36

410 97 18
                                    

Selamat membaca ( ◜‿◝ )♡

°
°
°
°
°

"Bagaimana..?!"

Jung Heewon berteriak dengan suara frustasi saat matanya menjadi merah karna kesal dan panik.

Mata yang sama itu beralih ke Dokja yang menunduk saat pikirannya menjadi kosong.

"Hey Dokja."

Dokja mendongak, menatap Jung Heewon yang memanggil nya.

"Katakan, jika kamu tidak... Hufttt, jika kamu tidak dibantu oleh Gin, apa kamu mati?"

"T-tidak!"

"Kami semua akan mati."

"Hey Cale!"

Dokja berteriak pada Cale dengan pupil yang bergetar panik melihat tampilan company nya yang semakin tajam.

Cale mengangkat bahunya pada Dokja yang tersenyum dengan wajah sial.

"Maaf... Tapi ini adalah situasi yang kita semua tidak harapkan bukan?"

Mereka diam. Tidak bisa membantahnya.

Saat ini mereka sedang berkumpul di villa yang di buat oleh para Class-SSS, ya mereka semua.

"Untuk sekarang mari kita tenang."

Kata-kata itu membuat suasana tambah hening dan Cale menatap satu persatu kondisi teman-temannya.

Kalau Kelompok nya, itu tidak apa. Bukan sekali dua kali mereka menghadapi banyak bahaya, tapi Kim Dokja Company yang menghadapi situasi itu bahkan lebih banyak dari mereka sangat panik.

Itu bukan takut, tidak itu memang takut. Hanya berbeda dengan alasan ketakutan mereka, dan Cale jelas mengingatnya. Mengingat perkataan yang diucapkan Dokja kepadanya.

'Aku menjadi raja iblis.'

'Bagaimana pun aku memikirkannya, itu adalah jalan yang benar untuk membuat kesepakatan dengan dewa luar.'

'Kami saat itu benar-benar bukan kelompok yang bisa menghadapi mereka, jelas keputusan ku benar.'

'Menjadi Mimpi Paling Kuno adalah hal yang harus ku pilih, ini demi mereka. Mereka jelas akan bahagia dengan ku yang lain.'

"Dokja."

Dokja yang memiliki wajah kosong itu menoleh dan menatap Cale.

'... Kim Dokja adalah bom yang berdetak.'

Hanya itu lah yang bisa Cale pikirkan.

"Ikuti aku."

Dan Cale melihat yang lain dengan mata tajam yang serius.

"Dan jangan ikuti kami."

Walau terlihat sangat enggan, yang lain mengangguk setuju dan tetap diam selagi menatap Dokja yang berdiri dan mengikuti langkah Cale.

Clekk.

Dokja mendongak kan kepalanya yang sedari tadi menatap lantai dan melihat pemandangan disekitarnya.

Ini adalah balkon yang lebih luas dari tempat mereka berbicara dulu. Jika dipikirkan, satu tahun adalah saat yang panjang.

Dokja bisa melihat Cale yang duduk didepannya, dia merasa sangat kacau.

⸢ Kim Dokja berpikir: apakah aku sudah merepotkan mereka? ⸥

Kim Dokja menggigit bibirnya saat mendengar tembok keempat yang menyesuarakan pikiran nya.

"Apa yang kamu pikirkan? Duduklah."

Dokja tersentak dan duduk didepan Cale dengan ekspresi kaku yang jarang ada di wajahnya.

Mission To Complete Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang