"Aku sudah seperti pelayan saja, yang menjatuhkan diri ke lantai ini" gumamkuAku menangis sesak namun tak terdengar, aku membungkam mulutku sekuat tenaga, sampai suaraku hanya terdengar berdecit
Namun Hanni, yang melihatku sambil tersenyum, seperti bahagia, tapi aku tidak tau, hal ini sudah terbiasa tapi sakitnya, belum bisa kuterima
-----------------------------------------------------------
Aku mulai bangun dari lantai, tak bisa kubegini terus, terus terusan menangis tidak bisa mengubah takdir.
Walau hatiku sudah membiru bengkak, namun aku tetap bisa untuk bangkit walaupun terjatuh lagi.
Aku segera pergi keluar, hanya menenangkan diri, duduk di kursi taman Sendirian.
Tidak terlihat siapa siapa, aku selalu berfikir, apakah aku adalah tokoh utama dihidupku, atau juga aku hanya sebuah figuran.
"Aku tak tau, harus bagaimana, rasanya selalu saja salah melakukan ini, melakukan itu, harus begini harus begitu, semua nya salah"gumamku.
"Aku lelah menangis, aku lelah mengeluh, aku lelah, aku lelah, umurku belum genap 15 tahun tapi kenapa kehidupanku seperti umur 20 tahun "
"Aku dijauhi teman, keluarga, entahlah apa yang salah dariku, apa aku bodoh ?, Apa semua orang yang membenciku"
"Disekolah aku mungkin aku lebih baik, tapi dirumah berantakan , tuntutan mereka sangat berat untukku"
"Huffftthmmm" aku menghela nafasku menarik nafasku dalam dalam dan hembuskan, jadi ingat nenek.
Nenekku sudah meninggal, sekitar 1 tahun yang lalu, tapi dirinya masih ada dihatiku, anganku berkata dia masih hidup.
Hanya nenek yang bisa mengerti kondisiku, memang siapa lagi yang bisa mengerti lagi pada kehidupanku, ayah dan mamah bahkan tidak tau kapan aku lahir.
Tapi nenek selalu ingat, setiap aku ulang tahun, dia selalu memberikan hal yang kuinginkan, walaupun tak kutunjukan apa mauku.
Menjadi anak tengah itu, seperti tak tau arah, harus bagaimana lagi untuk menjadi yang sempurna, sesempurna langit.
Aku hanya menundukan kepalaku kebawah sambil memejamkan mataku, membayangkan hal hal yang kuinginkan walaupun itu tidak mungkin terjadi.
Aku selalu bermimpi, bahwa kak minji bisa bersikap lembut padaku, Hanni bisa nurut kepadaku, ayah dan mamah selalu menuruti apa yang mau.
Aku hanya ingin itu, sudah cukup..apakah aku anak buangan...kan bukan.
Tanpa aku sadari,ternyata ada orang yang sedang memperhatikanku, siapa lagi kalo bukan Hanni, dia terkejut ketika dia mendekatiku.
"hai kak...kenapa sendirian ??"
"Jangan mendekatiku... menjauh lah"
"Ishhh, kenapa si ???!, Benci padaku ???!"
"Tidak, aku hanya tidak mau diganggu"
"Ceritakan Lah padaku, keluh kesahnya.."
"Tidak, terimakasih" aku langsung pergi meninggalkannya, tapi dia langsung menarik tanganku dengan kasar sampai aku hampir jatuh.
"Ingat kak, aku bisa beritahu kak minji, kalo kak haerin, suka sama pacar kak minji"
"Hei !!!, Aku tidak seperti itu, kau mungkin !!!"
"Hahahha memangnya aku tidak tau ?, Aku tau kok, dibuku catatanmu (diary)"
"Hakh ??, Diary ? Itu bukan aku yang tulis ! Itu tulisanmu !"
KAMU SEDANG MEMBACA
Haerin
FanfictionSebagai seorang anak, aku bahkan tidak tau siapa mereka, rasanya sangat tidak nyaman. Tapi jika aku tidak bersama mereka aku akan lebih menderita. Aku yakin ini hanya permulaan, dan aku yakin, pasti tuhan merencanakan sesuatu untukku. Sebagai seoran...