Sementara aku tidak, aku bahkan terasa sesak di dada ini, aku tidak bisa membuat luka, karna mau aku membuat luka, tetap sakitnya hati.
Aku tidak pernah mengeluh akan keadaan, tapi aku hanya ingin mencoba mengiklankan saja agar aku lebih bahagia nanti, aku hanya butuh kesabaran itu yang katakan nenek.
"Aku akan mencoba kuat nek..., Aku janji"
----------------------------------------------------------
Jadi, sayapku itu adalah nenek ku, sekarang nenek sudah meninggal, aku bagaikan peri yang kehilangan sayapnya.
Aku tidak masalah tidak mendapatkan kebaikan dari orang terdekat pun, tapi aku hanya ingin dianggap.
Tok..tok..tok
"Iya..."aku langsung mengusap kasar mataku agar tidak terlihat ada air mata dan langsung membuka pintu kamarku.
Aku melihat wajahnya dari balik pintu, ternyata mamah, dia sudah rapih dan cantik.
"Mah..."
"Rin...kayaknya kamu harus pindah sekolah deh"
"Loh...kenapa ?, Aku udah nyaman disana"
"Gapapa..., Hanni mau sekolah disana tapi dia ga mau ada kamu "
"Loh..aku kan bentar lagi lulus, ngapain aku pindah mah ??"
"Loh...gapapa lah biar pinter"
"Pinter ??!, Ga mah...aku ga mau pindah !!"
"Tapi mamah udah keluarin kamu loh...kamu ga bisa masuk kesekolah lagi !, Hayyo pilih mana mau putus sekolah atau pindah sekolah"
"Hah !??....., Terserah mamah aja !! Haerin ga mau !"
"Terserah kamu, mamah udah daftarin kamu kesekolah jeongen school "
"Hah ?, K-kok.."
"Kenapa ?, Ga suka ?"
"I-itukan sekolah yang dibilang murid murid nya sering kena bullying...viral kan, mah ?!"
"Ya kamu jaga diri lah.."
"HAERIN GA MAU !!!"
"Haerin, kamu jangan kayak anak kecil...nurut deh, buat masa depan kamu juga !"
"TAPI MAH...HAERIN HARUS NGULANG LAGI DARI AWAL !!"
"MAMAH BILANG GAPAPA YA GAPAPA !!"
"MAH !!!!"
plakk
Plakk
Dua kali mamah tampar aku kiri dan kanan, rasanya sakit juga panas sampai sampai hidung ku mimisan (lagi) ini sakit kepalaku pusing.
"MAMAH GA MAU TAU... MINGGU DEPAN KAMU SEKOLAH DISANA. MULAI HARI SENIN"
"Mah...h-haerin gamau..."
"Gausah banyak tingkah kamu !"
Bragg
Mamah langsung membanting pintuku didepan wajahku, aku hanya tertunduk lemas dan membanting diriku duduk.
Seakan akan aku hanya dimanfaatkan oleh keluargaku sendiri...tapi kenapa harus aku ? Kenapa tidak Kakak saja ? Kenapa tidak Hanni saja ?, Kenapa mereka diperlakukan bak seorang putri raja, sedangkan aku hanya pelayan.
"Hiksh...hiks...k-kenapa...."
Aku juga tidak berani menangis kencang, pasti nanti kakak marah...aku sudah lama tidak terdengar menangis sejak aku mulai dewasa seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haerin
FanfictionSebagai seorang anak, aku bahkan tidak tau siapa mereka, rasanya sangat tidak nyaman. Tapi jika aku tidak bersama mereka aku akan lebih menderita. Aku yakin ini hanya permulaan, dan aku yakin, pasti tuhan merencanakan sesuatu untukku. Sebagai seoran...