eight

1.3K 95 3
                                    

Renjun menatap bingung Jeno, "ngomong apa?" tanya Renjun penasaran.

Keduanya nampak ragu berucap bagaimana jika nanti Renjun malah menjauh dari mereka. Tidak. Jangan jangan sudah sejauh ini padahal perjuangan mereka.

"Mm tapi Renjun jangan marah, janji?!" tanya Jaemin memastikan. Hanya ini jalan agar Renjun tidak marah pada mereka.

"Ya....janji" Renjun menyatukan jari kelikingnya kepada jari Jeno dan Jaemin secara bergantian.

Si kembar menarik nafas lalu membuang perlahan. Siap. Mereka sudah siap entah apa yang akan Renjun pikirkan.

Jaemin memeluk Renjun dan Jeno mengelus Renjun. "K-kami cinta lo" ucap mereka bersamaan, Renjun terkejut.

Masih ada rasa takut dihatinya. Sungguh tak bohong. Renjun melepaskan pelukan dan elusan itu, ia tak habis pikir kenapa masih ada saja yang menyukai dirinya yang rusak.

Rusak? Ya, Renjun sudah menganggap dirinya rusak saat dilecehkan para pembully di sekolah dulunya.

Renjun berpikir sesaat, "gw masih takut...." lirih Renjun hampir tak terdengar.

"Kalian gak kayak Guanlin kan?" mata Renjun seketika berkaca kaca ia tidak mau harus mengalami hal sama 2x.

"Gak Ren kami pastiin!" yakin Jaemin dengan tangan seperti 'semangat'.

"Kalo gitu tunggu Renjun sembuh dari ini semua mau?" pertanyaan Renjun sudah pasti mereka setujui. Si kembar tau Renjun pasti ada rasa takut dan trauma.

Mereka mengangguk tidak ingin memperpanjang topik ini. Jaemin duduk disebelah Renjun. Biasa bucin.

Jaemin menatap dalam mata Renjun yang sedang bermain hp, cantik. Jaemin baru sadar Renjun cantik bukan tampan seperti dia.

Tring tring

Suara hp Jeno berbunyi. Jeno mengecek siapa yang menelpon dia ah, ternyata Mark si pengganggu kedua setelah Haechan.

"Apa?"

📞 : "Jeno kenapa lo gak masuk?! Mana lama banget!"

"Elah baru beberapa hari juga!"

📞 : "oh iya gimana dare lo? Kapan selesainya?" suara Mark terdengar menantang di telinga Jeno.

Shit. Jeno baru maju satu langkah saja dia sudah ketar ketir. Apalagi mengajak pacaran Renjun?

Mengerikan.

"Sabar dikit bisa?"

📞 : "iye iye eh btw gimana keadaan Renjun? Echan nyariin dia bikin gw pusing"

"Renjun baik udah ah gw mau ngerawat Renjun juga! BYE" Jeno mematikan sepihak tanpa menunggu jawaban Mark.

Bodoh amat yang terpenting Renjun harus dia jaga sekarang.

Jeno mendekat kearah Jaemin, terlihat Jaemin menepuk nepuk Renjun agar tidak terganggu sedangkan Renjun tertidur nyenyak tanpa beban dosa sekalipun.

"Tidur?" tanya Jeno melihat Renjun.

"Udah tau tidur tanya lagi lo!" ketus Jaemin dengan suara pelan.

Jeno hanya tersenyum bulan ia mengambil duduk sebelah kanan Renjun. Mengelus rambut Renjun, halus. Bahkan rambut Renjun benar benar wangi. Wangi inilah yang membuat Jeno suka mendekat kearah Renjun.

Cinta? Ya, mungkin itu juga walau sedikit bimbang.

Beberapa hari berlalu Renjun keluar dari Rumah sakit. Lega rasanya sudah tak kawatir tentang infus lagi.

"Makan dulu gak jun?" tanya Jeno mengangkat beberapa barang bawaan Renjun.

Renjun menggeleng, ia kenyang dengan makanan rumah sakit. Bahkan dia juga merasa gendutan jadi hari ini diet saja.

Jaemin menatap tajam Renjun. "Makan, lo belum makan Renjun dari pagi tadi..." Jaemin paling tidak suka saat Renjun tidak makan apapun dia takut Renjun jatuh sakit.

"Gak mau...Renjun gendutan tau"

Jaemin menjitak kepala Renjun bisa bisanya tubuh sexy gitu dibilang gendutan. Lagian dimata mereka tetap cantik dengan tubuh apa adanya.

"Palakmu gendut! Makan kata Jaemin lo belum makan kan? Kita makan di resto gw bayar, jangan gak makan gw gak suka, Renjun" omel Jeno yang tak didengarkan Renjun.






































Rumah Renjun nampak sepi ditelpon kedua orang tuanya pun tidak diangkat. Kemana mereka? Padahal Renjun ingin segera tidur.

Renjun takut sendiri dirumah beredar di tv rumah sakit banyak penculikan akhir akhir ini. Renjun bisa saja diculik karena kepolosannya.

Si kembar sedang tolah toleh mencari orang rumah Renjun. "Mau gua temenin?" tawar Jeno mengajukan diri dengan ikhlas lahir batin.

Jaemin tentu tak mau kalah. "Gw nginep boleh gak? Capek nih" modus Jaemin bagus juga. Renjun mengangguk lagian orang rumah tidak ada.

Kalo sendiri, takut.

"Hoaam kalian tidur di ruang tamu juga gak papa"

Si kembar menolak itung itung tidur sekasur dengan Renjun. Mereka memeluk Renjun yang berada ditengah.

"Jen sono!"

"Ogah lo aja sono gw mau meluk Renjun"

"Punya gw! Sono sono" usir Jaemin, risih kalo Jeno mengganggu keromantisan Jaemin kepada Renjun. Pikir Jaemin.

"Punya kita brow" Jeno sebenarnya agak malas bilang 'punya kita" tidak ada cowo yang tidak cemburu saat berbagi.

Jeno dan Jaemin dibuat bingung pagi pagi bagaimana tidak, Renjun hilang entah kemana dia pergi. Dicari keliling rumah tidak ada sama sekali.

Dan akhirnya yang mereka cari muncul dengan kantong belanjaan. Menatap bingung si kembar.

"Kalian ngapain mondar mandir?" tanya Renjun menatap keduanya.

Tanpa aba aba keduanya lalu memeluk erat Renjun. Panik mencari pujaan hati membuat mereka lelah, mengisi energi ke Renjun itu dijamin mantap.

Si kembar melepas pelukan melihat Renjun yang engap. "Gw cariin juga! Kemana aja? Baru sembuh gak usah pergi jauh jauh ada apa apa itu bilang kita" cerewet Jaemin, Renjun menatap malas kearah Jaemin.

Jujur dia tak suka di ceramahi dari dulu sampai sekarang. Apalagi orang yang tak terlalu dekat dengannya.

"Belanja di mini market doang elah deket, jadi gak gw bangunin" polos Renjun, dia tidak mau merepotkan si kembar.



































Renjun bermain hp dia baru dapat notif dari grup keluarganya. Oh, pantes mereka tidak ada di rumah orang pergi ke luar kota bersama Chenle.

Renjun sudah terbiasa seperti ini, memang dirinya disayang tapi kalo urusan liburan atau pergi ke sana kemari dia tidak akan diajak.

Entah apa alasannya Renjun pernah bertanya sekali namun bukan jawaban malah kemarahan tidak jelas. Sakit rasanya.

Hati dia benar benars sakit. Orang tuanya bukan menjenguk malah pergi ke luar kota. Malang sekali hidup dia.



































𝑱𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒍𝒖𝒑𝒂 𝒕𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂𝒍𝒌𝒂𝒏 𝒋𝒆𝒋𝒂𝒌!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝑱𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒍𝒖𝒑𝒂 𝒕𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂𝒍𝒌𝒂𝒏 𝒋𝒆𝒋𝒂𝒌!

ENEMY | Norenmin ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang