[[SDYS]] 3

82 9 4
                                    

Assalamu'alaikum semua. Balik lagi di cerita saya. Cerita yang penuh dengan kegajean. Mungkin gitu aja. Semoga kalian sehat dan bahagia selalu. Semoga saya juga bisa namatin ini cerita. Mungkin minggu depan ga publish. Kemungkinan loh ya. Gausah panjang panjang ya.

Happy reading

.

.

.

"Saya tidak seenaknya menghukum orang lain" Balas prabu baka.
______________________________________

♛┈⛧┈┈•༶
Beberapa bulan kemudian semenjak naya menjadi emban di Kerajaan Baka. Di suatu hari naya tidak sengaja melihat salah satu emban yang menuangkan racun di sebuah minuman. Emban itu memang baru, naya semakin curiga dengan hal itu. Namun ia tak begitu mempedulikan nya jadi ia memutuskan untuk pergi saja.

Makan malam telah tiba seperti biasa naya menyiapkan makanan di meja makan keluarga kerajaan. Ia melihat cawan yang sama dengan yang diisi oleh emban baru tadi. Tapi ia memilih untuk tetap diam. Tibalah saatnya makan malam. Ketika minuman itu dituangkan naya tak sengaja melihat ada noda sedikit di meja. Apakah ia lupa mengelapnya, sungguh memalukan. Dengan sigap naya berlari dan segera membersihkan nya. Namun belum sempat membersihkan naya tak sengaja menyenggol gelas yang hendak diberikan kepada roro jonggrang.

"Maafkan saya yang mulia maaf saya tidak sengaja saya akan segera membersihkan nya" Ucap naya tegas.

Prabu Baka dan roro jonggrang terdiam dan mengernyit.

(Oh ya sedikit tambahan di cerita ini ibunda roro jonggrang saya buat sudah almh. Karena di cerita tidak ada penyebutan nama ibunda roro jonggrang)

Ketika sedang membersihkan minuman yang tumpah tadi. Naya sadar memang benar inilah minuman yang diberi racun, dugaannya tidak salah. Sedangkan emban tadi itu terlihat sangat ketakutan takut naya menyadarinya.

Naya segera bangkit dan mengatakan sesuatu kepada Prabu baka.

"Yang mulia sebelumnya maafkan saya jika lancang namun bisakah saya minta tolong dipanggilkan tabib istana untuk memeriksa minuman ini saya rasa ada yang aneh pada minuman ini" Ucap naya sembari mengambil cawan tersebut.

"Segera panggilkan tabib kemari" Ucap Sang Prabu.

Setelah di cek memang benar apa dugaan naya. Sang Prabu terlihat murka dibalik wajah tenangnya itu. Prabu mencoba tetap menahan emosinya. Sang Prabu memilih pergi dari meja makan dan mencari tempat untuk memenangkan dirinya.

Setelah keadaan mulai tenang si emban baru tadi diinterogasi, ia mengatakn bahwa ia hanyalah menjalankan perintah seseorang. Namun ia tidak mengatakan apapun tentang siapa yang memerintahkannya untuk meracuni Sang Putri dari Prabu Baka.

Naya kembali terpikirkan racun tadi. Ia mulai bertanya tanya siapakah yang tega melakukannya. Sebenarnya ada sedikit rasa dalam dirinya untuk menyelidiki masalah ini, namun kata lainnya ia malas melakukannya.

Tapi pada akhirnya naya tetap menyelidiki nya diam diam. Tiap hal hal janggal ia perhatikan dengan serius. Sampai sampai emban lain yang melihatnya seperti orang gila. Bahkan ada yang melapor kepada Prabu tentang kejiwaan naya.

Ada juga tabib yang menanyai naya tentang kesehatan jiwanya. Namun naya mengatakan bahwa dirinya baik baik saja. Tabib semakin heran dibuatnya. Prabu Baka sendiri juga heran kepada naya. Apa yang akan dilakukannya.

Hingga di suatu malam naya benar benar stres sendiri. Aneh memang dirinya mencampuri urusan yang bukan urusannya. Paham kan maksdnya.

"Arghhh pusing ehh lagian kenapa sih aku harus repot repot jadi detektif masalah ini, sedangkan ini bukan urusanku

Seharusnya aku tetap fokus pada pekerjaan ku yang sebenarnya lihatlah dirimu naya bahkan kamu sampai disangka gila huftt

Andai saja aku mengetahui akar permasalahan nya aku yakin masalah ini akan cepat selesai" Ucap naya frustasi. Karena lelah naya pun tertidur lelap malam itu. Ia sendiri bangun terlambat.

"Naya kamu gapapa kan? Kamu kelihatan lelah banget akhir akhir ini? Ucap daiva salah satu teman naya.

"Aku baik baik saja, oh ya apa jangan jangan selama ini kamu juga menduga bahwa aku telah gila benar kan" Jawab naya.

"Eeee h-habisnya ka-kamu an-aneh naya b-b-bahkan yang mulia Prabu j-juga berpikir demikian" Ucap daiva terbata bata.

"Oh ya aku mau ke pasar dulu sekalian cari angin" Ucap naya tiba tiba.

"Mau kutemani" Tawar daiva.

"Kenapa? Takut aku disangka orang gila" Balas naya dengan tatapan sinis.

"B-bukan aku cuma mau nemenin kamu belanja" Jawab daiva terbata bata

"Yaudah ayo"

Mereka pun sampai dipasar dan belanja berbagai kebutuhan. Di tengah perjalanan kembali menuju istana naya melihat emban yang hendak meracuni putri Sang Prabu dan seorang wanita yang terlihat seperti keturunan darah biru.

"Emm kamu duluan ya tiba tiba aku lupa sesuatu aku minta tolong bawakan barang barangnya. Terimakasih hati hati dijalan" Ucap naya.

"Eehh t-tapi

Yasudahlah aku kembali saja memang keras kepala itu orang, sebentar kenapa bicara ku jadi aneh seperti naya" Ucap daiva.

Bab kali ini sedikit berbelit belit ya hehhe maklumlah kan baru nulis. Oh ya udah dulu see you next time. Jangan lupa vote komen juga dipersilahkan. Semoga kalian suka ceritanya. Byeeee. Oh ya ulang ini hanya imajinasi saya dan karangan saya. Oke wassalamualaikum.

[Time Travel] Siapakah Dirimu Yang Sebenarnya?? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang