12. For Raya & Trixie

0 0 0
                                    

Ketika di perjalanan, seperti biasa Aksa selalu berusaha membuka obrolan dengan hal-hal yang cukup random. Ia menanyakan kenapa pecel lele dan nasi goreng kebanyakan buka di malam hari, kenapa lampu lalu lintas harus berwarna merah-kuning-hijau, kenapa zebra cross dinamai zebra, kenapa mobil avanza dan xenia design nya mirip, hingga ia membahas bagaimana kali pertama ia bertemu dengan Fian. Jika disebutkan satu per satu sepertinya cukup banyak dan masih ada lagi, hanya saja saat menulis cerita ini aku tidak terlalu mengingat semua percakapan yang kita lakukan pada hari itu karena saking banyak dan random sehingga aku bahkan sesekali tidak fokus untuk menanggapi obrolan Aksa.

"Al, lo tau ga? kayanya semesta emang sengaja nemuin kita malem ini"

"Dih apaan si lo so puitis banget, semesta semesta segala lagi" jawabku.

"Gue serius. Lo percaya ga kalo gue bilang, gue baru buka hp saat lo bilang motor lo sama Trixie mogok"

"Ga percaya, gimana dong?"

"Iya pada intinya semesta sengaja memberikan petunjuk dan ilham bagi gue biar gue bisa nganterin lo pulang"

"Ih sebel banget deh lo bahasannya" aku menjawabnya seolah menanggapi Aksa yang sedang becanda sembari menepuk pundaknya.

"Gue yakin, ini bukan kebetulan dan gue yakin hari-hari esok gue bakal bisa anterin lo pulang tiap hari"

"Ngarang" jawabku "Eh, btw rumah gue jauh tahu. Nanti bensinnya gue ganti ya"

"Sini deh, lo lihat tuh bensin motor gue masih full. Mau ditaro dimana kalo lo kasih jek makan lagi"

"Jek or jack?"

"Jek bukan jack, nih yang lo naikin bareng gue namanya jek ya"

"Aksa gue beneran ga enak rumah gue jauh"

"Udah diem, si jek juga diem"

***
Sesampainya di rumah, aku berterima kasih kepada Aksa karena dia sudah membantu dan mengantarku pulang malam itu. Kemudian, aku segera masuk ke dalam rumah. Saat itu, mama dan papaku sedang kedatangan tamu sehingga mereka tidak terlalu memperhatikanku di saat aku pulang. Akupun segera pergi ke kamar dan berniat segera mandi untuk membersihkan tubuhku ini. Selesai mandi dan bersih-bersih seperti biasa aku makan malam, tetapi mama dan papaku masih mengobrol dengan tamu mereka sehingga aku makan malam sendiri pada saat itu. Sedikit berterimakasih kepada tamu yang datang malam itu karena berkat mereka aku tidak perlu diwawancarai oleh kedua orang tuaku dan mungkin saja mereka tidak tahu bahwa sebenarnya aku bukan diantar oleh Trixie, melainkan Aksa.

Setelah menyelesaikan makan malamku, aku kembali ke kamar untuk merapikan buku-buku yang harus kubawa besok agar tidak ada yang tertinggal seperti sebelumnya. Teringat skatchbook, jika dipikirkan lagi Aksa selalu datang di saat yang tepat ketika aku membutuhkan bantuan. Memang entah kebetulan atau tidak, tetapi sepertinya benar apa yang dikatakan Aksa bahwa semesta selalu mempunyai cara untuk mempertemukan kami. Tidak lama, ponselku berdering dan menandakan pesan masuk di aplikasi whatsappku.

Aksa :
"Selamat tidur ya Al, gue harap lo ga pernah kesel saat semesta selalu berlaku baik sama gue"

Aku hanya membaca pesan dari Aksa pada saat itu. Namun, aku tidak ingin berbohong saat itu aku merasa senang ketika mendapatkan pesan dari Aksa. Aku juga tidak pernah menyalahkan semesta ketika aku dan Aksa selalu dipertemukan karena orang itu selalu ada di saat yang tepat untuk membantu semua masalah yang sedang aku hadapi kala itu.

***
Dua minggu berlalu, dan hari ini adalah hari-H acara milangkala di sekolahku. Aku sangat excited saat itu karena di pagi hari sekolahku akan mengadakan fun bike terlebih dahulu, karena rumahku yang cukup jauh dari sekolah akhirnya aku memutuskan untuk menyewa sepeda yang disediakan oleh panitia di sekolahku agar siswa/siswi yang tidak memiliki sepeda dapat tetap mengikuti kegiatan funbike.

SpekulasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang