Bab VII Si Gila, Nakal, dan Bodoh

55 3 1
                                    

Jalanan nampak sepi, orang-orang masih jarang berlalu lalang. Toko-toko masih tutup, hanya terdengar kesunyian dan deru angin yang tidak terlalu kencang. Zeta berdiri di sebuah pintu masuk halte yang menghubungkan kota dengan jalan yang ada di dekat rumahnya.

Dia sedang berdiri tanpa tahu kepastian dia akan berada di sana hingga kapan. Dia sedang menunggu teman-temannya – Kobo dan Kaela – yang sudah janjian sebelumnya. Setelah kejadian kemarin mereka saling berbagi kontak teman agar bisa saling berhubungan. Ini seperti kau menjalin hubungan teman di dunia nyata, kau menambahkan kontak orang lain ke list temanmu makan dia akan menjadi temanmu dalam game.

Dengan fitur ini, siapa pun bisa menghubungi seseorang dari jarak jauh melalui pesan singkat asal mereka sudah saling menambahkan kontak. Fitur yang berguna lain juga seperti yang kemarin Moona lakukan kepada Kaela. Dia menggunakan sebuah item khusus untuk melakukan pencarian lokasi terhadap teman yang ada dalam listnya. Dengan begitu Zeta dan lainnya bisa ditemukan dan diselamatkan.

Zeta masih menunggu di depan pintu halte dengan kesendirian. Mereka berencana berkumpul pada pukul 9 pagi, namun karena tidak bisa menunggu Zeta datang lebih awal dari waktu seharusnya. Sesekali Zeta melihat avatar miliknya dan mengecek apa yang ada dalam inventorinya. Yang dia bawa hanyalah beberapa barang standar yang setiap pemain pasti bawa ke mana pun. Seperti makanan dan senjata. Meskipun Zeta hanya berencana untuk berjalan-jalan di kota, dia juga membawa peralatan menambang dan peralatan lainnya.

"Hai Zeta," sapa seseorang dari dalam sebuah halte.

Zeta terkejut karena dia sama sekali tidak memperhatikan apa yang ada di belakangnya. Dia hanya menunggu dan melihat jalan yang masih kosong. Seseorang yang datang tersebut adalah wanita berambut kuning dengan pita merah besar yang mengikat rambutnya. Dia sangat tinggi bahkan kau bisa langsung menemukannya jika bersatu dengan kerumunan orang. Dia adalah Kaela. dia datang dengan Pickaxe ditangannya. Sepertinya dia baru saja selesai dari menambang.

"Hai juga Kaela. kau mengejutkanku."

"Kau datang sangat pagi. Apa aku sudah membuatmu menunggu lama."

"Tidak, tidak. Hanya beberapa menit lebih awal darimu."

Zeta menjawabnya malu-malu. Percakapan mereka seperti seseorang yang berniat ketemuan untuk pergi berkencan. Supaya tidak salah tingkah, Zeta segera mencari topik pembicaraan.

"Ngomong-ngomong kamu dari mana?"

"Tidak seperti yang kamu pikirkan, hari ini aku tidak pergi menambang. Aku barusan dari rumah Moona, dia memberi tahuku hal menarik jika ingin berjalan-jalan di kota."

Zeta hanya tersenyum diam karena dia salah mengira kalau Kaela habis dari menambang.

"Kalau begitu akan asyik dong jalan-jalan kali ini. Selama ini aku pergi ke kota hanya untuk membeli sesuatu. Jadi tidak tahu tempat semacam itu di kota ini."

"Ya, dia memberitahukan tempat yang menarik. Tapi ada yang lebih menarik lagi dari sebuah tempat."

"Apa itu."

"Kamu nantikan saja nanti. Akan aku beritahukan setelah Kobo datang."

Teringat satu orang, Zeta melihat ke sekeliling dan sadar jika dia masih menunggu satu orang lagi. Dia adalah Kobo, anak kecil yang mengaku sebagai wanita dewasa. Tingkahnya masih sering kekanak-kanakan namun dia sangat bisa diandalkan jika pada waktunya. Namun sepertinya dia tidak bisa diandalkan kalau urusan seperti ini. Dia sudah pukul sembilan lebih sepuluh menit. Ini sudah telat dari waktu kita berkumpul.

"Kita tunggu lagi sebentar," kata Kaela sambil mengecek jam.

Dan akhirnya datang juga si Kobo. Dia datang tidak menggunakan kereta bawah tanah melainkan menaiki kuda. Kuda tersebut berlari dengan kencang dan berhenti tepat di depan kami.

Minecraft Virtual World (Hololive id Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang