Chapter 9🔞

2.4K 134 35
                                    




























"Nghh... Z-Zilong... ahh... ha... mnn... kau bisa membangun—' ahk! kan... anak-anak... nghhh...!" Ling mendesah dan tersentak saat Zilong menghentakkan penisnya.

"Ah... pe-pelan-pelan...! ngh... hah!"

"Sial... aku tidak bisa sayang... kau sangat nikmat..." goda Zilong. Dia menaikkan pinggang Ling keatas, hal itu membuat pemilik mata merah muda itu melolong nikmat.

"Zilong...! anghh! ahh... disitu... oh~" Ling mengerang.

Hentakan keras semakin dipercepat diikuti teriak dan tamparan kulit pinggul semakin menjadi-jadi. Hal itu menjadi kesalahan besar mereka saat suara-suara desahan terdengar memasuki kamar sang anak. Chang'e tertidur pulas tiba-tiba diguncang oleh suara teriakan sang ayah dari arah luar. Mengakibatkan dia terganggu dan terbangun dari tidur.

"ZILONG...!! ahh~ ah... nghhh..."

"Sebentar lagi sayang..."

Ling benar-benar kehilangan kewarasannya. Dia meremasi kedua bantal dan membiarkan satu kaki berada diatas bahu suaminya. Tapi siapa sangka sesuatu baru saja akan terjadi.

Krieeet...

Pintu terbuka lebar menampakkan putri kecil mereka dengan boneka kesayangannya yang baru saja bangun dari tidur dan sekarang dalam setengah sadar berada dihadapan pintu.

"Papa... Chang'e tidak bisa tidur... hoamm... bisakah Chang'e tidur bareng papa dan mama..."

Seketika itu juga mereka berdua membeku dan terdiam seakan waktu berhenti. Putri mereka memergoki aksi mereka dan langsung saja panik mengguncang keseluruh rumah.

"KAN SUDAH AKU BILANG!!!" murka Ling.

"Maaf..."

"Papa mama ngapain?"

"Buat adek, kamu mau?"

"Mau! Tapi... bukannya adek itu jatuh dari pesawat ya papa...?" Chang'e bertanya dengan bingung.

"Mati dong sayang... nih papa langsung buat dari orinya" balas Zilong begitu semangat.

"Wahh benarkah! Adek mau lihat!!"

"HEII! Kau merusak masa kecilnya!" tegur Ling pada suaminya.

"Iya, ya maaf..."

Ling terlalu lelah dengan suami dan anaknya ini. Mereka sama dan sifat pun juga sama, tidak bisa dibedakan.





































Pagi berikutnya Gusion terbangun dalam keadaan begitu sial disaat ia terbangun dalam pelukan hangat Aamon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi berikutnya Gusion terbangun dalam keadaan begitu sial disaat ia terbangun dalam pelukan hangat Aamon. Paling parahnya lagi tadi malam ia mendengar keributan dari tempat lain yang entah dari mana asalnya dan itu menjadi gangguan baginya untuk tidur dengan nyenyak apalagi menghadapi pria yang satu ini. Dan satu hal lagi yang bermasalah dan harus ia hadapi, bagaimana caranya dia keluar dari pria ini. Gusion berbalik dan menatap wajah yang sedang terlelap itu cukup lama. Entah kenapa ia agak sedikit terpesona dengan wajah tampan dan menawan itu. Terasa terhipnotis oleh ketampanan tanpa terasa pria yang ditatap itu perlahan membuka matanya.

Iris biru yang indah itu menatapi wajah berparas cantik dan sungguh menjadi keberuntungan baginya bisa melihat makhluk terindah yang pernah ada. Sekejap ia memeluk erat tubuh mungil itu dengan senang hati dan penuh semangat, tak lupa ucapan selamat pagi.

"Morning... little baby..." Aamon mendekati wajah cantik itu dan hendak mencium bibir merah cherry, tetapi dengan sigap Surai coklat menyingkirkannya.

"Eh! Apa-apaan kau ini! Cepat bangun!" bentak Gusion yang tidak suka.

Hal itu membuat Aamon bangun dan cemberut bertingkah seperti anak anjing.

"Morning kiss... untukku...?"

"Morning kiss?"

Aamon mengangguk polos.

"Tidak."

Satu kata ekspresi wajah Aamon menghilang seperti angin. Tapi pria itu tidak pantang menyerah, dia menggunakan kelicikan yang lain. Langsung saja dengan seringai liciknya Aamon memeluk Gusion dari belakang dan menyergapnya.

"Aamon! Apa-apaan kau!" Gusion terkejut dan marah.

"Hmm... jika kau tidak mau... bagaimana kalau..." Aamon tersenyum jahat, tangannya mulai menyelinap masuk kedalam celana Gusion.

"Morning seks..."

"W-What... A-Aamon... nghh... mnghh... hen-tikan!" Gusion mengerang saat jari jemari itu mulai menyentuh lingkaran lubang. Wajahnya seketika memerah dan terlihat sangat begitu cantik dan bergairah. Tapi tiba-tiba saja seakan tersengat dia tersentak ketika jari-jari Aamon menyentuh sweet spons.

"Aaahhhgg!! ... nghhh... nhhn... ahh... ah~ —ughhh!!"

Ketemu!

Aamon menyeringai puas.

Erangan indah yang barusan keluar dari mulut Gusion sungguh sangat indah seperti irama kicauan burung. Namun Gusion menutupinya dengan tangan seakan engga mengeluarkan suara itu, tapi dia terlalu bodoh dan ketahui saja bahwa pria yang sedang bersamanya itu memasukkan kedua jarinya didalam mulutnya. Jari jemari panjang itu meraba setiap isi dalam hingga ujung kerongkongan membuat surai coklat tercekat hingga matanya memutar keatas dengan lidah menjulur.

"Kau sepertinya menyukainya dan juga suaramu sangatlah indah sama seperti waktu itu baby..." Aamon menggodanya, namun belum bisa terpuaskan. Dia melepaskan semuanya dan menjatuhkan Gusion keatas kasur dengan jari-jari tangan dibasahi oleh cairan bening. Membiarkan surai coklat terengah-engah merasakan sensasi baru di bawah.

"Lihat, kau basah. Dia menghisap jariku dengan rakus" tunjuknya dengan tatapan rendah.

Gusion tidak bisa berkata-kata lagi. Dia sudah terlalu jauh menuju alam sadar disaat melihat pria gagah itu dihadapannya. Miliknya yang dibawah terasa gatal dan basah seakan menginginkan sesuatu masuk kedalam lubangnya.

Dia ingin diisi.

"Masukkan punyamu... nghh... aku menginginkannya..." Gusion tanpa sadar memajangkan lubang basahnya pada pria itu. Terlihat bergairah dan menggoda.

Aamon menelan ludah dengan penampakan lubang seksi dan basah yang membuat miliknya tegang.

"Aamon... nghh... mnnh... aku ingin punyamu..."

Peduli setan dengan semua godaan itu. Aamon bergegas menarik celana dan meninggalkan penis besarnya menegang diikuti tangan mengambil satu sachet kondom.

"Jika itu maumu baby... akan aku buat kau menangis..." ucap Aamon dan wajah tampan dengan gigitan sachet kondom dan mulai memasangkannya.

Gusion melotot terpaku bagaimana Aamon membuka sachet kondom itu. Kapan dia membawanya. Tapi siapa peduli, dia hanya bisa pasrah. Gusion membiarkan celananya ditarik dan setengah telanjang.

"Apa kau yakin ingin masukkannya...?" Gusion bertanya ragu-ragu.

"Kenapa, kau tidak mau?"

Gusion mengangguk iya dan memulai membalikkan badan sambil menunjukkan lubangnya yang terbuka.

"Ayo masukkan..."

































Sampai disini aja dulu. Mau lanjutin adegan+18 nya atau enggak 🗿 terserah kalian soalnya gw ga pinter-pinter amat buatinnya

Soulmate《Aamon x Gusion》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang