Chapter 13

888 97 35
                                    

Dimalam yang gelap diterbangi sinar rembulan seakan malam diselimuti oleh hawa mencengkam. Sebuah mobil sport melaju begitu kencang secepat kilat melewati mobil-mobil yang melintas seakan tak ada yang ingin menghalangi pria berambut putih itu. Dari raut wajahnya saja dipenuhi aura pembunuh dan kemarahan yang berkecamuk seolah tidak akan pernah mengampuni siapapun yang berani menampakkan wajahnya padanya. Itu terjadi, setelah Aamon dihubungi oleh musuh berbuyutannya. Pemilik rambut putih itu langsung bergegas menuju ke markas musuh dimana Gusion sedang disandera oleh mereka.

"Jika terjadi sesuatu kepada Gusion... Akan aku potong pria itu hidup-hidup tanpa berbelas kasih dan akan aku berikan satu-persatu bagian tubuhnya pada harimau kesayanganku... Awas saja kau brengsek! Kematianmu kali ini berada ditanganku... CAMKAN BAIK-BAIK!!" Aamon menggertak keras.

Langsung saja tanpa basa-basi ia tancap gas mobilnya menuju tempat tujuan dan beruntungnya ia bisa melacak keberadaan Gusion melalui handphone miliknya surai coklat itu. Dan juga ia sudah membawa beberapa anak buahnya bersama mobil yang lain, bersiap untuk pembantaian massal. Tidak peduli dengan pengampunan, mengasihani mereka tidak sudi ia lakukan.

Aamon, pria yang sekarang sedang dilandai kemurkaan tidak akan pernah memaafkan siapapun bahkan yang berani menyentuh miliknya. Gusion hanya miliknya seorang, seluruh miliknya adalah miliknya seutuhnya dan jika ada yang berani-beraninya mendekatinya ataupun berani menyentuhnya akan ia musnahkan segara.

Gusion hanya untuknya sepenuhnya.

Namun, wajah kejam itu masih ada rasa khawatir yang mendalam. Berharap bahwa miliknya masih keadaan baik-baik saja dan tidak terjadi apa-apa.

"Bertahanlah Gusion, aku akan segera datang menyelamatkanmu. Tak akan aku biarkan mereka menyentuhmu"























































Gelap gulita tak ada seberkas cahaya, hancur berkeping-keping tak terbentuk. Tubuhnya yang sempurna kini telah hancur sehancurnya tidak bisa diperbaiki lagi. Jiwa rapuh itu menjerit-jerit kesakitan seakan tak ingin berada pada raga mungil ini. Tidak bergerak, diam seolah sudah mati, namun jiwanya masih terkurung didalamnya. Ia bertanya-tanya bagaimana caranya jiwa ini bisa pergi, tidak ada gunanya berada di raga yang rusak. Ingin sekali mati dan tidak apa jika itu terjadi sekarang. Dia tidak peduli lagi dan mungkin hidupnya akan tenang dan tidak menderita lagi.

"Apa yang akan kita lakukan pada jalang ini? Dia tidak berguna lagi ck" sindir pria itu sambil menendang tubuh tak berdaya ditanah.

"Biarkan saja, lagipula bos tidak peduli dengannya. Kita bisa mencari yang lain dan biarkan saja dia mati sendirinya"

"Ck! Padahal dia yang terbaik, tapi melihat tubuhnya hancur seperti ini membuatku enggan menyentuhnya lagi"

Mereka cuman menatapi tubuh yang terkapar itu dengan tatapan menjijikan. Kotor, rusak dan ternodai membuat siapapun yang melihatnya saja pasti langsung pergi meninggalkannya. Harapannya untuk diselamatkan sudah pupus oleh isak tangis, bagaimana pria yang ia harapkan tidak kunjung datang. Kepada siapa lagi ia harus meratapi kepedihan ini?

Aamon...?

Pria itu tidak ada. Seolah tak memperdulikannya dan membiarkan tubuhnya dirusak oleh mereka. Kenapa, mengapa Tuhan tidak membiarkan dirinya pergi dari dunia ini dan kenapa dia membiarkannya menderita disini. Kaki putih mulus yang sekarang sudah kotor dan patah, tangan itu pun juga sama. Kepalanya tak ada rasa apapun lagi, yang ia rasakan hanya kekosongan. Mungkin lebih baik membiarkan dirinya mati secara perlahan itu semakin baik.

Bhhggaaakk!!

"KITA DISERANG OLEH MUSUH!!"

"APA!?"

"KIT—!!"

Bang!!

Orang-orang dihadapan pria yang berteriak itu seketika merinding setelah melihat langsung salah satu temannya ditembak mati oleh seseorang dibalik pintu. Dengan wajah panik dan takut mereka berbondong-bondong mencari perlindungan. Namun, siapa sangka itu adalah usaha sia-sia untuk kabur dan sekarang menjadi ajal mereka. Seorang pria datang dengan langkah kaki berat dan tatapan kejam menanti pengampunan tikus-tikus itu.

"Kalian—"

Aamon melebarkan matanya saat menyaksikan sendiri bagaimana belahan jiwanya terbujur lemas tak berdaya ditanah. Orang yang ia harap selamat dan telah ia janji membawanya pulang kini sudah hancur berkeping-keping tak terbentuk. Pria itu sungguh gemetar, sehingga pistol ditangan jatuh tanpa sadar. Tak kuasa menahan air mata, perlahan-lahan mulai mendekati pemuda malang itu sambil melewati orang-orang yang ketakutan setengah mati. Aamon terjatuh duduk meratapi kepedihan yang dialami oleh Gusion. Dia mengambil tubuh itu, mengumpulkannya kedalam dadanya sambil bergumam maaf dan rasa bersalah.

"Maafkan aku, maafkan aku, maafkan aku, maafkan aku, maafkan aku Gusion... Karena gagal menyelamatkanmu... aku telah gagal... aku membuatmu seperti ini... aku— aku mencintaimu... tolong jangan tinggalkan aku... aku tidak bisa hidup tanpamu... aku mohon..." Aamon menangis, air matanya tidak berhenti meminta maaf. Akan tetapi matanya melebar saat satu air mata mengalir jatuh ketanah. Gusion menangis dan itu membuat dirinya terdiam dalam keadaan marah besar sambil memeluk surai coklat lebih erat. Ia sudah berjanji tidak akan pernah membuat Gusion menangis dan berjanji akan membahagiakannya.

"Boss kami tidak menemukannya! Dia telah pergi meninggalkan tempat ini dengan helikopter!" lapor salah satu anak buahnya.

Seketika amarah yang ia pendam itu pun juga memuncak disertai teriakan mengaum keras. Dia murka dengan pria brengsek itu yang memilih kabur menyelamatkan diri daripada bertemu dengannya langsung.

"ARRRRRGGGGHHHH YU ZHONG!! AKU BUAT KAU MENYESALINYA KARENA TELAH MENYENTUH MILIKKU!! SAMPAI KAPANPUN AKU PASTI AKAN MENEMUKANMU DAN AKAN MEMBUNUHMU DITANGANKU SENDIRI!! DIMANA PUN KAU BERSEMBUNYI PASTI AKAN AKU CARI SAMPAI DIUJUNG DUNIA!!" Aamon mengaum keras dalam amarah yang tidak terkendali. Namun ia kembali sadar saat menatapi wajah dipangkuannya, dia menatapinya begitu lama dan entah kenapa amarah mencengkam itu perlahan menghilang. Pria berambut putih lalu mengangkat tubuh mungil itu kedalam lagi sambil mencium lembut surai kotor dengan mata terpejam.

"Tidak apa-apa... Kau baik-baik saja sekarang... Aku pasti akan memberi mereka hukuman yang setimpal atas apa yang telah mereka lakukan kepadamu... Aku berjanji my heart...  Tak akan aku biarkan mereka menyentuhmu sekali lagi..." Aamon membuka mata dengan tatapan kejam dan dingin menuju para anggota mafia.

"Bunuh mereka semua serta hancurkan tempat ini hingga tak tersisa dan jangan biarkan mereka lolos satupun, atau kalian yang akan menjadi gantinya"

"Baik boss"

Sontak saja orang-orang yang telah memperkosa Gusion kini menangis dan menjerit histeris sambil memohon pengampunan. Namun pria berambut putih tidak memperdulikan teriak-teriak tersebut dan lebih memilih pergi meninggalkan tempat itu bersama Gusion. Itu adalah akibat telah berani menyentuh miliknya.
































































Kayaknya cerita gue udah ga semenarik lagi karena alurnya yang memaksa. Jadi lebih baik gue ga buat lagi ceritanya dan ga up lagi dulu chp nya 😔

Soulmate《Aamon x Gusion》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang