"Jadi, kapan kau akan kembali bekerja?" Pertanyaan dari seorang lelaki berambut gelap itu membuat Obito menghela nafas.
"Juzo. Kau tidak pernah menjenguku dan sekali datang kau langsung bertanya kapan aku akan kembali bekerja. Apa begitu sikap seorang staff agensi?"
Lelaki yang dipanggil Juzo itu hanya mengangguk mengerti lalu mendudukan tubuhnya pada sofa panjang, "Koreksi, aku sekarang adalah menejermu. Dan bukannya tak ingin menjenguk, aku hanya tak punya waktu untuk datang kemari. Berita tentang kau yang kecelakaan menyebar ke seluruh negeri dengan sangat cepat. Belum lagi berita tentang kau yang katanya menjalin hubungan dengan Rin. Itu cukup membuat agensi kewalahan."
Pernyataan Juzo tersebut membuat Obito mengerutkan kening, "Apa? Aku berpacaran dengan Rin? Yang benar saja."
"Itu gosip yang menyebar karena saat kecelakaan Rin ada di mobilmu." Jawab Juzo seadanya.
Media memang jahat. Mereka memang butuh uang, tapi membuat sebuah gosip pada seseorang yang kini sudah terbaring tenang merupakan sesuatu yang membuat Obito tak habis pikir. Apakah tak ada berita lain yang bisa diterbitkan daripada sebuah gosip yang belum benar adanya.
"Aku bisa kembali kedunia hiburan secepatnya, tapi sebelum itu ada yang harus kuselesaikan." Jawabnya final. Dan Juzo tak bisa menolak, lelaki yang baru saja berpindah profesi menjadi menejer seorang aktor itu hanya mengangguk setuju.
....
Rasa sakit diperutnya semakin menjadi-jadi membuat Deidara akhirnya memutuskan untuk kembali ke apartment.
Dengan langkah tertatih, lelaki yang wajahnya kini sudah pucat pasi disertai keringat yang keluar dari pelipisnya itu berjalan menyusuri lorong. Dari kejauhan, sepasang mata biru milik Deidara menangkap pandangan seorang lelaki yang berdiri tepat di depan pintu unit apartmentnya.Siapa?
Batin Deidara.
Sebab dirinya merasa sangat asing dengan perawakan lelaki itu jika dilihat dari jauh. Tubuhnya tinggi, lebih tinggi dari Deidara. Pakaian yang dikenakannya berwarna hitam, dilengkapi dengan sebuah topi yang semakin menambah kesan misterius akan sosoknya yang masih diam disana.
"Mencari siapa?" Tanya Deidara lirih ketika dirinya sudah ada di dekat lelaki itu.
Sosok itu tersentak dan sepasang mata hitamnya langsung bersitatap dengan sepasang mata biru milik Deidara. Bisa si pirang lihat bahwa lelaki itu terkejut akan kehadiran dirinya.
"Kau pemilik dari unit ini?" Pertanyaan itu hanya dibalas anggukan lemah dari Deidara. Rasa sakit diperutnya semakin menyiksa hingga hanya rintihan lirih yang keluar dari bibir pucatnya.
Bruk...
Deidara sudah tak bisa menahan, perutnya sangat sakit membuatnya jatuh terduduk. Bahkan saking sakitnya, Deidara sampai meneteskan air mata.
"Hey, kau baik?" Lelaki itu bertanya panik, tapi Deidara hanya menggeleng lemah sebagai jawaban. Dia tak bisa berkata dirinya baik padahal pada kenyataannya tidak.
"Astaga, kau sakit?" Entah kenapa Deidara seperti bisa merasakan bahwa lelaki itu khawatir bukan main. Padahal mereka tak saling kenal, bersitatap juga baru hari ini seingat Deidara.
Tiba-tiba saja, Deidara merasakan tubuhnya melayang. Lelaki itu menggendong tubuh lemahnya ala bridal dan dengan tergesa berjalan kearah lift. Tak ada bantahan atau apapun dari Deidara. Rasa sakitnya terlalu menyiksa hingga membuatnya hanya bisa pasrah akan membawa dia kemana. Terlebih pikirannya masih tak bisa lepas dari kejadian Sasori yang selingkuh dan Tobi yang menghilang tanpa pamit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tasokare (Tobi/ObitoxDeidara) END
FanficTasokare adalah saat kondisi bukan sore atau malam. Keadaan saat garis dunia menjadi samar dan mungkin bisa bertemu sesuatu yang lain. Semua tokoh yang ada dalam cerita adalah milik Masashi Kishimoto. Penulis hanya meminjam nama dan visual. Tags:...