya itu datang menghampiri kerumunan supporter sekolahku. Mereka membawa surat pengantar dari sekolah yang menyatakan bahwa siswa/siswi yang menjadi supporter saat itu diizinkan untuk menonton dan masuk ke dalam absen dispensasi, yang berarti kami tidak dianggap bolos oleh pihak sekolah. Aku sangat senang mendengar hal itu, ini berarti aku hanya perlu mencatat ulang materi mata pelajaran yang ketinggalan hari ini tanpa perlu takut mama papaku tahu.
Aksa melihat ke arahku dan ia tersenyum seolah memperlihatkan bahwa dirinya berhasil membuatku bolos pada hari itu dan tentunya bolos yang kami lakukan tidak akan mendapat masalah dari pihak sekolah.
Pertandingan saat itu cukup sangat menegangkan karena pada setiap quarter selisih point hanya 1-2 saja. Aku merasa deg-degan dengan atmosfer pertandingan yang cukup membuat penonton greget. Apalagi pihak lawan selalu berusaha mengejar ketertinggalan dengan melakukan shoot jarak jauh agar mendapatkan three point.
Hingga akhir quarter keempat kami sangat antusias melihat pertandingan ini karena hasil akhirnya akan menentukan apakah sekolah kami dapat masuk ke babak final atau tidak. Aksa kemudian, menghampiri ke arahku, karena suara teriakan supporter yang sangat berisik ia kemudian berbicara dengan sedikit berteriak ke arah telingaku.
"Gue yakin sekolah kita lolos ke final!"
"Gue juga yakin bangettt temen-temen gue manusia keren jadi sekolah kita bisa menang" jawabku yang juga sedikit berteriak.
Penentuan point di detik-detik terakhir memang sangat menegangkan karena hanya selisih 2 point, tetapi untungnya sekolahku lebih unggul. Hingga 10 detik terakhir, kesempatan shoot terakhir ada di pihak kami, Raya lah yang mendapatkan kesempatan itu dan ia cukup berani melakukan shoot jarak jauh sehingga sekolah kami unggul 5 point yang berarti lolos ke babak final.
Saat itu, aku merasakan atmosfer kemenangan dan kebahagiaan yang cukup besar dari supporter sekolahku. Apalagi Aksa, ia merasa upaya yang ia lakukan bersama koordinator GF angkatan atas tidak sia-sia untuk mendukung tim basket sekolah kami bertanding. Karena jam pelajaran masih belum berakhir, aku tadinya berniat untuk kembali ke sekolah. Namun, ternyata selesai pertandingan basket putri akan dilanjutkan pertandingan basket putra pada pukul 2 nanti sehingga teman-teman sekolahku memutuskan untuk tetap berada disana sampai pukul 2. Aku mengajak Alfie kembali ke sekolah, tetapi dia ingin tetap berada di sana karena malas mengikuti pelajaran di siang hari dan baru ingin kembali ke sekolah setelah jam pelajaran selesai.
Akhirnya, aku memutuskan untuk kembali ke sekolah sendiri dengan memesan ojol karena jika berjalan kaki sendiri aku tidak mau. Namun, aku teringat bahwa ponselku kutinggalkan di kelas untuk merekam penjelasan dari guru. Aku kemudian meminta Alfie memesan ojol, tiba-tiba Aksa datang dan bilang bahwa dirinya juga akan kembali ke sekolah sehingga dia mengajakku untuk berjalan kaki bersama ke sekolah. Aku pun mengiyakan tawarannya.
"Al, lo seneng ga?" tanya Aksa.
"Seneng dong, masa sekolah kita menang ga seneng. Apalagi yang main berdua temen gue tuh" jawabku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spekulasi
Teen FictionAlena seorang gadis SMA yang kehidupannya normal, kemudian berubah penuh spekulasi setelah bertemu dengan seorang lelaki bernama Aksa. Berbagai rangkaian kejadian pun terus terjadi sehingga membuat mereka semakin dekat. 'Tidak ada yang pernah membe...