[[SDYS]] 2

115 11 0
                                    

Halooo balik lagii mweheehehe. Gimana kabar kalian. Cerita ini hanya karangan saya. Jadi cerita ini bukanlah sejarahnya asli. Karena saya juga kurang tau aslinya seperti apa. Hehehe. Semoga terhibur dan suka cerita saya.

                      Happy reading
       
                                  .
   
                                  .

                                  .

♛┈⛧┈┈•༶
"Maaf sebelumnya jika saya lancang adalah diantara kalian yang memiliki kain yang masih utuh?? Jika ada bolehkah saya memilikinya".
______________________________________

Naya diam sejenak mencerna dengan apa yang sebenarnya telah terjadi dan dimana dia sekarang. Dalam hatinya muncul seribu pertanyaan. Dimana dirinya siapakah mereka mengapa pakaian mereka seperti itu. Tidak berjilbab seketika ia melihat sekujur tidak tubuhnya. Ia menyentuh kepala nya dan ia baru sadar bahwa dirinya juga sedang tidak menggunakan jilbab.

"Adakah yang memiliki kain bolehkah aku minta kainnya" Tanya naya.

"Kamu ini bagaimana bangun bangun minta kain tumben" Jawab salah satu emban.

"Sudahlah, ini aku ada, aku kurang suka warnanya jadi untukmu saja ini". Syukurlah naya tertolong.

"Wahh terimakasih banyak

Naya bangkit dari tidurnya dan berhenti ketika tepat di depan pintu.

" Ohh ya ini dimna ya? Adakah yang bisa menjelaskan pada saya" Ucap naya.

"Dasar tidak tau diri sudah menyusahkan banyak orang mana bangun bangun minta kain gajelas" Ucap emban tadi sdikit emosi.

"Sudahlah mbak"

"Sudah??? Ha gimana ga bisa dia anak baru disini tapi sudah berbuat seenaknya"

"Yasudah saya duluan terimakasih banyak assalamu'alaikum"

"Ehh dia bilang apa? "

"Mungkin seperti ucapan perpisahan atau semacamnya"

"Lantas bagaimana menjawabnya? "

Diantara mereka tak ada yang tahu bagaimana menjawab salam tersebut karena memang mereka beragam hindu dan pada saat itu islam belum ada di masa itu.

Naya begadang untuk menyelesaikan baju yang ia buat dan ia jahit sendiri. Naya memang bisa menjahit karena ia ikut kursus cukup lama. Jadi ia berusaha sebisa mungkin menyelesaikan bajunya. Jika tidak ia akan menggunakan baju yang aneh itu. Ia berhasil menyelesaikan bajunya 2 hari 2 malam. Saat itu pula ia tak keluar kamar. Meski begitu ia tetap menjalankan tugasnya sebagai emban/dayang di sana.

"Akhirnya selesai juga, dan aku tidak perlu menggunakan baju itu, aku cuma punya gamis satu satunya, atau nanti kalau sudah bayaran aku beli kain saja dan menjahit lagi

Ide cemerlang pinter kamu naya naya" Ucap naya pada dirinya sendiri.

Begitu bajunya selesai naya langsung mengenakannya barulah dia percaya diri untuk keluar. Di setiap ia berjalan nampak orang yang membicarakan dirinya lantaran pakaian yang dipakainya berbeda dengan mereka.

"Kirain bakalan jadi putri apa apa kek, lah ini malah jadi emban, mana si emban paling tua itu galak. MC lain kalo kelempar ke dunia lain jadi tuan putri, permaisuri atau jadi pasangannya orang orang penting lah aku cuma jadi emban nasiblah sudah hufftt" Keluh naya.

Tak lama kemudian banyak para emban memgerubunginya dan bertanya padanya.

"Hei baju aneh apa yang kamu pakai"

"Inilah gamis" Ucap naya tegas sembari menunjukkan bajunya.

"Pftttt hahhahhahah" Banyak orang yang menertawakan nya.

"Di suatu saat nanti akan ada orang berpakaian seperti ini lihat saja nanti"

"Bualan kosong macam apa yang kamu ucapkan mana ada hal seperti itu"

"Lalu mengapa kamu memakainya, ehh dengar dengar apakah ia akan menjadi seorang pembual hahahha"

Tawa dari mereka semakin keras. Benar benar riuh kala itu. Naya tidak peduli dan terus berjalan karena pakaian yang ia kenakan itu sudah benar. Merekalah yang aneh. Kata kata itu terus berputar di otak naya sejak tadi.

Kali ini naya pergi mengambil buah buahan di kebun kerajaan. Banyak pula yang menatapnya dengan tatapan aneh. Ada juga yang membicarakan nya sembari tertawa. Mereka pikir naya sebodoh itu mereka pikir naya tak tau apa yang mereka bicarakan. Jawabannya salah naya mengetahui sekali apa yang mereka maksud. Tapi ia tetap tidak peduli dan terus melaksanakan tugasnya.

Bahkan ketika sampai naya ke pasar. Ia juga mendapat perlakuan yang sama pula oleh orang orang disana. Entah itu pedangan pembeli atau siapapun. Karena ia merasa sangat risih. Akhirnya naya memutuskan segera kembali ke kerajaan.

Saat naya membersihkan bagian kamar Sang putri. Ia tak sengaja bertemu dengan Prabu Baka. Prabu Baka adalah ayahanda dari roro jonggrang.

Brukkk

"Nuwun sewu yang mulia saya tidak sengaja"

"Iya tidak apa apa siapa namamu"

"Naya yang mulia maafkan saya jangan hukum saya saya mohon" Mohon naya dengan mengatupkan kedua tangan dan matanya yang terpejam.

"Saya tidak seenaknya menghukum orang lain". Balas prabu baka.




Udah dulu ya temen temen. See you next time. Semoga suka. Maaf kalau masih berantakan. Jangan lupa vote komen komen juga boleh. Terimakasih yang udah baca.

  **✿❀Wassalamualaikum❀✿**

[Time Travel] Siapakah Dirimu Yang Sebenarnya?? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang