04

3.5K 506 23
                                    

Selamat membaca ( ◜‿◝ )♡

°
°
°
°
°

Menghiraukan Dodori dan Rasheel, Eruhaben kembali memfokuskan rekaman didepannya yang kembali berputar.

"Hoy, Rasheel sebaiknya tambahkan bumbu disebelah situ."

"Jangan mengaturku dasar pirang sialan!"

"Kalian para naga, jangan lupakan manusiaku."

Bahkan disaat seperti ini para naga masih bisa berbisik tentang panggangan mereka. Uhh, Eruhaben mengabaikan mereka yang masih bersemangat memanggang walau banyak yang hitam.

'Benar benar merusak citra naga.'

Mereka kembali diam saat layar berlanjut menampilkan Toonka.

Toonka berjalan dengan santai saat dia masih menguping pembicaraan orang orang yang dia lewati. Toonka mungkin berumur 10 tahun saat itu, itu adalah umur dimana Toonka berkoar koar akan membunuh para penyihir jahat.

Tentu saja, itu dianggap sebagai lelucon anak anak. Toonka kembali berjalan kearah anak anak seumurannya dan berhenti tepat setelah mendengarkan mereka berbicara namanya.

Dengan cepat Toonka bersembunyi dibalik pohon besar yang bisa menutupinya dan mendengarkan. Jika diketahui neneknya bahwa dia kembali menguping, ehm jangan pikirkan itu.

"Aku tidak mengerti kenapa kita harus tunduk pada si Toonka bodoh itu!"

"Jika kamu tidak ingin maka lawan dia!"

"Dia memang bodoh, tapi dia kuat."

Anak anak itu mengangguk setuju. Toonka memang bodoh tapi dia selalu menepati apa yang dia janjikan. Seperti membunuh para penyihir. Karna itu Toonka berlatih, sampai dia menjadi kuat bagi anak seumurnya.

"Dia memang kuat, tapi dia tidak akan bisa melawan para penyihir!"

"Benar! Penyihir terlalu kuat, Toonka bukan apa apa bagi mereka!"

Saat itu Toonka marah. Tentu saja dia marah! Semua usaha nya diremehkan oleh mereka. Jadi Toonka keluar dan memukuli anak anak ini sampai babak belur.

Keesokan harinya, orang tua dari anak anak itu mengetuk dengan keras. Tentu sang nenek keluar dengan lembut dan membawa Toonka yang sangat menentang untuk minta maaf.

"Apa yang salah dengan anak ini?, Setiap hari berkata mengalahkan penyihir? Nek, sebaiknya kamu urus cucumu dengan benar!"

Salah satu sang ibu berkata dengan wajah yang ketus. Terlihat sangat kesal karna sang anak pulang dengan wajah berlebam ungu. Sang nenek membungkuk dengan wajah minta maaf.

"Maaf, Toonka hanya terlalu antusias akan permainan perang perangan, Toonka ayo minta maaf."

Toonka menggeleng dengan keras. Dia bodoh, tapi Toonka tahu bahwa dia tidak salah.

"Lihat! Anak ini sama sekali tidak memiliki sopan santun! Sebaiknya berhenti bermimpi membunuh penyihir! Atau dia akan bertambah Liar!"

Setelah banyak sesi macian, ibu ibu itu pun pergi meninggalkan komentar menyakitkan lainnya.

Sang nenek menarik tangan Toonka dengan lembut dan membawanya masuk ke rumah. Selesai itu dia melepaskannya dan duduk di bangku biasa sang nenek duduk. Toonka berlutut, dia terlihat sangat bersalah.

"Nenek, aku—"

Ucapan Toonka berhenti kala merasakan kepala nya diusap dengan lembut oleh sang nenek. Toonka menunduk, berkaca kaca.

"Jangan dengarkan mereka Toonka, lakukan apa yang ingin kamu lakukan."

Sang nenek berkata dengan lembut. Toonka mengangkat kepalanya dan melihat neneknya yang sudah kembali menjahit sebuah syal.

Mission To Complete Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang