2.Spekulasi-Pesan

22 2 0
                                    

Aku kembali menuju meja dimana teman-temanku berada, aku yakin tulisan diatas selembar tissue itu berasal dari orang aneh tadi. Aku berniat bertanya kepada waiter yang memberikan tissue itu, tapi kuurungkan niatku karena sepertinya dia sedang sibuk melayani pelanggan lain.

"Ke toilet aja bawa bawa tas lo, Le" ujar Alfie. Aku hanya tersenyum, karena pikiranku masih dipenuhi pertanyaan siapa sebenarnya Aksa, kenapa semesta selalu mempunyai cara agar aku bertemu dengannya, apa maksud pesan singkatnya tadi, perasaanku mulai risih, dan aku mulai menduga-duga kira-kira kejadian apa berikutnya jika aku bertemu orang aneh itu lagi.

***

Aku memutuskan untuk menunggu kakakku menjemput di rumah Trixie, sekitar sejam aku menunggu akhirnya kakakku sampai di rumah Trixie dengan bantuan Google Maps.

Sesampainya dirumah, aku segera menuju kamarku dan membaringkan tubuhku di atas kasur untuk sekedar melepas lelah sebelum aku membersihkan diri. Ini masih jam 7.30 malam dan belum teralalu larut, tetapi lebih baik aku mandi dulu agar aku bisa bersantai. Setelah aku mandi, aku tidak berniat untuk segera tidur, kemudian aku mengambil sebuah novel di tasku yang belum sempat selesai aku baca. Tiba-tiba ponselku terus berbunyi pertanda banyak pesan masuk di dalamnya, tidak seperti biasanya ponselku seperti ini karena penasaran dan sangat mengganggu akhirnya aku cek ponselku itu. Ternyata hanya group WhatsApp, itu group kelasku dan aku dimasukkan oleh Alfie, setelah aku baca ternyata hanya pesan pesan yang mempromosikan nama instagram setiap anggota kelasku itu, akhirnya aku simpan kembali ponsel yang menggangguku itu. Selang beberapa menit, ponselku kembali berbunyi "Oh sial, aku lupa untuk silent ponselku" ucapku kala itu. Ketika aku kembali cek ponselku, ternyata ada group baru dalam WhatsAppku, itu group angkatan yang anggotanya lumayan banyak baik dari kelas MIPA maupun IPS. Ketika aku akan menyimpan kembali ponselku itu, aku dikejutkan dengan sebuah notifikasi yang bukan berasal dari kontakku melainkan nomor tidak dikenal, isi pesan itu hanya "Hi Alena" . Kali ini aku tidak tertarik untuk membalasnya dan kuhilangkan notifikasi itu dari layar ponselku, mungkin itu hanya teman kelasku yang jahil pikirku saat itu, aku lebih tertarik untuk menyelesaikan membaca novel.

Aku baru saja selesai membaca novel, kira-kira masih jam 9 malam dan mataku masih mau terbuka. Aku sudah mencoba untuk tidur, tapi tetap saja tidak bisa. Kemudian, aku meraih ponselku untuk mendengarkan beberapa lagu karena disaat seperti ini ponsel bisa menjadi sahabatku sebagai pengantar tidur. Aku tidak tahu, saat itu jariku ingin sekali membuka aplikasi berwarna hijau dengan gambar telepon di tengahnya yang tidak lain adalah WhatsApp. Aku melihat pesan di group kelas ataupun group angkatan sudah ratusan, itu membuatku enggan membuka apalagi membacanya. Kemudian, aku tertarik pada pesan yang tertera dalam notifikasi tadi, karena hanya itu satu pesan yang datang selain dari group, aku coba membuka profil kontak tidak dikenal itu, fotonya belum muncul mungkin karena nomornya belum aku save, kemudian aku melihat namanya ternyata dia Aksa, tertera dalam profilnya 'Aksa Teandra'. "Aksa? Ah mungkin Aksa lainnya, ada banyak nama Aksa di sekolahku, mana mungkin orang aneh itu, siapa tahu teman sekelasku" pikirku saat itu. Aku segera membuka group kelas dan melihat nama anggotanya, ternyata di kelasku tidak ada orang bernama Aksa. Kuberanikan diriku untuk membalas pesannya, ibu jariku sudah siap menari di atas papan ketik tapi aku bingung untuk membalas apa "Hai, maaf dapat nomor saya dari siapa?" itulah kalimat yang aku kirimkan pada orang bernama Aksa itu, bodohnya aku bertanya dapat nomor dari siapa padahal sudah pasti dia dapat dari group angkatan sekolahku. Selang beberapa detik kemudian muncul notifikasi baru dari layar ponselku "Haha formal banget, gue dapat nomor lo dari group angkatan. Tissuenya disimpan?" balasnya. Sial, ternyata dia memang Aksa, orang aneh yang kutemui seharian dari pagi, siang, sampai sore. Aku bingung harus membalas pesannya bagaimana, saking bingungnya kuhilangkan notifikasi itu tanpa membukanya terlebih dahulu, saat itu aku tidak berniat membalas pesannya lagi.

***

Seperti biasa, aku masih belum terbiasa untuk bangun pagi. Tapi pagi itu, aku tidak terburu-buru untuk berangkat sekolah karena aku tahu kalau aku berangkat seperti kemarin, aku akan sendirian di kelas karena teman-temanku akan datang saat bel masuk berbunyi.

Hari ini aku ke sekolah datang 10 menit lebih siang daripada kemarin, dan ternyata saat aku sampai ke kelasku, situasinya tetap sama seperti kemarin belum ada satupun orang yang menghuni kelasku. Ternyata saat aku cek tas sekolahku aku tidak membawa novel atau manga, alhasil aku hanya memainkan ponselku keluar masuk aplikasi instagram. Aku teringat, ada pesan yang belum kubalas sejak semalam, kemudian aku berkunjung ke aplikasi WhatsApp dan memang pesannya belum sama sekali aku buka, masih sama seperti semalam aku bingung harus membalasnya apa. Tiba-tiba datang laki-laki menghampiriku dan ternyata dia teman sekelasku yang kemarin belum bisa masuk karena sakit. "Lo Alena kan?" tanya laki-laki itu. "Iya emang kenapa?" jawabku. "Kenalin gue Fian, thanks ya udah do'ain gue cepet sembuh. Ada pesan buat lo katanya balas chatnya jangan dianggurin" jelas laki-laki itu. Lagi lagi aku terdiam beberapa detik, bingung harus menjawabnya apa. Kemudian Fian keluar dari kelas, dan aku sedikit berteriak kepadanya "Lo mau kemana? Kelas lo kan disini" tanyaku pada Fian. Fian menjawabnya dengan sama berteriak "Keluar sekolah", aku tahu maksdunya mungkin keluar dari lingkungan sekolah dan pergi ke suatu tempat. Setelah aku mendengar pesan dari Fian, aku jadi teringat dan kini aku tahu harus membalas Aksa apa, aku segera mengambil ponselku dan jari jariku kini sudah siap untuk membalas pesan Aksa, walaupun aku mencoba mengalihkan pembicaraan "Lo ada hubungan apa sama Fian?" itu pesan yang aku kirimkan pada Aksa, tidak seperti semalam yang hanya dalam hitungan detik langsung membalas, baru beberapa menit kemudian dia membalas "Haha lo lucu banget sih Al" "Jawab dulu pertanyaan gue,nanti baru gue jawab" 2 pesan balasan dari Aksa yang lagi-lagi membuatku bingung harus membalas apa. Dan akhirnya aku memutuskan untuk hanya membaca pesannya saja tanpa membalasnya.

Bel sekolah sudah berbunyi, tepat seperti kataku mereka datang ke kelas saat bel berbunyi, aku tidak tahu kenapa separuh laki-laki dikelasku bisa datang secara bersamaan termasuk Fian, padahal dari tadi pagi dia sudah sampai ke sekolah. Aku juga melihat beberapa orang dari kelas lain datang bersama mereka termasuk Aksa. Sepertinya aku harus berkenalan dengan teman-temanku yang lain selain keempat teman baruku itu. Karena masih banyak hal yang ingin aku tahu tentang siapa mereka dan bagaimana sekolah ini.

Karena hari ini KBM mulai efektif bagi kelas 10, sejak bel jam pelajaran pertama sampai jam istirahat pertama seluruh guru yang mengajar di kelasku masuk tanpa terkecuali. Walaupun pembelajarannya belum terlalu berat, hanya memperkenalkan diri lalu membahas materi sedikit entah kenapa aku tidak fokus mengikuti pembelajaran, pikiran tentang Aksa si orang aneh itu selalu saja berhasil melintas dipikiranku. Dan keadaan ini membuat Alfie tersadar "Le, lo kenapa?" tanya Alfie. "Gue ga kenapa-napa kok Fie, nanti istirahat gue cerita. Fokus sama guru di depan dulu" jelasku. "Hm oke, janji ya"

Aku tidak pernah berpikir untuk menceritakan tentang Aksa kepada teman-teman baruku itu, hanya saja sepertinya aku tidak bisa memecahkan kebingunganku ini sendiri, akhirnya aku memutuskan untuk bercerita kepada Alfie terlebih dahulu karena katanya Alfie satu sekolah waktu SMP dengan Aksa. Aku dan Alfie pun pergi ke kantin saat jam istirahat pertama, Trixie dan Raya tidak ikut karena mereka membawa bekal dari rumah. Ini kesempatanku untuk bercerita kepada Alfie, tapi aku harus hati-hati takutnya dia salah faham dan berpikir macam-macam.

"Fie, lo satu sekolah sama Aksa kan?" tanyaku pada Alfie untuk membuka topik pembicaraan.

"Iya, kenapa emang? Hm jangan jangan Aksa yang bikin lo tadi gak fokus di kelas ya?" jawab Alfie. Tuh kan belum apa apa dia udah berpikiran lain, padahal iya sih laki-laki itu yang membuatku gak fokus di kelas .

"Heh, bukan enggak kok" aku terdiam sejenak "Semalam dia chat gue, Fie" jelasku.

"Hah? Aksa chat lo? Cewek yang baru dia kenal? Btw, lo kenal darimana sama Aksa?" tanya Alfie kepadaku

"Iya, aduh gatau ah gue bingung" hanya itu jawabanku kepada Alfie, karena sungguh aku bingung harus menjawabnya apa.

"Ya gampang lah, lo tinggal balas aja chat dia kan. Beres deh. Kenapa bingung sih, Le?"

"Gue risih di chat sama orang yang gak gue kenal, Fie"

"Kan nanti lama-lama lo kenal sama Aksa, Le. Awalnya juga kita gak saling kenal kan. Apa apa tuh butuh proses, progres, baru sukses" jawab Alfie. Aku tidak mengerti apa maksud kalimat terakhir yang diucapkan Alfie, tapi yang dikatakannya benar juga karena gak mungkin aku langsung kenal sama orang yang baru saja kutemui kan.

"Bener tuh kata Alfie, lo cerdas juga ya" tiba-tiba aku dan Alfie dikejutkan dengan suara laki-laki yang masuk kedalam topik pembicaraan kami. Dan saat aku melihat ke belakang ternyata laki-laki itu Aksa. Dia lagi.

SpekulasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang