Chapter 17

1.1K 70 10
                                    

Pagi berikutnya dan hari begitu menyebalkan bagi pria malang itu. Aamon pria yang baru saja bangun dari tidur panjang, tiba-tiba ia mendapatkan sambutan yang tidak terduga dari kekasihnya. Dengan rambut berantakan dan baju kaos putih dan celana pendek yang sudah kusut karena baru bangun tidur. Sambil garuk-garuk perut rata yang bidang seraya menguap lebar, masih setengah sadar yang baru saja keluar dari kamar tidur menuju dapur ia langsung disambut oleh Gusion yang baru saja keluar dari kamar mandi dan masih basah kuyup. Dengan rambut coklat yang basah dan ujungnya meneteskan air tertutupi oleh handuk kecil, itu membuat wajahnya basah, bibir merah cherry terbuka tipis dan kelihatan sangat cantik dan seksi.

 Dengan rambut coklat yang basah dan ujungnya meneteskan air tertutupi oleh handuk kecil, itu membuat wajahnya basah, bibir merah cherry terbuka tipis dan kelihatan sangat cantik dan seksi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata itu menatapnya dengan tatapan polos sehingga Aamon senyum hangat kepadanya. Tak butuh lama pria berambut putih langsung menghampiri arah Gusion dan memeluknya erat penuh sayang dari belakang.

"Pagi~"

"Aamon... jangan peluk! Aku masih basah!"

"Kau ini... selalu saja marah..." lanjutnya dengan keluhan dan penuh semangat.

Gusion merasa sedikit jengkel, tetapi menyukainya. "Bagaimana aku tidak marah, kau selalu memelukku secara tiba-tiba"

"Biarin, lagian aku belum mandi. Maka tidak apa-apa jika aku basah olehmu, jadi aku tidak perlu mandi lagi kalau sudah peluk olehmu yang wangi ini" goda Aamon dan mendekati bibir pada pipi mulus pria mungil di dalam pelukannya. Dan lagi-lagi ia selalu mendapatkan pelajaran dari kekasihnya untuk tidak pernah menciuminya jika dia mengizinkannya.

"Kau ini, kenapa setiap kali aku mencium pipimu kau selalu menghindar atau menggeser wajahku..." Aamon menjadi kesal dan cemberut. Dia melepaskan pelukannya dan berujung saling bertatapan, memerlukan kepastian lebih.

"Kau selalu mendapatkan lebih dari itu, makanya aku tidak ingin kau selalu kesempatan untuk menciumku. Tapi kau kita sedang... itunya aku akan membiarkanmu melakukannya..." kata Gusion dengan wajah paling untuk menghindar tatapan dari pria dihadapannya dan raut datar, tetapi pipinya sedikit merah merona. Itu terlihat begitu lucu.

Aamon semakin menunjukkan wajah marah merajuk dengan pipi mengembang.

"Kau...!!"

"Kan emang kenyataan" canda Gusion tanpa dosa. Matanya kini menatap matahari pagi yang sedang terbit melalui jendela kaca. Dia teringat sesuatu yang belum ia lakukan dan lupa setelah kemarin malam. "Oh ya, tadi malam aku lupa membeli garam. Jadi aku ingin kau membelinya diluar sana, disana ada toko kecil dan kau tak perlu repot-repot pergi jauh untuk mencari—"

"Aku tidak mau"

"Hah??" Gusion melongo sementara. "Kau yakin tidak mau membantuku hanya sebentar saja?"

Aamon menggeleng-gelengkan kepala menandakan ia menolak lagi.

"Hmph baiklah kalau kau tidak mau membantuku, maka aku yang akan pergi" Gusion kesal dan jengkel, kemudian mulai melangkah pergi. "Kau saja yang memasak hari ini!!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 24, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Soulmate《Aamon x Gusion》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang