Rumah Renjun begitu hening hanya
Orang tuanya yang menonton tv lalu , kedua anak mereka dengan kesibukan sendiri.Kini adik Renjun bosan siapa lagi kalau bukan Chenle.
Ia menatap sang kakak yang sibuk nonton drakor.Membosankan, Chenle ingin keluar untuk bermain bersama Renjun. "Kak" panggilnya pada sang kakak.
"Hm?"
"Main keluar yuk lele bosen" Chenle bersikap manis di depan Renjun agar dituruti.
Ketahuilah jika Renjun menonton drakor dirinya tak ingin diganggu.
Bisa bisa kalian akan ditampol.Renjun berpikir sebentar dan langsung menutup laptop. "Ayo!" ajak Renjun menarik Chenle.
Mereka bermain di warnet sembari makan makanan korea.
Apa ini cuma perasaanya? Renjun seakan diawasi seseorang dibelakang.
Sempat dirinya menoleh memastikan tapi wajah itu tertutup masker.
Mengerikan bagi Renjun, apa dia ada salah dengan orang belakang?Renjun mendekat ke Chenle, "dek orang belakang kok kayak ngawasi gw ya" Chenle melepas headset dan menoleh kebelakang. "Yang mana?" tanyanya bingung.
"Ituloh belakang kakak!"
Chenle memperhatikan dengan seksama bahkan dirinya sempat eye contact. "Gak keliatan kak"
"Gw takut le...." lirih Renjun sembari menggenggam lengan Chenle.
Chenle yang kasian akhirnya beranjak meninggalkan warnet bersama Renjun. "Kak dia kayak ngikutin lo gak sih?" tanya Chenle sembari mengemudi.
Tenang umur dia dan Renjun hanya beda 2 tahun jadi wajar Chenle sudah bisa mengemudi.
"Ya mangkannya, gw takut"
"Kenal gak lo dari ciri cirinya?"
"Gak gw gak punya temen le ....." suara Renjun sedikit bergetar mengingat kakaknya memiliki trauma di masa lalu.
"Tenang ok?" Chenle berusaha membuat kakaknya tenang sedikit demi sedikit.
"Trauma lo kambuh?" tanya Chenle memberikan air.
"Ya..." lirihan Renjun hampir tak terdengar Chenle.
Chenle ingat pasti beberapa tahun lalu dimana kakanya ini jadi anak takut berteman.
𝐅𝐥𝐚𝐬𝐡𝐛𝐚𝐜𝐤 🦊🔙
Renjun waktu itu masih kelas 2 SMA dengan kepribadian yang terlalu sabar menurut Chenle sang adik.
"Hm hm hm~" senandung Renjun terlihat senang.
Lelaki di hadapannya adalah crush Renjun sejak kelas 1 SMA. Renjun menepuk nepuk pipinya agar sadar bahwa dia harus piket.
Tapi apalah daya, dirinya malah menatap dalam hingga menghalu.
Anggap saja dia gila asalkan dirinya bahagia.Lelaki itu sejak tadi berusaha menyadarkan Renjun yang terlamun. "Jun ? Injun?"
Renjun tersadar saat namanya dipanggil membuat ia malu tak karuan wajah pun sudah bagaikan kepiting rebus.
"Maaf kak Guanlin!" membuat lelaki bernama Guanlin itu terkekeh sungguh lucu Renjun sekarang.
BRAK
Keduanya terkejut melihat jelas pembully Renjun dihadapan pintu.
Renjun bergetar takut ia dibully habis habisan seperti kemarin.Luka dipunggungnya saja belum sembuh apalagi ditambah hari ini.
Perasaan cemas membuat Renjun tak bisa mengendalikan diri."Wih....injun pas banget loh" lelaki bertubuh tinggi itu menghampiri Renjun dengan senyum jahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENEMY | Norenmin ✅
Teen Fictionby.mawar_wa ig @renj.uniee1 ➠gak suka homo gak usah baca ➠vote boleh tapi juga komen biar gak sepi tuh kolom ➠bxb area ➠lapak norenmin ➠imajinasi author "𝑩𝒆𝒓𝒎𝒖𝒔𝒖𝒉𝒂𝒏 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒅𝒖𝒂 𝒔𝒊 𝒌𝒆𝒎𝒃𝒂𝒓 𝑱 𝒊𝒕𝒖 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓...