Chapter 6

1.6K 153 29
                                    

Keesokan paginya di motel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan paginya di motel. Matahari pagi terbit menemani gemerciknya ombak lautan biru. Dalam sebuah kamar penginapan terdapat sosok pria yang sedang tertidur lelap bersama seorang pemuda. Surai putih merasakan kehangatan matahari pagi terbit ditemani dengkuran halus dari arah sampingnya. Perlahan saja iris biru terbuka dengan tatapan kabur disaat sinar matahari memaksa masuk. Dan matanya tertuju pada surai coklat yang sedang tertidur lelap dengan wajah menghadap kepadanya. Dia cuman tersenyum tipis seakan lembut kepadanya tidak terlepas dari wajah tampan itu. Dia memandanginya cukup lama, kemudian menariknya secara perlahan dengan hati-hati hingga kedalam pangkuannya.

Dia sedikit menyeringai, kemudian iris biru tertutup rapat dan melanjutkan kembali tidurnya bersama surai coklat. Lagipula dia terlalu lelah karena tadi malam. Dia akan bangun jika orang yang berada bersamanya terbangun.






























































"Semuanya sudah beres" Aamon keluar dari motel setelah membayar, lalu mencari keberadaan seseorang.

"Kemana Gusion?"

Tak tinggal diam, Aamon pun mencari keberadaan Gusion dan bertanya-tanya kepada orang-orang yang ia lewati. Sampailah beberapa menit kemudian ia menemukan apa yang ia cari. Dalam sebuah gereja dan seorang tengah berdoa disana dengan sepenuh hati. Aamon menatap fokus tanpa pengelakkan sama sekali, dia menatapi wajah yang tampaknya terlihat begitu menyedihkan. Dia ingin mendatanginya dan menggapainya.

"Gusion—"

Hiks.

Aamon terdiam ditempat dan membeku pada saat mata kepalanya sendiri menatap kearah wajah yang sedang menangis itu. Dan disaat itu juga surai coklat menoleh kearahnya dengan tatapan kosong dengan kesedihan. Aamon sedikit khawatir dan hendak mendatangi Gusion.

"Gusion apa kau baik-baik saja!?"

Tapi tiba-tiba Gusion bangun dari kursi sambil menyeka air mata. Melangkah menuju tempat dia berdiri dan menundukkan kepalanya seraya bergumam kepadanya.

"Aku tidak apa-apa... Aku ingin pulang..."

Aamon mengetahuinya dan tidak bisa tinggal diam disaat Gusion mengalami perubahan seperti ini. Tangannya hendak menyentuh kulit pipi mulus itu dengan tatapan lembut untuk menenangkannya.

"Gusion aku—'?!!!"

Plaaakk!!

"JANGAN SENTUH AKU!! DAN JAUHI AKU!!" Gusion berteriak.

Seketika itu membuat mata Aamon melebar dan terkejut tanpa bisa berkata-kata. Dan disaat itu juga Gusion berani kembali menatapinya dengan tatapan kecewa dan marah.

"Kau membuatku takut..."

Aamon sekarang benar-benar tidak bisa berkutik apa-apa lagi. Semuanya terasa dingin seakan waktu berhenti tidak berdetak. Perlahan dia mendekati Gusion dan berusaha untuk menyakinkannya.

Soulmate《Aamon x Gusion》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang