-Flashback-
Nyonya Oh duduk di kursi yang berada di samping kasur, menatap seseorang yang terbaring lemah di sana. Nyonya Oh menahan tangisnya dan mencoba tersenyum kepada sahabat tercintanya yang sedang kritis, Ibu Hyori. Hanya ada Nyonya Oh dan Ibu Hyori di rumah kecil itu. Hyori sudah pergi terlebih dahalu membeli obat untuk Ibunya sebelum Nyonya Oh tiba sehingga gadis itu tidak mengetahui kedatangannya.
"Hana-ya... senang bisa berjumpa lagi denganmu. Terakhir aku melihatmu di pernikahanku. Sekarang lihat dirimu, kau sangat luar biasa. Kau bahkan menikah dengan Oh Seojun, aku bersyukur dia memang pria yang baik untukmu," ujar Ibu Hyori dengan suara lembutnya yang lirih.
Nyonya Oh tidak bisa lagi menahan airmatanya, namun dia tetap mencoba tersenyum kepada sahabat lamanya itu.
"Aku bisa seperti ini juga karena dirimu. Kau dan Park selalu membantuku di masa sulit, aku bahkan tidak akan bertemu dengan Seojun jika bukan kalian yang mengenalkannya padaku. Dirimu dan Park selalu mendatangkan hal-hal baik padaku, bagaimana aku harus membalas semua kebaikan kalian?"
"Tidak ada yang perlu kau lakukan, bukankah itu yang memang sahabat lakukan? Kau juga selalu ada untuk menemaniku di saat sulit dan kau juga banyak memberiku tawa. Terima kasih telah menjadi sahabat terbaikku."
"Jae Hee, kau akan bertahan kan? Kau pasti akan sembuhkan? Jangan tinggalkan aku, setelah sekian lama kita dapat berjumpa kembali. Kita masih harus mengobrol bersama, tertawa bersama mengingat masa kecil kita."
"Aku juga ingin melakukannya, pasti sangat menyenangkan."
"Tapi kurasa waktuku tidak banyak. Aku sekarat Hana..."
Ibu Hyori tetap berusaha tersenyum walau harus mengatakan hal yang menyakitkan. Tangis Nyonya Oh semakin pecah.
"Apa aku terlambat? Tidak, kau harus bertahan Jae Hee."
"Maafkan aku Hana. Aku sudah mencoba bertahan selama ini demi Hyori. Tapi ternyata terlalu sulit melihat Hyori berjuang keras merawatku dengan kondisinya yang juga seperti itu. Seharusnya aku yang melakukannya, aku yang harus merawatnya, tapi dia... gadis kecilku yang harus menanggung segalanya."
Ibu Hyori yang sedari tadi berusaha bersikap tegar, akhirnya menumpahkan airmatanya mengingat betapa malangnya putrinya Hyori.
"Aku ingin memberikan mataku padanya, agar dia dapat melihat kembali. Ku rasa dia lebih membutuhkannya daripada aku. Aku tidak ingin dia hanya melihat kegelapan padahal dia bisa meraih mimpinya di usianya. Aku harus pergi, agar dia bisa melanjutkan hidupnya."
Nyonya Oh memeluk Ibu Hyori dan mereka menangis bersama. Hingga beberapa saat, keduanya mulai tenang, Ibu Hyori kembali membuka suara.
"Hana, boleh aku minta tolong sesuatu?"
"Tentu Jae Hee. Katakanlah, aku pasti membantumu apa pun itu."
"Tolong jaga putriku, dia tidak memiliki siapa-siapa lagi setelah aku pergi. Hanya itu permintaanku."
"Baiklah Jae Hee. Aku pasti akan menjaga putrimu."
"Bagaimana jika aku menikahkannya dengan putraku? Hanya berbeda dua tahun dari Hyori, dia sudah dewasa dan cukup mapan. Dia juga anak yang baik dan mandiri, tidak pernah mengecewakanku dan ayahnya. Aku yakin dia bisa menjaga Hyori dengan baik dan Hyori tidak akan pernah sendirian."
"Tapi... apa itu tidak apa-apa? Bagaimana dengan putramu?"
"Aku yakin dia pasti bisa menerimanya. Lagi pula Hyori adalah gadis yang sangat manis, cantik dan baik sepertimu. Aku yakin Sehun pasti akan menyukainya. Mereka pasti bisa saling mencintai dan menyayangi nantinya."
YOU ARE READING
Don't Go [Sehun EXO Fanfiction]
Fanfiction"Aku telah jatuh terlalu dalam dengan perasaan ini. Cobalah kamu melihat dan menilai diriku. Jika kau bisa merasakan ketulusan cintaku, cobalah menerima diriku dan belajar mencintaiku. Kau adalah jawaban pada diriku, dan aku tidak ingin melepaskanmu...