Aku berjalan di gua yang sebelumnya aku ceritakan sebelumnya kepada Moona. aku menemukan gua ini ketika sedang menambang di tempat yang biasanya aku lakukan. Aku menemukannya setelah aku menggali habis logam mentah yang ada di sini dan muncul sebuah gua lain di balik lokasi yang aku tambang. Aku sempat menjelajahinya sebentar, tapi karena saking luasnya aku kembali dan menceritakannya kepada Moona.
Aku kaget ketika hari itu dia datang kepadaku. Aku dengar desas-desusnya tentang Moona si pemilik properti kota. Dia memiliki banyak bangunan yang digunakan sebagai fasilitas umum seperti jalan dan pasar. Yang mengejutkan diriku adalah dia sendiri yang mendatangiku, bukan utusannya atau orang lain. tahu lah orang penting selalu seperti itu.
Sejak saat itu aku sering bertemu dengannya, entah untuk melakukan transaksi bisnis atau sekedar bertemu untuk mengobrol. Aku sering mengirimnya bahan mentah karena aku terlalu banyak menimbunnya jadi aku pikir lebih baik untuk menjualnya kepadanya.
Seperti yang aku lakukan sekarang, aku memberi tahu lokasi tambang baru sehingga hasil tambang baru tersebut akan dibagi sebagian untuk diriku sebagai penemu tambang. Biasanya dia akan mengerahkan tim eksplorasi untuk melakukan penjelajahan di tambang baru, tapi entah kenapa dia memanggil mereka berdua, Zeta dan Kobo untuk melakukan eksplorasi tambang.
Aku tidak berpikir dia kehabisan orang untuk melakukan hal tersebut, namun karena dia yang mengatakannya aku hanya bisa mengikutinya saja. Mungkin dia memiliki pemikiran yang lain. seperti biasa aku akan menjadi pemandu untuk tim penjelajah dan mereka berdua sebagai tim pengawal untuk memusnahkan monster yang muncul. Itulah yang biasanya aku lakukan, namun sepertinya karena tim yang berangkat hanya tiga orang aku pasti akan terlibat dalam pertarungan.
Kami sampai pada tempat dulu aku menambang dan pintu masuk dari gua baru. Mulai dari sini adalah bagian di mana kami harus berhati-hati. Aku mengawali masuk ke lubang gua yang sedikit terang itu. karena sebelumnya aku menjelajahinya tidak jauh, jadi aku sudah memasang beberapa obor penerangan.
"Nah, seperti ini Zeta. Jika mau menjelajah gua kita harus memasang obor di sepanjang jalan."
"Ya mau bagaimana lagi. Tadi kita kan tidak ada niatan buat menjelajah gua. Obor itu kan digunakan untuk penerangan terowongan."
Kobo dan Zeta saling bercakap satu sama lain. aku tidak mengerti apa yang mereka bahas.
"Berhati-hati lah. Mulai dari sinilah tempat berbahayanya. Aku belum menjelajahi sampai sejauh ini sebelumnya."
aku memperingatkan mereka karena sudah mencapai titik gelap di mana kemarin aku berhenti. Dengan itu aku mengeluarkan obor dan menancapkannya selagi kami berjalan. Sesekali aku melihat ke belakang untuk melihat keadaan. Mereka selalu dalam keadaan siap jadi aku bisa tenang. Mereka juga kadang-kadang berceloteh tentang sesuatu yang tidak jelas, jadi penjelajahan ini terasa tidak terlalu mengerikan.
Aku tidak merasa iri karena sering tidak dilibatkan dalam obrolan karena aku sudah terbiasa melakukannya sendiri. Aku selalu menambang sendiri dalam waktu yang lama. hanya suara api obor dan suara tumbukan pickaxeku dengan bebatuan yang terdengar. Kadang-kadang juga ada suara monster dari kejauhan namun itu tidak membuatku takut. Aku tahu itu berada di tempat yang jauh, jadi aku tidak takut akan diserang secara tiba-tiba. Jika mereka mendatangiku aku juga bisa segera merasakannya karena suasana yang sunyi membuat sebuah bunyi langkah kaki pun bisa terdengar jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Minecraft Virtual World (Hololive id Fanfiction)
Fanfiction[ STORY COMPLETED ] English version: s.id/MVW-EN Sebuah cerita slice of life tentang petualangan Kaela, Kobo, dan Zeta (Holoh3ro) di dunia Minecraft Virtual World. Sebuah dunia yang terwujud berkat teknologi fulldrive. Tapi itu tidak penting, yang t...