Terlihat jelas wajah indah Renjun yang tertidur di hospital bed atau tempat tidur pasien biasanya ada di rumah sakit. Jaemin tersenyum, jadi ini rasanya jatuh cinta? Seru juga.
Sayangnya yang ia cintai kini sedang terbaring lemah tak berdaya di rumah sakit. Sesak rasanya melihat keadaan pujaan hati seperti ini seketika Jaemin dan Jeno berpikir apakah nanti mereka akan menyakiti Renjun juga? Dare dari Mark masih mereka kawatirkan. Bagaimana jika nanti Renjun membenci mereka? Tidak, mereka tidak mau hal itu terjadi. Jika terjadi maka mereka salahkan saja Mark pikir mereka berdua.
Jaemin mengelus rambut Renjun yang berwarna seperti nenek tapasya. "Gw kalah Renjun, gw cinta lo Renjun cintaaaaaaaaa banget" andai Renjun mendengarkan Jaemin walau keadaan seperti itu. Sialnya dia bukan anak yang memiliki kekuatan seperti ultramen.
Atau bukan ultramen? Ah, tidak tau.
Jeno menyondorkan makanan ke Jaemin. Terkejut? Iya lah. Mana masih panas. "Syaland panas banget" Jaemin meringis tangannya kepanasan sekarang.
"Gak panas kata abangnya anget tuh lo aja alay" sinis Jeno untung untung dikasih makanan bukannya terimakasih malah komen.
"Alay palakmu peang! Panas banget gini anget darimana" Jaemin segera mengambil mangkok kosong yang kebutulan disiapkan oleh mereka.
"Tuh tangan gw merah udah kayak muka lo kalo ketemu pujaan hati" perkataan macam apa itu? Seorang Jeno tidak mungkin memerah selain bersama Renjun.
"Pujaan hati siapa?" tanya polos Jeno sudahlah Jaemin cape. Pernah ia menjelaskan tentang pujaan hati itu apa tapi ujung ujungnya Jeno bilang 'gak gw gak ada pujaan hati' kalau gitu kenapa memerah saat ketemu Renjun coba.
Gayanya aja sok cool padahal mah hello kitty. Kadang Jaemin heran mereka kan kembar tapi kok ada aja yang gak ngerti perasaan sendiri sedangkan satunya ngerti.
Sudahlah makin dipikir makin pusing bagi Jaemin. Jaemin mulai duduk yang tak jauh dari tempat Renjun dan memakan sup.
Panas, ia tiup perlahan agar tetap slay. Jangan kayak Jeno langsung disruput aja.
Enak, pengen dibagiin ke Renjun tapi dia lagi pingsan. "Sunyi kalo gak ada Renjun ya Jen" Jeno mengangguk membenarkan ucapan Jaemin. "Iya sepi gak ada yang senyum manis"
"Yeuh...itumah emang kemauan lo doang"
"Emang lo gak?" tanya Jeno menaikkan salah satu alisnya.
"Gw juga sih" Jeno langsung menyentil dahi Jaemin pengen marah tapi kembaran sendiri.
"Jeno Jaemin" panggilan itu membuat mereka tersedak. Suara Renjun tapi dia kan lagi pingsan masa setan? Jaemin menoleh melihat Renjun kebingungan. Malu. Malu banget sumpah ketakutan cuma karena suara.
"Jen ternyata Renjun" Jeno tersenyum bulan. Hancur sudah ke cool an mereka di depan pujaan hati pula. "Eh injun-----maksudku Jun" Jeno ragu menggunakan nama panggilan milik Guanlin. Takut Renjun tak suka.
"Kenapa? Gak apa apa kok kalian pakai panggilan itu" senyum manis bahkan gula pun kalah. Meleleh melihat Renjun pengen di unyel unyel rasanya sama mereka.
"Aigoo" Jaemin tak bisa menahan gemas. Renjun benar benar membuat dia sakit jantung sekarang.
"Jaem laper" muka melas Renjun dengan mohonan siapa yang tak bisa menuruti dia jika selucu ini.
Jaemin mengangguk dirinya mengambil makanan rumah sakit itu didorongnya mendekat ke Renjun.
Jaemin menyuapkan makanan ke Renjun perlahan. Takut pujaan hati tersedak. Jeno hanya menatap sinis '𝘤𝘶𝘳𝘢𝘯𝘨' batin dia melihat Jaemin.
"Ciee udah akrab aja nih yee" bunda dari si kembar masuk. Senang rasanya melihat si kembar akur mengurus menantu manisnya.
"Renjun ada yang masih sakit?" tanya bunda si kembar kawatir. Jujur Renjun tidak kenal siapa dia namun melihat interaksi kedua si kembar sepertinya dia bunda Jeno dan Jaemin.
"Ada sedikit kok tan" gemas melihat menantunya ini mengucapkan 'tan' padahal bentar lagi juga bakal jadi mertua Renjun.
"Bunda aja ya, lagian dijamin saya jadi MERTUA kamu" tekan kata 'mertua' dengan sedikit keras. "Mertua?" Renjun kebingungan mertua apaan mereka kan gak pacaran. Pikirnya.
"Heem Renjun bunda pastiin deh kamu bakal jadi menantu bunda" ucap yakin bunda Taeyong. "Haha bisa aja" Renjun tertawa canggung.
"Bunda......Renjun nanti risih tau!" Jeno menatap was was ke bundanya. Bundanya ini bisa saja keceplosan bilang mereka cinta sama Renjun.
"Cih iya iya!"
Renjun hanya tersenyum tak mengerti apa yang harus dia lakukan sekarang sungguh! Seperti dia nyasar ke keluarga aneh.
Bunda si kembar keluar dia cukup mengobrol seru dengan Renjun. Risih? Tidak. Renjun justru mendapatkan gosip lucu tentang si kembar sok cool tukang bully di kuliah dia.
"HAHA LU PERNAH KECEBUR GOT JEN?! HAHA" ketawa jahat Renjun membuat Jeno malu sudah diduga oleh Jeno pasti bundanya membuat dia malu.
"Lo diem aja deh Jun!" pipi Jeno merona karena malu. Jeno tak mau mengaku bahwa Renjun adalah pujaan hatinya.
Ya karena bundanya, jadi malu gini akhirnya. Nyesel Jeno bilang cinta sama Renjun ke bunda Taeyong.
"HAHA ITEM, BAU , DENGKIL PASTI HAHAH" jleb sakit dikatain Renjun sumpah. Sakitnya tuh disini di hati.
Jaemin cuma ikut ketawa. Dia jadi inget kejadian Jeno nyebur got kayak gimana pengen deh bilang ke Renjun tapi nanti Jeno cepu tentang aib Jaemin yang banyaknya melibihi gedung.
Renjun ketawa ketiwi tanpa tau infus menusuk ke segala arah. Sakit rasanya, gak lagi lagi deh Renjun gini kena azab soalnya. Pikir Renjun di pasangkan infus kembali.
"Injun kami mau ngomong---"
Nyadar gak disini Renjun dikerumunin para semut mehong.
𝐂𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐚𝐮𝐭𝐡𝐨𝐫 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐤𝐡𝐚𝐲𝐚𝐥𝐚𝐧 𝐰𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐝𝐢 𝐛𝐞𝐫𝐢 𝐛𝐮𝐦𝐛𝐮 𝐛𝐮𝐦𝐛𝐮 𝐤𝐞𝐡𝐢𝐝𝐮𝐩𝐚𝐧 𝐚𝐬𝐥𝐢 𝐬𝐚𝐧𝐠 𝐚𝐮𝐭𝐡𝐨𝐫 𝐬𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐜𝐨𝐩𝐲 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐚𝐥𝐮𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐚𝐮𝐭𝐡𝐨𝐫 𝐬𝐮𝐥𝐢𝐭 𝐝𝐢𝐩𝐢𝐤𝐢𝐫
𝐉𝐚𝐝𝐢 𝐭𝐚𝐤 𝐚𝐝𝐚 𝐬𝐚𝐧𝐠𝐤𝐮𝐭 𝐩𝐚𝐮𝐭𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐡𝐢𝐝𝐮𝐩𝐚𝐧 𝐚𝐬𝐥𝐢 𝐬𝐚𝐧𝐠 𝐢𝐝𝐨𝐥 𝐨𝐤𝐌𝐚𝐚𝐟 𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐚𝐝𝐚 𝐭𝐲𝐩𝐨 𝐲𝐚𝐡 𝐦𝐚𝐤𝐡𝐥𝐮𝐦 𝐚𝐮𝐭𝐡𝐨𝐫 𝐤𝐚𝐝𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐚𝐧𝐠𝐬𝐮𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐭 𝐬𝐞𝐭
𝐓𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚 🐶🦊🐰
KAMU SEDANG MEMBACA
ENEMY | Norenmin ✅
Novela Juvenilby.mawar_wa ig @renj.uniee1 ➠gak suka homo gak usah baca ➠vote boleh tapi juga komen biar gak sepi tuh kolom ➠bxb area ➠lapak norenmin ➠imajinasi author "𝑩𝒆𝒓𝒎𝒖𝒔𝒖𝒉𝒂𝒏 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒅𝒖𝒂 𝒔𝒊 𝒌𝒆𝒎𝒃𝒂𝒓 𝑱 𝒊𝒕𝒖 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓...