Cahaya rembulan mulai meredup tertutup awan ketika kedua kelopak mata Sakura terbuka, pandangannya menatap sekitar kemudian ia membangunkan tubuhnya dari bangku tempatnya terbaring. Sunyi senyap dengan suara hewan-hewan kecil khas malam hari yang ia dengar, tak ada seorangpun di dekatnya saat itu. Wajahnya menghadap ujung gerbang Konoha, ia menatapnya dengan serius. Rupanya ia tak berhasil membujuk lelaki yang sangat ia cintai untuk tetap bersamanya. Kedua sudut matanya seketika basah tanpa bisa ia bendung, ia terus meratapi kepergian Sasuke sampai-sampai aura keceriaannya seolah menghilang dalam sekejap.
Sakura menginformasikan kepergian Sasuke kepada hokage ke 5, Tsunade. Wanita asal klan Senju itu mengutus Shikamaru sebagai satu-satunya Chunin dan terpintar di angkatannya untuk melakukan misi penjemputan Sasuke.
"Cih benar-benar merepotkan" ketus bocah asal klan Nara tersebut.Shikamaru kemudian mengajak serta beberapa rekannya untuk membantunya mencari Sasuke diantaranya Neji, Kiba, Choji dan Naruto.
Saat mereka hendak bersiap untuk melaksanakan misi, tiba-tiba saja si gadis cantik bersurai merah muda menghampiri mereka, ya Sakura ingin turut serta bersama mereka untuk mencari Sasuke, namun Shikamaru dan Naruto melarangnya."Sakura, tugasmu hanyalah membujuk Sasuke agar tidak pergi, dan itu sudah kau lakukan, jadi tugasmu sudah selesai" ucap Shikamaru.
Tetes demi tetes air mata Sakura mengalir tanpa bisa ia tahan, hatinya sakit dan perasaannya tak karuan. Naruto menatap wajah cantik gadis yang sangat ia sukai sedari dulu itu dengan penuh kecemasan, "Sakura chan..." lirihnya seraya memasang raut sedih melihat hilangnya aura keceriaan yang selalu Sakura tampilkan di wajahnya setiap hari.
"Naruto..., tolong bawa Sasuke kembali" pinta Sakura dengan penuh harap.
Melihat air mata Sakura membuat hati bocah lelaki berambut pirang itu merasa sangat sakit, yang ia inginkan hanyalah keceriaan dan kebahagiaan Sakura kembali seperti sebelumnya.
"Aaaahhhhh rupanya Sakura chan sangat menyukai Sasuke" ucap Naruto sambil memasang lengkungan senyuman terpaksa, "jangan khawatir, aku pasti akan membawanya kembali, itu adalah janjiku seumur hidup padamu. Aku sudah memutuskannya karena inilah jalan ninjaku" lanjutnya yang semakin yakin akan tekadnya.
Entah apa yang Naruto rasakan, namun nampaknya perasaan semangat, senang, sedih dan sakit bercampur aduk menjadi satu. Bagaimana bisa ia menyeimbangkan antara rasa cinta dan persahabatannya agar berjalan mulus, ia sangat menyukai Sakura semenjak lama, namun Sakura begitu menyukai Sasuke, sahabat sekaligus saingannya di tim 7. Ketika Sasuke ada, ia selalu merasa cemburu dan tersaingi dalam merebut hati Sakura, sementara kepergian Sasuke justru membuat Sakura merasa sedih, dan ia sangat membenci itu, ia membenci melihat kesedihan di wajah gadis pujaannya.
Pada akhirnya iapun berjanji untuk membawa Sasuke pulang dengan mempertaruhkan nyawanya, demi kebahagiaan gadis pujaannya, toh sekalipun Sakura tak meminta, ia tetap akan membawa Sasuke pulang, karena walau bagaimanapun ia adalah sahabatnya.
Mereka berlima pergi meninggalkan Konoha dengan pimpinan tim ditangan Shikamaru, ia mengatur strategi selama menjalani misi.
Malam itu, cuaca tampak sedikit mendung, Sakura memandang langit suram dengan cahaya redup rembulan dari jendela kamarnya, "Sasuke kun, kau dimana?, apa kau menyerahkan dirimu kepada Orochimaru?" Ujar Sakura sambil menatap foto tim 7, "cepatlah kembali" katanya.
Sementara itu, Sasuke yang baru saja dibawa oleh para pengawal Orochimaru langsung diberikan obat penambah stamina agar segel kutukan yang menempel di pundaknya meningkat menjadi tahap ke 2.
Ia berjalan agak sempoyongan setelah sampai di goa persembunyian Orochimaru, ia diantar ke dalam kamarnya, bukan kamar mewah melainkan sebuah ruangan gelap yang tampak menyeramkan dengan pencahayaan lilin kecil di dekat sebuah tempat tidur terbuat dari batu.
"Ohhh ini kamarku...." gumamnya sambil berseringai, kemudian ia membaringkan tubuhnya melepas lelah sekaligus beradaptasi dengan tempat tinggal barunya.Ia menatap langit-langit batu dengan pikiran kosong, bayangan kejahatan Itachi menyelimuti sanubarinya, seorang kakak yang semenjak dahulu ia hormati,kagumi dan begitu ia sayangi dengan tega menghabisi seluruh keluarganya bahkan seluruh klannya dengan cara yang keji.
Segala kehangatan keluarga seketika lenyap dalam hidup Sasuke pada malam berdarah itu, rasa percayanya terhadap cinta dan kasih sayang sudah sirna dan tak ingin merasakannya kembali. "tunggu aku menjadi lebih kuat darimu, aku berjanji bahwa kau akan mati di tanganku, Itachi" ucapnya seraya mengepalkan kedua tangannya.Namun beberapa saat kemudian bayangan tim 7 menyerang pikirannya, kehangatan mereka sepertinya mampu mengimbangi perasaan benci yang sudah mendarah daging dalam hatinya, ia segera menggubris pikiran itu, ia tak ingin rasa pedulinya pada tim 7 menghalangi niatnya untuk balas dendam.
Tapi si gadis bersurai merah muda itu terlihat cantiiiiik sekali dalam bayangannya, ia tampak tersenyum manis padanya, kemudian senyuman itu berubah menjadi tangis, ya Sakura menangis karenanya. Entah mengapa ia selalu merasa tak suka melihat air mata Sakura, itu membuat hatinya tercabik-cabik.Sasuke segera mengalihkan lamunannya, "aahhh gadis menyebalkan itu selalu mengganggu pikiranku" gumamnya kemudian menggerakkan tangan kanannya ke dalam saku celana pendek yang dipakainya, ia terlihat mengambil sesuatu dari dalam. Uchiha bungsu itu lantas memandangi sehelai rambut merah muda yang sempat ia cabut dari kepala Sakura ketika ia hendak meninggalkan Konoha, "maaf aku mengambilnya tanpa permisi" katanya dengan memasang wajah dingin seraya mengecup sehelai rambut itu kemudian menaruhnya dalam sebuah kain kecil yang sudah disulam, lalu ia simpan kembali ke dalam saku baju yang ia pakai sebelum ia terlelap ke dalam mimpinya.
To be continue.....
KAMU SEDANG MEMBACA
The Light of Uchiha
Fiksi Penggemar(Sasusaku) Rasa dendam yang menggebu - gebu dalam hati dan fikiran Sasuke terhadap kakak kandungnya Itachi telah memaksanya untuk segera pergi meninggalkan Konoha demi menimba kekuatan dari Orochimaru sebagai bekal untuk membunuh satu - satunya kelu...