friendship

119 24 4
                                    

"Terimakasih..."

"Untuk apa ??"

"Terimakasih...hiks..." Tak terasa ku menangis ringan bahagia.

"Eh haerin...kenapa ??" Danielle langsung memelukku dengan lembut.
-----------------------------------------------------------

"Jangan menangis, haerin..."

"Hiks.."

"Sudah jangan menangis..."Danielle mengeratkan pelukannya sambil mengelus kepalaku dengan lembut.

Perlahan aku melepaskan pelukanku, ternyata Danielle sangat baik padaku.

"Kenapa kamu menangis, haerin ?"

Aku menggeleng pelan.

"Tidak... tidak apa apa, kau sangat baik"

"Aku ? Haha tidak...semua orang punya sisi negatifnya "

"Dan seseorang yang punya sisi negatif pasti punya sisi positif, kan Danielle ?"

"Hahaha... terserah kamu saja, haerin"

Tak lama kemudian hyein datang membawa banyak makanan, termasuk tteokbokki ku.

"Danielle, makananmu mana ?"tanyaku

"Ah haerin...dia sangat menyukai ramyeon, jadi..nanti diambilkan"sambung hyein

"Heheh...santai...makan saja duluan "ucap Danielle.

"I-iya"

Saat aku makan, terasa sekali tanganku gemetar hebat.

"Haerin...kenapa ??"

Hyein mencoba memegang tanganku yang sudah tak karuan ini.

"T-tidak apa apa..s-santai"

"Kamu yakin, haerin ?"tanya Danielle khawatir.

"Tentu..."

Aku sudah terbiasa begini sejak dirumah, sejak aku kecil, setiap aku makan pasti begini.

"Apa kamu punya trauma ?"tanya Danielle.

Aku terkejut saat dia tanya seperti itu, aku bingung aku juga takut untuk menumpahkan rasa takutku.

"TIDAK !!!! A-aku tidak apa apa"

"Yasudah..makanlah"

Aku makan dengan sangat lahap, seperti orang yang tidak pernah makan, entahlah makanan ini adalah selera lu sepertinya.

"Haerin..boleh kami minta kontak handphone, mu ?"

"Aku tidak punya handphone "

"Hah ?"hyein terkejut saat dia mendengar aku tidak punya handphone, mungkin terdengar aneh ditelinga, sedangkan di zaman canggih ini ada orang yang tak punya handphone.

"Hehe...."

"Kenapa?"

"Tidak apa apa"

"Apakah orang tuamu tidak membelikannya ?"tanya hyein lancang.

"Tidak"

Aku hanya menundukan kepalaku dengan sedih, selera makanku hilang seketika.

"Hyein, sudahlah.."sambung Danielle.

"Aku mengerti, haerin...jangan dihiraukan..."

Danielle memegang pundakku dengan lembut, terkadang aku sedikit takut ketika seseorang menyentuh pundakku.

Ada luka disana, sangat sakit bila dipegang tapi olehnya tidak, Danielle menyentuhnya dengan sangat lembut.

Krrrriiinggggg.....

HaerinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang