[[SDYS]] 14

38 3 0
                                    

  Assalamu'alaikum,MasyaAllah tabarakallah bagaimana kabar semuanya. Maaf nih penulis luamaaa banget up nya. Banyak kegiatan dan urusan. Terimakasih yang sudah support penulis gaje dan sok akrab ini. Sudah ya segini aja. Jan lupa vote, komen ditunggu yaaawwww

                      Happy reading
          
                                  .

                                  .

                                  .


'Pria di hadapan ku ini adalah pembunuh ayahanda, tidak akan kumaafkan' ucapku dalam hati.
______________________________________

♛┈⛧┈┈•༶

 Senja kala itu menjadi saksi, perjanjian dua putra putri Mahkota keraton. Ia beranggapan Sang Prabu dari Peningging mustahil menyanggupi permintaannya. Dengan wajah cerah roro jonggrang kembali.

"Astaghfirullah ayu, kemana saja, ya allah terimakasih" Ucap naya.

Para emban lain pun ikut bahagia melihat ayu nya kembali.

"Tenang naya, aku akan baik baik saja" Ucap roro jonggrang dengan tersenyum.

"Ayu tidak pergi ke keraton baka kan?
Ayu tidak bertemu Prabu yang menyebabkan peperangan ini kan?" Tanya naya penasaran.

"Apa maksud ucapanmu itu bandung bondowoso" Jawab roro jonggrang.

Jderrrrrrr

Bagai petir menyambar, tiba tiba saja naya terduduk lemas, ia benar benar cemas sampai wajahnya terlihat pucat. Cairan bening nan asin jatuh dari matanya.

"Kenapa.......
Kenapa ayu harus bertemu dengannya....... " Ucap naya.

"Naya tenang, memangnya kenapa jika diriku ini bertemu dengannya" Tanya roro jonggrang.

Naya terdiam sesaat. Dadanya terasa sangat sesak. Isakannya mulai terdengar jelas, membuat bingung seluruh orang orang di dekatnya.

"Jika sampai ayu bertemu hiks dengannya maka hiks hiks..... " Naya tak kuasa melanjutkannya, ia malah menangis.

"Kenapa naya, jangan membuatku takut seperti ini, ada apa? " Tanya roro jonggrang cemas.

"I-itu artinya......kita tidak akan pernah ber-temu la...... gi" Ungkap naya. Semua orang terdiam. Apa maksud naya?, apa maksudnya tidak akan pernah bertemu lagi?.

"Naya aku-" Belum selesai berbicara, tiba tiba saja naya langsung memotong.

"Aku tahu ayu pasti sudah melakukan persyaratan itu bukan, kenapa ayu kenapa?
Bukankah sudah ku katakan jangan pergi kemana pun, tunggu saja aku pulang. Sekarang rencanaku untuk menyelamatkan ayu berantakan. Kenapa ayu?" Lanjut naya.

"Bagaimana kau bisa tahu aku mengajukan persyaratan....
Tenang naya aku yakin dia tidak akan pernah bisa menyanggupi persyaratan ku, itu sangat mustahil,aku memintanya membuatkan ku seribu candi dalam waktu semalam saja, dengan begitu aku yakin dia tak akan bisa memenuhinya, percayalah padaku" Jelas roro jonggrang.

"Tidakk ayu, dia bisa melakukannya, bahkan dia melakukannya dengan sangat mudah, sudahlah semua sudah terlanjur" Pasrah naya.

Roro jonggrang diam merenungkan apa yang telah dibuatnya hari ini.

                               ***
  
 

"Menikahlah denganku wahai pujaan hatiku" Ucap bandung bondowoso.

'Bagaimana ini, mana sudi aku menikah dengan orang sepertinya,dasar tidak tahu diri, kau sudah membunuh ayahanda ku, dasar benar benar tidak tahu diri' batin roro jonggrang.

"Buatkan aku seribu candi dalam waktu semalam saja, pekerjaanmu ini harus selesai saat fajar mulai tampak, aku tidak mau menerima berbagai alasan, candi ini harus selesai tepat pada waktunya" Ungkap roro jonggrang, tanpa menoleh ke arah bandung bondowoso sedetik pun.

"Baiklah, apapun akan kulakukan untukmu cintaku, tunggu saja" Balas bandung bondowoso.

Dan setelah itu pun roro jonggrang segera kembali menemui naya dan yang lainnya.

                              ***

Dinginnya semilir angin tak merubah sedikit pun perasaan naya saat ini. Tengah malam ia terbangun dan memilih untuk mencari angin. Tak lama naya duduk termenung, terdapat seorang pemuda ikut duduk disamping nya.

" Naya kamu tidak tidur?, ini tengah malam loh,
ada apa, ceritakan saja padaku" Ucap bondan.

"Ayu bertemu dengan bandung bondowoso bondan" Jawab naya.

"Aku gagal lagi bondan, rencanaku hancur berantakan, aku... " Lanjutnya.

"Naya tenanglah, aku yakin semua akan baik baik saja, kita pasrahkan saja pada Sang pencipta" Ucap bondan.
.............

"Naya tahu tidak bedanya kamu dengan rembulan"

"Apa"

"Rembulan itu menyinari gelapnya malam, sedangkan kamu menyinari hatiku hahahahh" Ucap bondan dengan tawanya.

"Aku bukan bulan bondan, aku manusia, dari siapa kamu tahu begituan" Ucap naya datar.

"Mungkin karena aku terbiasa bergaul denganmu, oh ya tipemu itu yang bagaimana kira kira" Ucap bondan.

"Yang benar benar tulus mencintaiku, kenapa" Jawab naya.

"Bagaimana jika orang itu adalah aku" Ucap bondan serius.

"Lupakan saja"
"Apa? "
"Ya lupakan saja bondan, kita tidak akan pernah bisa bersama-"
"Tapi jika aku meminta dengan berdoa aku yakin pasti bisa naya"

"Bondan cukup, aku pusing jangan menambahi ku"
Lagi lagi naya diam termenung saja.

"Padahal aku sudah membayangkan" Ucap bondan.

"Membayangkan apa? " Malas naya.

"Membayangkan anak anak kita nanti" Jawab bondan tanpa perasaan bersalah

"Ehhh kurang asem kamu ya, emang minta digebuk". Dan mereka pun berakhir dengan kejar kejaran.

Terkadang terlintas dalam pikiran bondan, mengapa naya selalu mengatakan bahwa mereka tidak akan pernah bersama. Padahal belum tentu kan. Jadi, siapa dia yang sebenarnya (naya).















Segitu dulu ya, see you next chapter, bye byeee, muachhh semua. Boleh kok kalau mau komen komen sama vote juga boleh, mau follow follback boleh banget. Sudah ya. Wassalamu'alaikum(ू•ᴗ•ू❁).

[Time Travel] Siapakah Dirimu Yang Sebenarnya?? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang