[[SDYS]] 9

66 9 0
                                    

Assalamu'alaikum gaesss. Gimana kabarnya. Maaf nihh lama ngilang heheh. Oh ya penulis seneng banget pembacanya makin tambah. Makasih semuaanyaaa. Oh ya langsung aja ya. Tenang kok insyaallah konfliknya ga berat. Udahlah penulis bingung mau gimana lagi, soalnya bahagiaa liat pembacanya yang makin banyak.

                     Happy reading
                                  .
                                  .
                                  .
                                  .

"Kalian tidak ada bukti yang jelas kan, begini saja dia akan saya bawa lagipula dia teman putri saya" Jelas Sang Prabu. ___________________________________

♛┈⛧┈┈•༶
Pagi yang cerah. Naya sangat bersemangat hari ini, karena Sang Ayu sedang sangat senggang sehingga dapat bersama dengan naya. Apa ya kira kira kegiatannya.

Huahahhaah kegiatan hari ini memasak. Memasak ala ala mereka berdua ( naya & Ayu ). Dan kali ini sesuai saran naya mereka akan membuat pangsit. Meskipun roro jonggrang kurang paham apa itu ia tetap memilih mengikuti ide naya.

"Naya, aku gabisa" Keluh roro jonggrang.

"Ayu pasti bisa sini naya bantu

Naya mengajari dengan sangat sabar. Roro jonggrang pun memperhatikan nya dengan seksama tiap langkah langkahnya.

Akhirnya setelah melewati berbagai hal. Mulai dari tepung yang tumpah, adonan yang kocar kacir dimana mana. Membuat dapur yang mereka gunakan sedikit berantakan. Dan kini mereka selesai memasak dan mulai mencicipinya.

"Enak, pandai ya kita buatnya" Ucap roro jonggrang sambil tersenyum.

"Iya masyaAllah ga nyangka perjuangan kita" Balas naya.

"Sayang sekali buatanku belum serapih dirimu naya" Lanjut roro jonggrang.

Karena merasa masih banyak mereka memutuskan untuk membagikannya ke yang lain. Alangkah bahagia nya melihat mereka yang tersenyum karena makanan pemberian naya dan roro jonggrang. Bukan hanya pangsit biasa, namun juga ada pangsit yang diisi dengan bakso, diisi dengan isian lainnya. Intinya bermacam macam.

Ternyata pangsit pangsit itu masih jadi disimpan dulu sementara. Mereka kembali menghabiskan waktu bersama. Naya sedikit menceritakan pengalaman nya dan roro jonggrang mengajari naya banyak hal juga. Hubungan mereka semakin dekat. Dari awal roro jonggrang menganggap naya teman atau bahkan adiknya sendiri bukan sembarang emban pribadi. Tapi berbeda dengan naya sejauh ini banyak orang orang baik yang menerimanya. Ia sangat bersyukur dengan segalanya, ia tak bisa membayangkan jika suatu saat mereka terpisahkan dan semua ini berakhir.

Setelah seharian menghabiskan waktu bersama. Akhirnya mereka memutuskan menyudahi saja. Mengingat berbagai hal menyenangkan hari ini benar benar tak akan pernah bisa dilupakan. Ingin rasanya hari ini diulang dan menghabiskannya bersama lagi.

Malam pun tiba, naya baru ingat pangsit yang dibuatnya tadi masih. Ia pun mengambil kemudian memanaskannya sebentar dan dibawanya pangsit tadii untuk menikmati ketenangan malam.

Tak lama naya menikmati malam. Tiba tiba datang bondan.

"Kukira siapa ternyata kamu, oh ya kamu suka melihat bintang, langit bulan kamu suka malam? " Tanya bondan.

"Jika aku merindukan sesuatu biasanya aku lebih memilih menikmati udara luar" Terang naya.

"Ohh seperti itu rindumu sudah sangat ya" Lanjut bondan.

"Bentar bicara mu kok jadi kayak aku dasar tukang potokopi berbagai kata absurd kamu terlalu banyak main denganku jadinya ketularan"

"Aku berusaha mengerti dirimu. Akhir akhir ini aku sering lihat kamu murung jadi aku berusaha mencari tahu soal itu, apa kelewatan sungguh tidak sopan"

"Makasih ya terharrruuuu bondan baik"

Muncul semburat merah di pipi bondan. Sungguh perkataan naya barusan membuat jantungnya tidak aman. Rasanya ingin sekali bondan memeluknya tapi pasti itu tidak lah sopan apalagi ia seorang bangsawan. Sudah lupakan tentang bangsawan nya.

"Kamu mau pangsit tadi aku membuatnya dengan ayu" Tawar naya.

"Apa itu tapi aku akan mencobanya-
Aku rela melakukan apapun untukmu" Kemudian ia mengucapkannya pelan takut naya mendengar nya. Bagaimana pun ia sama seprti beberapa bangsawan lainnya yaitu gengsi nya yang besar.

"Hah?? Apa barusan ngomong apa?? " Tanya naya.

"Enak makanannya apa tadi namanya aku lupa" Jawab bondan.

"Pangsit" Ucap naya singkat.

"Hahaha mengingatkanku pada sesuatu" Ungkap bondan.

Naya tidak ingin bertanya lebih lagi takutnya malah membuat bondan semakin sedih atau apa nanti dia yang ga enak dihati.

Bondan mengambil satu pangsit dan langsung dimasukkan ke mulut nya. Serasa memakan masakan ibundanya. Memakan pangsit ini membuatnya ingat pada ibundanya.

'Ibunda saya merindukan ibunda' ucap bondan dalam hati.













Udah ya segini duluu mwehehemwehehe. Oh ya selama dua minggu kedepan penulis ijin dulu yaa ngilang tapi belum tau sih berapa lama. Tapi insyaallah secepatnya ceritanya diselesaikan. Karena dua minggu kedepan penulis sibuk. Oh yaa buat kalian yang mau ulangan semangattt. Udah seee youuu komen dongg oh ya jangan lupa vote dan komen yaaa. Byeee wassalamu'alaikum

[Time Travel] Siapakah Dirimu Yang Sebenarnya?? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang