Pohon-pohon hijau tumbuh lebat di sekitarku berjalan. Tanah pun masih tanah lembap yang masih sama dengan apa yang aku injak sejak tadi berpisah. Hingga saat ini aku belum menemukan tempat yang diarahkan oleh Zeta tadi. Seharusnya jika aku berjalan ke arah ini, aku bisa menemukan daerah padang pasir. Dan didaerah itu ada sebuah rumah yang mungkin adalah rumah yang aku cari-cari.
Bukan bertemu dengan padang pasir, aku malah memasuki daerah berbatu. Tanah berubah agak keras, tumbuhan sudah jarang kutemukan di sini. Meskipun jarang, aku dapat menemukan kumpulan pepohonan dari jarak pandangku. Meskipun jaraknya jauh, aku bisa memastikan bahwa itu hanyalah kumpulan beberapa pohon. Bukan hutan seperti tadi yang menunjukkan biome lain.
Selain itu aku melihat beberapa bukit kecil terbentuk dari kumpulan bebatuan. Bukitnya tidak terlalu tinggi, namun lebih tinggi dari pohon-pohon yang ada di hutan yang sudah aku lewati. Aku berjalan ke arah bukit itu untuk mendaki agar bisa melihat dari sudut pandang yang lebih luas. Mungkin saja aku bisa menemukan daerah padang pasir dari sana.
Aku berjalan mendekati tepi bukit dan menemukan seperti jalan setapak yang dibuat oleh seseorang. Mungkin bukan jalan setapak yang bagus, tapi jelas ini bukan jalan yang terbuat secara alami. Bukit ini cukup curam, mungkin sudah ada orang sebelumnya yang mendaki bukit ini untuk mencari sesuatu dan membuat jalan ini agar bisa naik ke atas.
Jalan setapak yang aku lewati tidak terlalu lebar. Jalannya hanya seukuran satu blok. Jelas tidak muat untuk dua orang berjalan berdampingan. Mungkin akan sedikit bermasalah jika aku berpapasan dengan seseorang ketika sedang berjalan di sini. Jalannya juga dibuat melingkari bukit, jadi akan memakan waktu banyak untuk bisa sampai di atas sana.
Aku sudah berjalan setengah bukit karena jalan yang aku lewati berhenti sampai di sini. Tidak mungkin orang yang membuat jalan ini jatuh kan? Jika jatuh dari sini, jelas orang itu akan mati. Melihat sekitar yang aku temukan adalah lembah yang tidak terlalu lebar. Ketika aku berjalan mendekati bukit ini, aku tidak melihat ada lembah di atas sini, mungkin ini adalah bagian belakang dari sisi di mana aku mulai mendaki.
Dipikir-pikir, tadi baru saja ada kejadian yang sama seperti ini. Dia sedang mencari-cari axenya yang ternyata ada dibalik pohon dari tempat dia berdiri. Aku ingin tertawa ketika melihat itu, tapi agar dia tidak berpikir aku mengejeknya, aku menahan tawaku. Dia bahkan mencari hingga tempat yang tidak mungkin seperti memanjat pohon. Dia orang yang lucu.
Aku berjalan di sekitar lembah mencoba untuk menemukan jalan setapak lain yang bisa aku gunakan. Jika aku tidak bisa menemukan satu pun, aku harus membuatnya sendiri yang mana harus membutuhkan waktu yang lebih lama. Aku sudah berjalan di daerah pinggir lembah, namun tetap tidak menemukan satu pun jalan setapak yang aku bisa gunakan. Yang ada hanyalah gundukan alami yang terbentuk, namun agak sulit untuk menggunakannya sebagai jalan.
"Aaa.."
Tiba-tiba aku mendengar suara dari suatu tempat. Agak samar-samar, namun aku sangat yakin itu adalah suara seseorang. Aku melihat sekitar, tidak ada sesuatu apa pun. Apalagi dengan adanya angin kencang seperti ini, suara yang aku dengan kabur dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Minecraft Virtual World (Hololive id Fanfiction)
Fanfiction[ STORY COMPLETED ] English version: s.id/MVW-EN Sebuah cerita slice of life tentang petualangan Kaela, Kobo, dan Zeta (Holoh3ro) di dunia Minecraft Virtual World. Sebuah dunia yang terwujud berkat teknologi fulldrive. Tapi itu tidak penting, yang t...