Chapter 8

1.3K 136 31
                                    



































































Pada malamnya di sebuah apartemen kecil. Pintu depan terbuka menandai pemilik rumah baru saja pulang. Gusion berjalan memasuki dalam apartemen dengan keadaan lusuh dan berantakan selepas dirinya ditolak pekerjaan. Serasa tak ada semangat sama sekali, seolah tidak ada yang menerimanya. Padahal dia itu pekerja keras dan pekerja terbaik ditempatnya dulu. Ternyata mencari pekerjaan ditempat asing seperti ini tak semudah yang ia kira.

Gusion mendesah panjang sembari menjatuhkan diri ke atas kasur dengan pasrah. Hari ini begitu sial baginya. Dia melamun sejenak untuk menghilangkan rasa jenuh. Akan tetapi hanya sebentar saja tiba-tiba ada yang mengetuk-ngetuk pintu apartemen.

Tok. tok. tok.

Gusion tak tahu siapa yang datang mengunjungi dirinya, padahal dia tidak mengundang siapapun. Surai coklat mengabaikan suara menganggu itu dan hanya membiarkan orang itu terus-menerus mengetuk pintunya. Hingga pada akhirnya dia benar-benar terusik oleh suara ketukan yang semakin menjadi-jadi. Dengan kesal dia bangun dan menangapi siapa yang mengganggunya.

"Iya...! Tunggu sebentar!" teriaknya sambil menganti pakaian, hanya baju kaos dan celana pendek sepaha, itu memberi kesan pada paha mulusnya. Bergegas pergi menuju arah pintu depan, lalu ia membuka pintu menampakkan sosok dirinya dan melihat siapa orang itu.

"Gusion!!"

Seketika itu pula mata Gusion melebarkan dan melotot terkejut dengan penampakan Aamon. Segera secepat kilat Gusion berusaha sekuat tenaga untuk menutup pintu kembali mengetahui kalau itu kakak angkatnya. Namun usahanya sia-sia mengetahui siapa yang lebih kuat, dia tetap kekeh menutup pintu.

"DEMI NEPTUNUS!! Kau, kau kenapa ada disini!?"

"Aku ingin menemuimu Gusion, aku senang bisa bertemu denganmu. Tapi... bisakah kau membuka pintu untukku...?"

"TIDAK AKAN! KAU TIDAK DITERIMA!!"

"Gusion aku mohon dengarkan aku dulu...!" Aamon tetap memohon dan berusaha.

Gusion menggeleng-gelengkan kepalanya dan berteriak lebih keras. "TIDAK, TIDAK, TIDAK! PERGILAH! SEBELUM AKU BERTERIAK 'MALING' KESEMUA ORANG DITEMPAT INI!!"

"Coba saja jika kau mau, aku tidak akan menyerah untuk mendapatkanmu—"

"MALING, MALING, MALING! DISINI ADA MALING—'?!"

Aamon membungkam mulut Gusion.

"Apa-apaan kau ini! Bagaimana jika yang lain tahu!"

"Kau yang memulainya bukan!!"

Tiba-tiba dari pertengkaran mereka seorang wanita lanjut usia baru saja membuka pintu dan melihat langsung ulah mereka dari arah samping. Seketika itu Aamon dan Gusion terdiam sesaat dan pertengkaran mereka pun berhenti.

"Kenapa kalian bertengkar di jam seperti ini! Kalian menganggu ketentraman kami!!"

"Ahahahahaha! Maaf nyonya... Tiba-tiba istriku sedang marah kepadaku dan dia melarangku masuk..." alasan Aamon dan tersenyum ramah.

—istri?

Gusion bingung dan berkedip.

"Hei kau! Biarkan suamimu masuk dan jangan bertengkar lagi!!" tegur wanita tua itu kepada Gusion.

Hal itu menjadi kesempatan buat Aamon dan menjadi bencana untuk Gusion. Ternyata pria itu mencari kesempatan dari wanita tua itu untuk masuk kedalam apartemennya. Kalimat-kalimat omong kosong yang bagus untuk mengelabuhi. Pada akhirnya Gusion pasrah dan menyerah lalu membuka pintu.

Soulmate《Aamon x Gusion》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang