Chapter 11

1.2K 89 16
                                    

Selepas mengganjal perut dengan sup pemberian Ling. Aamon dan Gusion berangkat bersama mengunjungi sebuah mall untuk mencari makanan. Sebenarnya Gusion tidak mau ikut dan sejujurnya ia cukup malas keluar walaupun Aamon mengajaknya sekalipun. Bukan alasan ia malu bersosialisasi diluar, tapi disebabkan oleh pria itu yang membuat pinggangnya sakit dan membuatnya harus berjalan pincang. Itu membuatnya tak mau ikut, malahan Aamon terus-menerus mendesaknya dan memohon seperti anak kecil yang mengajaknya untuk membeli mainan. Alhasil ia pun menyerah dan ikut kemana Aamon membawanya.

Di mall terbesar dan terlihat begitu ramai dengan perlengkapan barang-barang yang kelihatan sangat mahal dan mewah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di mall terbesar dan terlihat begitu ramai dengan perlengkapan barang-barang yang kelihatan sangat mahal dan mewah. Gusion berjalan dibelakang Aamon sembari melihat-lihat apa yang ia tangkap. Bahkan mengabaikan suara dan kemana pria dihadapannya berjalan. Sampai dalam merenungi matanya tertuju pada sebuah toko perhiasan dan dibalik kaca ia melihat sepasang cincin yang terpanjang indah. Gusion begitu terhipnotis dengan keindahan cincin itu seakan menginginkannya. Tapi apa boleh buat, dia tidak bisa memilikinya karena tidak punya pasangan bahkan uang pun tidak ada. Gusion menghembuskan nafas berat dan tidak tahu bahwa pria itu kini berada disampingnya.

"Kau sedang apa?"

Gusion melompat terkejut dan seketika panik.

"Arrgghh!! Kau ini mengagetkanku!!"

"Maaf..."

Dia menatap kesal kearah Aamon lalu pergi meninggalkan pria itu tanpa sepatah kata apapun.

"Hei, kau mau kemana!?"

"BELANJA!!"

Aamon hanya terdiam dengan kepergian Gusion. Akan tetapi ujung matanya terlirik pada dua cincin yang pernah Gusion tatapan sebelumnya. Tak lama kemudian Aamon kembali kepada Gusion yang sedang memilih-milih bahan makanan. Aamon datang dengan membawa keranjang belanja dan tentunya Gusion disampingnya menuntun mencarikan bahan-bahan yang cukup untuk mengisi kekosongan apartemen.

"Kau sudah selesai?" tanya Aamon yang bosan.

"Belum"

Pria berambut putih menarik nafas panjang lalu menghembuskannya dengan tatapan lesuh.

"Hei dia tampan sekali ya..."

"Iya kau benar, apa dia mempunyai istri?"

"Aku rasa tidak, lihat saja, dia tidak memakai cincin"

"Bagaimana kalau kita mendekatinya lalu berkenalan"

"Aku ikut, mungkin lama-kelamaan dia bakalan menahun hati kepada kita... hihi..."

Aamon mendengarkan semua percakapan mereka dari kejauhan dan mengetahui apa saja yang mereka bicarakan. Dia tidak mendatangi mereka ataupun menegurnya, tentu saja tidak, dia hanya memberi tatapan tajam dan sinis kepada mereka. Kerena tidak ada gunanya, lagipula untuk apa mereka membicarakan tentangnya. Apa karena ia sedang bersama Gusion dan mungkin mereka mengira bahwa ia tidak memiliki pasangan. Segera ia menggenggam tangan putih Gusion dan menyadarkan mereka bahwa ia memiliki pasangan. Itu membuahkan hasil dan menyebabkan mereka pergi dalam keadaan malu.

Soulmate《Aamon x Gusion》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang