Selamat membaca ( ◜‿◝ )♡
°
°
°
°
°"Apa yang akan kamu lakukan sekarang?"
Alam bertanya dengan lembut. Dia memiliki sentuhan tertarik di matanya.
Nestra tidak menjawab.
"Yang mulia, jika kamu tidak melakukan apa-apa... Mereka semua akan mati."
Alam sangat tidak mengerti. Ada saat ketika Raja nya membantu mereka dengan banyak hal dan terlihat murah hati, tapi saat yang sama dia seperti membuat mereka hampir mati.
Nestra tetap diam dan menatap Teh nya. Tentu saja, sebenarnya semua pikiran Alam adalah kekeliruan.
Nestra selalu menjadi titik yang seimbang, dia bukan hal yang baik tapi bukan hal yang buruk. Dia tidak mungkin menginginkan kematian orang yang menyelamatkan nya.
Kejadian bencana itu adalah sebuah kesalahan.
"Dia sudah menjadi Calon bukan?"
Rafael menatap Tuannya dengan terkejut. Alam juga memiliki reaksi yang sama sebelum memiliki wajah mengerti.
"Jadi begitu... Begitu, jika dipikirkan sekuat apapun dia seharusnya tidak bisa menembus aturan dunia."
Alam menutup wajahnya, dia memiliki perasaan yang berat.
"Aturan dunia akan mulai menerimanya."
Nestra kembali diam, dia menatap dengan tenang pada Alam yang gelisah. Tidak seperti dia yang biasanya.
"Yang mulia..! Kita harus mencegah nya! Jika dia menjadi hal itu, Semesta ini bisa saja hancur!"
Alam. Seseorang yang selalu melihat dunia dengan mata tertarik dan bermain-main itu memiliki pandangan panik yang tidak pernah muncul selama ratusan tahun.
"Kamu kira aku bisa?"
Mata Nestra menajam. Dia memang sudah memperkirakan bahwa kakaknya akan menjadi Calon, tapi dia tidak menyangka akan secepat ini.
Sangat menyebalkan.
Alam menarik nafas dalam guna meredam kepanikannya. Calon, sebuah kata yang tidak pernah dia pikirkan.
Rafael membuka sebuah teknologi dan memunculkan dimeja yang entah kapan itu bersih.
"6 pulau."
Suara itu menarik perhatian kedua orang yang secara bersamaan menoleh.
"Ini adalah pulau dengan domain Yang Mulia Nestra, beberapa pulau yang aku siapkan tepat setelah Yang Mulia memberikan tugas dunia ini."
Nestra menyentuh beberapa area yang diwarnai keunguan sebelum mengerutkan kening.
"Ini adalah Domain mu."
Rafael tersenyum kecil.
"Domain ku adalah domain mu, Yang Mulia."
Alam memutar matanya jengkel.
"Jadi, apa yang akan kita lakukan dengan pulau ini?"
Nestra memejamkan matanya pelan sebelum membukanya kembali dan menjawab pertanyaan Alam.
"Aku akan membuatnya menjadi Pulau abadi."
"Pulau abadi? Kamu... Yang Mulia apa kamu berencana melakukan pertempuran terakhir di pulau-pulau ini?"
Alam berharap dia salah dengar.
Pulau abadi. Seperti namanya, pulau ini akan menjadi abadi kecuali pasokan energi nya habis. Dan pasokan energi dari Nestra tidak mungkin habis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mission To Complete
FantasyIni kisah antara dua kelompok yang memiliki tujuan yang sama tapi dengan niat berbeda. Dua kelompok yang terpisah dan menyatu menjadi sebuah keluarga. Kisah mereka yang menyelesaikan tugas untuk sesuatu hal yang penting bagi mereka. Cale dan Dokja...