3.Spekulasi-GF?

16 2 0
                                    

Alfie kaget melihat kedatangan Aksa secara tiba-tiba. Alfie saja kaget, apalagi aku, aku benar-benar bingung harus bersikap seperti apa di depan Aksa, apa mungkin dia sudah mendengar semua yang aku ceritakan kepada Alfie. Melihat perubahan sikapku secara tiba-tiba, untungnya Alfie mengerti dan dia segera membuka topik pembicaraan.

"Iya dong, udah pasti gue cerdas. Btw, kok lo bisa tiba-tiba muncul sih?" tanya Alfie

"Tadi gue lagi beli siomay kebetulan lihat kalian berdua, terus gue samperin. Dan gue ga budek, tapi yang lo bilang tadi bener apapun butuh proses, progres, baru sukses" jelas Aksa

"Lo cuma denger kalimat itu doang, kalimat sebelumnya? Wah lo jangan jadi lambe dong, Sa"

Aku hanya diam mendengarkan sedikit obrolan mereka, karena aku benar-benar dibuat bingung dengan kondisi ini.

"Denger gak ya. Tenang aja gue gak bakal bocorin kok. Emang kalian lagi ngomongin apasih?" jawab Aksa

Mendengar jawaban dari Aksa, aku sedikit lega. Tapi tetap saja aku masih tidak sepenuhnya percaya kalau dia benar-benar tidak mendengarnya 'Karena yang lagi gue omongin tuh lo' ucapku dalam hati.

"Enggak, gak penting" jawabku datar.

Beberapa saat kemudian, teman Aksa datang menghampiri, disitu juga aku melihat beberapa teman sekelasku termasuk Fian "Bang, hayu" ajak salah satu teman Aksa. Lalu Aksa hanya mengangguk dan memberi isyarat tangan bahwa mereka duluan saja. "Alena, Alfie duluan ya" ucap Aksa sambil tersenyum kepadaku. "Kalo mau pergi, pergi aja kali Sa gausah pamit segala" jawab Alfie. "Kalo sama Alena mah pamit lah" jawab lelaki itu sambil berlalu.

Aku sedikit aneh mendengar panggilan teman-teman Aksa dengan embel-embel 'bang' mereka kan masih satu angkatan, kenapa juga harus memanggilnya 'abang'. 'Aksa udah tua kali ya hahaha' pikirku saat itu. Daripada aku menduga-duga, lebih baik aku tanyakan langsung saja pada Alfie pasti dia tahu.

"Fie, kok si Aksa dipanggil bang sih?" tanyaku polos

"Oh itu, dari SMP juga si Aksa udah dianggap berwibawa sama temen-temennya gatau kenapa. Mungkin dia selalu terlihat kalem kali, gatau ah gue"

"Hah? Orang dengan penampilan pecicilan kayak gitu dibilang berwibawa?" tanyaku kaget

"Iya, denger-denger dia mau diangkat jadi koordinator GF angkatan kita"

"GF? Apaan tuh?"

"Lo gatau GF? Itu Garuda Force, komunitas turun temurun dari setiap angkatan, isinya anak-anak yang lumayan sering bikin onar baik MIPA atau IPS, ya nyatuin gitu lah Le, tapi mereka legal kok dapat persetujuan juga dari sekolah. Bahkan mereka sering ikut kontribusi kalau ada acara sekolah, bantu-bantu gitu lah. Mereka juga katanya gabakal mencoreng nama baik sekolah kita karena lo tahu sendiri kan namanya aja udah mengidentitaskan sekolah kita, justru sebaliknya gue denger-denger sih minggu depan mereka bakal ngadain acara santunan gitu nyari dana buat korban bencana" jelas Alfie.

"Oh gitu, udah yu Fie kita balik ke kelas" ajakku kepada Alfie

"Eh, lo kan belum sempet pesen makan Le. Lo cuma baru beli minum kan"

"Gue ga mood makan Fie. Udah balik kelas aja"

Aku dan Alfie pun segera kembali ke kelas sebelum bel masuk berbunyi, karena istirahat pertama hanya 20 menit. Untuk menuju kelasku yang berada di lantai 3, aku dan Alfie harus melewati koridor kelas 12 terlebih dahulu. Di perjalanan Alfie mengatakan sesuatu yang membuatku sedikit terkejut.

"Gue rasa Aksa suka sama lo deh, Le"

"Apaan sih, ga mungkin lah dia aja baru ketemu gue sehari kemarin" jawabku datar

SpekulasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang