trust?

104 13 4
                                    

Keluargaku seperti lelucon, dianggap biasa saja, padahal aku tergantung disini. Hilang arah, dan entah harus mengambil jalan mana.

Bahkan mamah pun tidak ingin menolongku, kadang aku berfikir.

Apakah aku anak yang tidak diinginkan? Dan aku adalah manusia yang paling menderita disini?.

Aku hanya menantikan jawabannya

-----------------------------------------------------------

"Haerin...minggu depan sudah ujian untuk SMA, aku yakin pasti kamu tidak perlu belajar, mungkin kamu bisa mendapatkan nilai A+"

"...tidak juga"

"Hihi, jangan berbohong"

"Tumben sekali dayn tidak terlihat hari ini"

"Oh ya? Katanya dia sakit"

"Haerin...Hmm sepertinya kamu bisa menulis cerita"

"Eh? Apa maksutmu?"

"Ya...novel mungkin?"

"Tidak"ucapku singkat.

"Ada apa Haerin, kenapa kamu terlihat sedih?"

"Aku tidak apa apa, Danielle"

"Hmmpp yaudah..."

Tak lama kemudian kami pun belajar, mata pelajaran kesenian, aku sangat menyukainya.

Terlebih aku sangat menyukai tarian, terkadang aku selalu berfikir, apakah aku bisa mengikuti tarian mereka, dan apakah dengan ini, diriku akan lebih dikenali dan dihargai lagi.

Bukan dihargai lagi, tapi dihargai, itu hal yang sangat kuinginkan, aku ingin disayangi, dicintai, diakui, dan dianggap ada.

Siapa pun itu, tolong akui aku.

Aku selalu ingin tertawa dengan diriku, meminta bantuan, meminta diakui. Tapi semua itu sia sia.

"Haerin, jangan melamun saja...kamu kenapa?"tanya Danielle.

"Aku tidak apa apa, Danielle.."

"Danielle...aku merasa, aku adalah manusia yang paling menderita didunia ini, dan aku merasa tidak akan ada yang peduli padaku, bahkan jika aku mati semua orang akan melupakannya"

"Sstt haerin, jangan bicara seperti itu, aku sedih mendengarnya, saat kamu bicara kamu adalah manusia yang paling menderita, itu salah...dimataku, haerin adalah manusia yang paling kuat dan hebat didunia. Percayalah... kamu tidak sendirian"

"....tapi, bagaimanapun tidak ada yang menganggap ku ada, bahkan besok aku mati saja, mungkin tidak ada yang tau"

"Hei! Kenapa haerin...ada apa?"

"Apakah aku akan kesepian? Selamanya?"

"Hei hei hei!! Tidak...kamu selalu bersamaku"

"Ya, aku percaya "

"Cerita padaku, aku mohon..."

"Aku tidak apa apa"

Aku hanya bisa memendam semua luka ini, untung nya aku tidak gila atas pendaman ini semua, dan tidak mati.

Terkadang aku memang tidak merasakannya, tapi dirasa rasanya
...memang sakit.

Aku harus membungkam mulut ini dan hati ini, agar tidak berbicara apa yang ku alami.

Tidak ada alasan lain, hanya tidak mau semua orang tau, bahwa aku hidup seperti ini.

Hidup dengan paksaan, dan arahan orang lain, bahkan aku tidak tau, kemana aku akan pergi dan berlari.

HaerinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang