Hari sudah beranjak malam, angin juga berhembus makin kencang membuat Deidara merapatkan jaket yang dipakainya.
Kini dia-dan tentu saja Tobi-sedang ada di sebuah sebuah jembatan yang biasa dilewati oleh pejalan kaki, atau mungkin pesepeda. Jembatan ini bersebelahan langsung dengan sebuah jembatan besar yang ramai dilalui oleh kendaraan.
Terdengar derasnya arus sungai di bawah sana. Deidara kini sedang menatap ke bawah dengan Tobi yang malah berdiri di pembatas jembatan seakan menantang maut."Jadi, apakah kau sebenarnya ada hubungan dengan Uchiha, Tobi?" Tanya Deidara pada sosok Tobi, "Pertama, kau bilang bahwa nama Obito terdengar familiar untukmu. Kedua, kau bilang bahwa Sasuke tidak asing untukmu. Mengingat antara Obtio dan Sasuke adalah saudara sepupu, apakah mungkin kau adalah bagian dari mereka?"
Deidara mencoba mengingat kembali berita yang dibacanya di surat kabar tentang kecelakaan sang aktor. Seingatnya, di dalam mobil hanya ada dua orang, lelaki dan perempuan. Lelaki itu tak lain dan tak bukan pasti adalah Obito, sedangkan si perempuan adalah manajer Obito, dari berita yang Deidara baca seperti itu. Lalu Tobi?
Harusnya ada 3 orang yang mengalami kecelakaan jika memang Tobi ada hubungannya dengan Obito. Atau Obito menabrak Tobi. Tidak. Media mengatakan mobil menabrak pembatas jembatan, bukan orang. Atau mungkin Tobi adalah bagian dari Uchiha yang juga mengalami kecelakaan, tapi berbeda tempat kejadian. Sepertinya tidak juga, karena Sasuke hanya menyebut Obito sebagai kakak sepupunya. Lalu hubungannya Tobi dengan semua ini apa?
Deidara menggelengkan kepalanya pusing, kenapa semua ini sangat membingungkan.
Lama tak ada jawaban, Deidara mengalihkan pandangannya pada Tobi. Sosok itu malah sedang memperhatikan jalanan dengan serius, "Tobi, kenapa tidak menjawab?
"Dei..."
"Hmm..."
"Jembatan ini, Tobi merasa pernah ada di jembatan ini." Ucap Tobi lirih.
"Benarkah? Apa yang kau ingat?" Deidara bertanya penasaran.
"Itu sesuatu yang buruk. Tobi tidak bisa mengendalikannya, lalu menabrak pembatas jembatan. Setelahnya Tobi tak ingat apapun." Tobi memang menceritakannya dengan sedikit keraguan, itu tersengar jelas dari suaranya, tapi Deidara merasa senang. Itu pertanda bahwa semua ini akan terpecahkan sedikit demi sedikit.
"Benarkah?" Deidara bertanya memastikan, yang dijawab anggukan lemah dari Tobi, "Lalu apa lagi yang kau ingat Tobi? Kau dengan siapa waktu itu? Apa ada orang selain kau? Jika iya ada berapa? Satu orang? Dua orang? Lalu kenapa kau bisa kecelakaan? Karena masalah mesin? Rem blong? Atau bagaimana."
Tak ada satupun pertanyaan Deidara yang dijawab olehh Tobi, sosok itu hanya terdiam dengan kedua matanya yang terus memperhatikan jalanan.
"Entahlah, Dei. Tak banyak yang bisa Tobi ingat." Jawabnya lirih, dan tanpa sadar Deidara menghela nafas.
"Ya sudah tak apa. Mungkin lain kali saja." Ujar Deidara sambil berlalu pergi dari sana diikuti oleh Tobi.
Keduanya kini berjalan beriringan dibawah terangnya sinar bulan. Ini sudah hampir larut, dan tak banyak orang yang berlalu-lalang, hanya beberap pekerja kantoran yang berjalan lunglai dengan wajah lelah penuh tekanan, dunia kerja memang kejam. Tenaga terkuras, mental dibabat habis, tapi mau bagaimana lagi, setiap manusia butuh bekerja untuk menghasilkan uang jika ingin hidup.
Deidara jadi teringat bagaimana dirinya dulu ketika pertama kali bekerja disebuah tempat yang dipenuhi orang-orang beracun, membuat dia selalu lelah fisik dan mental, padahal penghasilan yang didapat tidak seberapa. Berbekal keyakinan dan kemantapan hati akhirnya Deidara memutuskan keluar dan bekerja di cafe yang sekarang. Walaupun bosnya itu maniak uang, tapi setidaknya dia dibayar dengan manusiawi, lingkungannya juga menyenangkan membuat Deidara tak harus berkorban mental.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tasokare (Tobi/ObitoxDeidara) END
FanfictionTasokare adalah saat kondisi bukan sore atau malam. Keadaan saat garis dunia menjadi samar dan mungkin bisa bertemu sesuatu yang lain. Semua tokoh yang ada dalam cerita adalah milik Masashi Kishimoto. Penulis hanya meminjam nama dan visual. Tags:...