Membaca tulisan yang tertera dalam post it itu, aku langsung teringat akan pembahasanku tadi malam dengan Aksa. Cepat-cepat aku membuka ponselku, siapa tahu ada pesan darinya. Namun, tetap saja sama bahkan belum sempat dia baca tapi di bawah namanya ada tulisan 'last seen today at 06.18 am' yang berarti dia membuka aplikasi whatsapp tapi tidak membaca pesan dariku. Entah disengaja atau memang dia sedang sibuk sehingga tidak sempat membaca pesan dariku. Tapi, kalau memang benar pesanku belum Aksa baca lalu siapa orang yang menyimpan 2 kotak susu UHT dan jelas-jelas itu ditunjukkan untukku. Aksa kamu berhasil membuatku kebingungan. Aku ingin sekali mengirimkan pesan untuk bertanya kepada Aksa apakah dia yang menyimpan 2 kotak susu itu atau bukan, hanya saja kuurungkan niatku. Lebih baik aku menanyakannya secara langsung. Aku ingin melihat ekspresi wajahnya itu.
Aku tidak mau menerima apalagi meminum sesuatu yang tidak jelas asal-usulnya, bagaimana kalau di dalam susu itu ada suatu zat yang bisa membunuhku kapan saja. Tidak ada yang tau bukan? Aku menyimpannya kembali ke bawah mejaku, berniat membawanya lengkap dengan post it yang masih tertempel sebagai bukti ketika aku bertanya kepada Aksa.
Seperti biasa bel masuk sudah berbunyi bertepatan dengan teman-temanku yang baru saja datang. Aku melihat Fian dan beberapa teman sekelasku yang sepertinya anggota GF masuk bersamaan, kemudian di belakangnya terlihat beberapa orang yang tidak asing menurutku. Mereka adalah teman-teman Aksa yang memanggilnya dengan embel-embel 'abang' tetapi aku tidak melihat Aksa diantara mereka. Jangan-jangan Aksa tidak masuk sekolah hari ini, itu yang terlintas dalam pikiranku. Namun, tiba-tiba guru yang akan mengajar di kelasku saat jam pertama masuk, diikuti oleh seorang murid yang tidak memakai pakaian seragam membawa barang bawaan guruku itu, dia hanya memakai celana jeans pendek dan kaos hitam polos. Murid itu tidak lain adalah Aksa. Aku sedikit terkejut melihat penampilan Aksa, untuk apa dia datang ke sekolah tanpa memakai seragam. Kepalaku dipenuhi oleh kebingungan dan aku hanya bisa menduga-duga apa yang sebenarnya terjadi dengan Aksa. Bukan aku saja, semua teman sekelasku terlihat heran melihat penampilan Aksa hari ini.
Pak Topan, guru mata pelajaran geografi yang terlihat tegas namun aslinya santai dan asik kemudian memperkenalkan Aksa, dia menjelaskan bahwa hari ini Aksa tidak akan menjadi murid tetapi dia akan menjadi asistennya seharian karena suatu kesalahan Aksa yang membuat karyanya hancur berantakan tadi pagi. Aksa hanya tersenyum di depan, terlihat bahwa dirinya orang paling spesial diantara semua temanku karena menjadi seorang asisten guru. Meskipun Pak Topan telah menjelaskannya sekilas kenapa Aksa harus menjadi asistennya hari ini, aku tetap mau tau detail kejadiannya seperti apa dan aku tidak sabar untuk bertanya kepada Aksa hingga 2 buah kotak susu UHT yang menjadi masalahku tadi pagi terlupakan.
Aksa duduk paling belakang, aku menghiraukan keberadaannya dikelasku merasa seolah tidak ada orang aneh itu. Namun, Alfie terus berbisik di telingaku "Aksa lihatin lo", hal itu membuatku risih dan konsentrasiku benar-benar hancur kala itu. Bahkan, ketika Pak Topan memintaku untuk membacakan apa saja pendekatan ilmu geografi yang jelas-jelas ada di depan layar proyektor, aku malah sibuk membuka lembaran buku untuk mencarinya sampai beberapa temanku tertawa melihatku ketahuan tidak memperhatikan, termasuk Aksa.
Dua jam pelajaran telah berakhir, aku merasa sudah lolos masuk zona aman. Ketika Aksa akan keluar mengikuti Pak Topan, dia menyimpan selembar kertas yang dia lipat sangat kecil di atas mejaku. Tentunya bukan aku saja yang melihat dia menyimpan kertas itu, ketiga teman baruku juga melihatnya.
"Kalo buang sampah, buang ke tempatnya!" aku berteriak kepada Aksa yang mulai menjauh, namun dia menghiraukan perkataanku bahkan pura-pura tidak mendengar.
"Gue rasa itu bukan sampah deh, Le" ungkap Trixie.
Aku sempat bingung menjawab Trixie apa, karena Trixie dan Raya tidak tahu kalau beberapa hari kemarin aku sudah mengalami kejadian dengan Aksa, kecuali Alfie. Bukan aku tidak nyaman atau tidak percaya untuk bercerita kepada teman-teman baruku itu. Namun, ada beberapa hal yang memang harus diceritakan pada waktu yang tepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spekulasi
Teen FictionAlena seorang gadis SMA yang kehidupannya normal, kemudian berubah penuh spekulasi setelah bertemu dengan seorang lelaki bernama Aksa. Berbagai rangkaian kejadian pun terus terjadi sehingga membuat mereka semakin dekat. 'Tidak ada yang pernah membe...