14

872 55 0
                                    

Menjelang malam, Renjun ditelpon oleh orang yang selama ini tidak pernah mencarnya selain Chenle yang selalu datang padanya bahkan Chenle sendiri sekarang tetangga apartnya.

📞 : "Hai Renjun, ini papa dan mama. Kamu masih marah ya? papa tau papa salah, maaf Renjun maafkan papa dan mama yang selalu aja buat kamu kecewa, marah dan sedih"

📞 : "Dan kalau kamu butuh apa apa atau mau hukum papa dan mama gapapa. Kami sadar kami salah Renjun"

📞 : "Renjun? Kamu dengerkan?"

Iya, Renjun dengar semuanya dia menangis sesegukan sekarang mendengar kata kata ini saja yang selalu sulit ia dapatkan dari papa dan mamanya dulu.

Dan sekarang ia bisa mendengar itu semua rasanya senang benar benar tidak bisa ia deskripsikan bagaimana sekarang dia.

"Ya, aku denger pa. Aku denger hik"

📞 : "Kamu masih sama Renjun kalau menangis pasti sesegukan sembari sendawa kecil"

"...papa inget?"

📞 : "Kami inget dan selalu inget, jaga adikmu ya? Jangan salah pergaulan apalagi kamu"

"Ya, pa"

Panggilan itu terputus bertepatan dengan Chenle yang masuk ia tau pin apart sang kakak karena dirinya terlalu sering berkunjung. Mau satu apart kakanya tidak mau yasudah ia jadi tetangga.

Chenle sedikit bingung melihat kakaknya menangis, jangan jangan dia benar benar di sakiti si kembar J itu.

Ia mendekat pada sang kakak, "Kenapa kakak nangis? Si kembar itu yang buat?"

Renjun menggeleng lalu mengusap air matanya, "Gak" dengan cepat Renjun menceritakan secara ringkas apa yang membuat dia menangis.

Adiknya tersenyum, karena memang ini yang harus di dapatkan oleh Renjun ia pantas mendapatkan kebahagiaan.

Jadi jangan sampai Chenle melihat kakaknya menangis karena lelaki seperti si kembar J, awas saja nanti kalau mereka seperti yang di pikirkan.

Pukul 5 pagi Renjun sudah di kampus ia ingin sendiri di sekolah untuk menikmati sejuknya angin di kampus saat pagi.

"Sayang, kamu gak dingin apa?"

"Jaemin? Tumben kamu udah dateng jam segini"

"Hehe pengen ketemu kamu aja sih, salah ya?"

Renjun tertawa gemas melihat raut cemberut Jaemin yang berpeluk manja sekarang kepadanya.

"Gak, aku tanya dong kok"

"Nikah mau adat apa nanti?"

Sekali lagi Renjun dibuat tertawa oleh tingkah Jaemin.

"Kapan dare kamu selesai?"

Pertanyaan Renjun membuat Jaemin melepaskan pelukan manja dia dan menatap kaget pada kekasihnya.

Matilah dia, apa sekarang Renjun berniat memutuskan mereka?

Jaemin meraih tangan Renjun segera, sayang si Jeno mengganggu dia yang ingin berkata.

Jeno lelaki itu menatap bingung pada Jaemin yang langsung dibisikan Jaemin bagaimana situasi sekarang ini.

Berakhir keduanya seperti anak kecil yang memegang tangan Renjun masing-masing, mereka menatap penuh binar.

"Haha, apasih? Aku tau kok ini cuma dare tapi aku gak akan ngelepasin si kembar ini dong"

Keduanya melompat kegirangan dan memeluk Renjun begitu erat hingga sang empu merasa sesak.

Renjun sedang menunggu si kembar J pulang mereka berniat pulang bersama sekalian membeli kebetuhan pokok Renjun untuk mengisi kulkas yang hampir kosong.

Keduanya sudah keluar tapi dengan muka penuh cemburu, mereka melihat laki laki yang caper pada kekasih mereka.

Dengan langkah lebar segera menarik pinggang Renjun yang bisa mereka rangkul untuk berdua.

"Waduh maap maap nih, Renjun punya kami hehe kalau masih mau maju lawan kita yang spek idaman mertua"

Laki laki yang melihat pawang Renjun begitu menyeramkan segera pamit pergi begitu saja, nyawa no 1 Renjun no 2 jadi nanti kalau ketemu lagi baru mendekat asalkan tidak ada pawangnya.

"Loh kok pergi ya Jaem?"

"Kebelet eeq kali dia yang, yaudah pulang aja"

"Padahal aku mau mesen kue di dia"

"Di toko lain aja! Nanti dia gatel lagi ama kamu!" omel Jeno tidak terima.

"Tapi kue dia enak banget Jen"

"KAMI YANG BELI JANGAN KAMU DEH" teriak mereka bersama.

"Gak usah teriak segala kalik, udah ah mau ke parkiran aja"

"Loh? Bocil main pergi wae" Jaemin menggelengkan kepalanya setelah berucap seperti itu dan menyusul Renjun bersama Jeno kembarannya.

Sudah beberapa menit dan mereka sudah sampai pada tempat tujuan yaitu rumah si kembar.

Bunda Taeyong menyambut calon menantunya dengan baik membiarkan anaknya begitu saja, nasib calon mertua kalo terlalu sayang calon menantu ya gini. Anaknya sampai dilupakan.

"Renjun mau makan apa? Biar bunda buatin"

"Gak mood makan bun, aku mau diet aja deh"

"Diet diet! Gak! Gak boleh! Ngapain diet kamu aja udah sexy gini?"

"BUNDA IH!"

"Haha mian Renjun"

"Yaudah aku mau gurita yang kemarin deh. Masih ada gak bun?"

"Masih kok sengaja bunda pisahin buat Renjun"

Ah, benar benar mertua idaman sejuta umat.

Renjun terus bercanda tawa bersama bunda si kembar ia memang sangat dekat dengan bunda si kembar ini apalagi bunda Taeyong yang memang sudah bucin pada calon menantunya sejak awal ketemu.

Jadi jangan heran jika bunda si kembar selalu mau menuruti apa kemauan sang calon menantu, karena itu memang kemauan dia sendiri jadi jangan salahkan Renjun anak itu saja jika tidak meminta apapun pasti langsung ditanyakan beribu ribu untuk memastikan apa dia benar benar tidak mau meminta.

Bagi bunda si kembar Renjun tidak meminta apapun bagaikan sebuah bencana besar bahkan setiap harinya ia akan terus bertanya pada Jeno dan Jaemin.

Sudah bucin akut pada calon menantunya apalagi ayah si kembar.



























































𝑩𝒚𝒆!

𝒎𝒆𝒏𝒖𝒋𝒖 𝒆𝒏𝒅? 𝑺𝒊𝒂𝒑?

ENEMY | Norenmin ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang