Chapter 15

32 5 2
                                    





















"Kukira kau tidak akan pulang, sepupu?" Pertanyaan dengan nada sinis itu memasuki telinga Obito ketika dirinya baru saja memasuki rumah.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Obito balik bertanya ketika melihat Itachi duduk di ruang tengah.

Sepupunya itu bertingkan seperti dia adalah yang punya rumah dengan kedua kaki yang naik ke atas meja serta sebelah tangan memegang gelas berisi alkohol. Obito hanya bisa menghela nafas lelah melihat kelakuannya.

"Menunggumu pulang." Jawab Itachi singkat.

"Tidak perlu repot-tepot. Lebih baik sekarang kau pergi dari rumahku." Obito mendudukan tubuhnya di samping Itachi dan mengambil salah satu botol yang masih utuh. Membuka tutupnya lalu meminumnya begitu saja.

Tanpa mempedulikan kalimat pengusiran yang dilontarkan Obito tanpa tedung aling-aling, Itachi kembali mengambil botol minuman beralkohol yang memang tersedia di sana.

Kedua lelaki tampan itu menikmati minuman mereka masing-masing. Hening untuk sementara karena tidak ada yang membuka pembicaraan.

"Ngomong-omong, bagaimana kabar si pirang?"

"Kenapa kau jadi sering menanyakannya?" Bukan menjawab Obito balik bertanyan dengan pandangan menelisik karena sepupunya kini sering memulai pembahasan tentang Deidara.

"Hanya penasaran." Wajah tanpa ekspresi milik Itachi terkadang membuat Obito sebal bukan main.

"Aku memang pensaran. Lebih tepatnya kenapa dia terus membiarkanmu berada di sekitarnya padahal kalian belum lama kenal." Mungkin karena melihat Obito menatapnya dengan pandangan tidak suka Itachi menjelaskan lebih detail tentang apa yang ingin diketahui.

Botol alhokol yang isinya tinggal setengah itu diletakkan di atas meja, "Kau ingat Tobi? Dia bilang bahwa dia bertemu Tobi."

"Tobi nama kecilmu?" Tanya Itachi yang dibalas anggukan singkat oleh Obito, "Apa maksudmu dengan dia pernah bertemu Tobi?"

Obito menghela nafas berat sambil menyenderkan tubuh tingginya pada sandaran sofa. Kedua iris hitam itu menatap langit-langit sendu, "Sulit dijelaskan. Tapi mungkin dia membiarkanku bertindak demikian karena sosok Tobi."

"Bukankah kau benci Tobi? Kau bahkan menghilangkannya dengan paksa. Lantas kenapa sekarang kau diam saja ketika—"

"Hanya sampai dia mengakui bahwa aku adalah Obito." Pernyataan itu membuat Itachi terdiam dan tak melanjutkan kalimatnya, "Bereskan itu dan cepat kembali ke rumahmu."

"Aku menginap—"

"Terserah."






















...
































Jam sudah menunjukan pukul 9 malam dan ini adalah waktunya untuk menutup cafe. Deidara kini tengah mengelap meja dan membereskan kursi sedangkan Hidan—rekan satu shiftnya tengah membereskan dapur.

"Deidara-chan, aku sudah selesai. Pulang dulu, oke." Suara itu mengalihkan pandangan Deidara pada Hidan yang sudah berganti pakaian dengan tas tersampir di bahu kanan.

"Cepat sekali." Protesnya dengan wajah cemberut kesal.

"Aku sedang tidak ingin menebar kebaikan. Jadi, selesaikan pekerjaanmu, Deidara-chan. Bye-bye." Lambaian tangan Hidan itu hanya dibalas senyum iri oleh Deidara.

Kini hanya tinggal dirinya seorang diri di dalam cafe. Bos Kakuzu yang biasanya akan tinggal hingga tengah malam guna menghitung penghasilan hari ini absen karena sedang tak sehat. Cukup meringankan karena tak ada sepasang mata yang akan mengawasi dengan tajam setiap kinerja karyawan dan ancaman potong gaji jika pekerjaannya tidak maksimal.

Tasokare (Tobi/ObitoxDeidara)  ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang