Terik mentari cukup hangat, udara terasa bersih hingga terasa sehat untuk dihirup ditengah banyaknya warga yang berdatangan ke rumah sakit Konoha, banyak dari mereka adalah Shinobi yang terluka selepas menjalankan misi di luar 5 negara besar, bahkan tak sedikit pula Shinobi yang berasal dari luar Konoha hanya untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik. Mereka percaya bahwa rumah sakit Konoha sudah diakui sebagai yang tercanggih dari desa lainnya. Apalagi para ninja medisnya sudah terkenal dengan kecantikannya, menambah semangat para Shinobi untuk mengantri diobati.
Sakura dan Shizune menampung para pasien di ruang rawat inap, mereka bergantian memeriksa para Shinobi yang cedera, ada pula yang datang karena mengalami sakit parah. Sementara itu Tsunade melakukan operasi berat pada sejumlah pasien, Sakura turut membantunya melakukan tindakan medis paling berat.
Sebagai murid Sannin yang sudah mampu membangkitkan Byakugou, Sakura sudah mencapai ilmu medis tertinggi yang melampaui gurunya, Tsunade.Kunoichi merah muda itu terlihat tengah menulis beberapa resep di ruangannya, beberapa saat kemudian 2 orang pria mengetuk masuk ke dalam meminta untuk diperiksa Sakura.
"Silahkan masuk!" Seru Sakura sembari berdiri mempersiapkan sebuah kasur untuk memeriksa pasien.
Kedua pria itu tampak merona ketika melihat wajah cantik Sakura, " Konichiwa dokter..." celetuk mereka yang kemudian dipersilahkan duduk di kursi pasien. Wanita bermarga Haruno itu tak terlalu memperhatikan wajah kedua pasiennya karena hari ini cukup melelahkan dengan menangani sejumlah pasien yang sangat banyak, yang ia pikirkan hanyalah tempat tidur di kamarnya, ingin sekali ia membaringkan tubuhnya di sana.
Salah seorang pria itu memandangi wajah cantik Sakura dengan penuh cinta di wajahnya, "dokter, kau masih ingat aku?" Tanya nya.
Sakura menoleh kemudian menyipitkan matanya, ia mencoba mengenali pria itu namun tak mendapat jawaban, "akhhh aku sepertinya kelelahan, jadi aku sedikit lupa dengan beberapa orang yang pernah berinteraksi denganku, hehehe" katanya.
"Aku Moria, orang yang pernah anda rawat sekaligus memberimu surat cinta saat perang dunia ninja ke 4 berlangsung dan ini temanku Kazuna, orang yang juga pernah anda rawat ketika itu" jelas Shinobi asal Iwagakure itu.
Sejujurnya, Sakura tidak terlalu mengingat siapa saja pasiennya ketika itu, mengingat ia telah mengambil alih rumah sakit kala Tsunade ikut maju pada garda terdepan karena beliau memiliki Byakugou sementara Sakura belum pada saat itu. Lagipula pasiennya tidak terhitung karena saking banyaknya, namun ketika ia mengatakan bahwa pria itu pernah memberinya surat cinta, ia baru mengingatnya, bahkan Sakura juga ingat bahwa pria itu pernah muncul dalam genjutsu yang diberikan Sasuke padanya.
"Ohhh, aku ingat, bagaimana kondisimu sekarang?, coba ku periksa dulu" ungkap Sakura.
Moria memandanginya lama sekali, ia belum memalingkan pandangannya dari wajah Sakura, "dokter, boleh ku bertanya?" Celetuknya.
"Boleh, memangnya kau mau bertanya soal apa?" Tanya Sakura.
"Sebelumnya aku memohon maaf jika lancang, ketika aku memberimu surat, anda mengatakan sudah mempunyai seseorang yang anda cintai, tapi apakah anda sudah bersama dengan lelaki yang anda cintai itu saat ini?, ataukah anda masih sendiri?" Moria bertanya dengan harapan Sakura masih menjomblo.
Sakura menghentikan kegiatannya sejenak, wajahnya sedikit kesal dengan pertanyaan sangat pribadi itu, namun ia mencoba menurunkan rasa kesalnya, "hubunganku dengan lelaki yang ku cintai berjalan baik" jawabnya.
Moria sedikit menahan nafasnya, tampak jelas di wajahnya seperti orang yang kecewa tertahan, "ohh anda sudah dekat dengannya yah" katanya.
"Sangat dekat" ujar Sakura sembari mengalirkan cakra ke tangan Moria, sementara itu Kazuna masih memperhatikannya, ia masih ingat bagaimana tulus dan lembutnya Sakura ketika mengobatinya di medan perang, sampai-sampai ia tampak tersenyum setiap kali Sakura menolongnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Light of Uchiha
Fanfic(Sasusaku) Rasa dendam yang menggebu - gebu dalam hati dan fikiran Sasuke terhadap kakak kandungnya Itachi telah memaksanya untuk segera pergi meninggalkan Konoha demi menimba kekuatan dari Orochimaru sebagai bekal untuk membunuh satu - satunya kelu...