Bab XIII Rencana Licik

53 3 0
                                    

"Jadi kurangnya satu stack quartz doang?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi kurangnya satu stack quartz doang?"

"Ya, sebenernya ngga sebanyak itu juga sih. Tapi yang lain akan aku simpan buat jaga-jaga."

Aku saat ini sedang meminum teh di sebuah toko yang berada di kota. Aku berdiskusi dengan Ollie yang katanya butuh suply barang untuk memperbaiki rumah Zeta yang diledakkan waktu lalu.

"Iya. Dia minta rumahnya dibuat modern dan warnanya monochrome. Bahan yang lain sudah punya, tinggal quartz saja."

"Ngomong-ngomong di desain ini ada ruangan bawah tanah. Rumah modern biasanya gak ada ruang bawah tanahnya. Buat apa itu?" aku menunjuk blueprint yang terhampar di meja.

"Kaela oh Kaela. kadang ada sesuatu yang lebih baik untuk tidak diketahui."

Meskipun Ollie bilang seperti itu, aku justru menjadi lebih penasaran. Aku juga tidak tahu bentuk dalam dari rumah Zeta karena rumah itu sudah meledak duluan sebelum aku bisa memasukinya.

"Oke. Akan aku siapkan dalam tiga hari. Aku sudah lama tidak masuk ke nether, dan di penyimpananku sepertinya sudah habis."

"Baik. Aku mengandalkanmu. Kesampingkan itu, bagaimana desainku. Baguskan?"

"Ya bagus bagus."

"Berarti bintang 6 ya."

"Ya 8 lah aku kasih."

"Yay."

"Delapan dari seratus."

Seketika tawa semangat Ollie senpai berhenti seperti jam dinding yang seketika berhenti berdetak. Aku bahkan bisa membayangkan suara tek tek dari derikan jarumnya berhenti. Itulah yang aku lihat sekarang. Aku ingin tertawa tapi aku berhasil menahannya.

Begitulah percakapanku dengan para senpai. awalnya kami bertemu untuk urusan bisnis. Seringnya aku memberikan suplai kepada para senpai yang membutuhkannya. Lalu percakapan berubah kepada sesuatu yang acak seperti membicarakan orang lain dan topik tertentu.

"Apa kamu masih ingat orang yang buat toko ramen yang pernah aku ceritakan waktu itu?" kata Ollie memulai gosip.

"Iya. Memang kenapa?"

"Kemarin aku bertemu dengannya lagi. dia membuat terowongan bawah tanah dan membuat salah perhitungan dan membuat lubang di rumahku."

"Lalu?"

"Sama seperti sebelumnya. Aku tidak bisa memarahinya."

"Wow."

"Dia kaya lho. Mungkin juga dia punya perusahaan konstruksi. Kau bisa menjadi supemain mereka."

"Tidak. Dengan ini saja aku sudah cukup."

"Kamu tidak punya jiwa bersaing," katanya mengeluh.

Meskipun itu benar, tapi pekerjaan yang diminta oleh Moona senpai saja sudah membuatku kerepotan. Bukannya aku tidak senang, tapi Moona punya banyak permintaan bahan dariku. Ya, dengan itu aku juga senang hal yang aku lakukan bisa berguna.

Minecraft Virtual World (Hololive id Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang