Jungwon keluar dari mobil Sunghoon setelah ia memarkirkan mobil sport itu di samping sungai besar dengan aliran deras itu.
Jungwon dapat melihat para petugas di seberang sungai yang hanya menyenteri sungai dan belum ada niatan untuk terjun langsung ke sungai. Lantas tanpa berfikir lagi, Jungwon langsung saja terjun ke dalam sungai. Tak peduli sederas apapun alirannya. Yang terpenting Jungwon harus membawa Jay pulang bersamanya dengan aman.
Keadaan di dalam sungai cukup gelap, namun untungnya Jungwon masih bisa melihat karena masih ada cahaya bulan yang menembus aliran sungai. Namun beberapa menit mencari di bawah sungai, Jungwon tak menemukan apapun.
Lantas Jungwon memunculkan kembali kepalanya ke permukaan dan mengarahkan pandangannya pada jembatan, tepat pada pembatas jalan yang rusak. Jungwon menghitung jarak bagaimana jika mobil aventador jatuh dari atas sana.
"7 meter." Jungwon menyelam lagi ke dalam sungai dan berenang melawan arus. Dan benar saja, tak lama ia menemukan bangkai aventador milik Jay yang menancap di dasar sungai yang cukup dalam itu, lantas Jungwon langsung berenang ke arah aventador itu.
Terlihat bahwa Jay masih di dalam mobil dan sudah tak sadarkan diri. Jungwon langsung saja menarik Jay lalu membawanya keluar dari sungai.
'brush'
Jungwon mengangkat Jay lalu membaringkan Jay di pinggir sungai yang sepi itu.
"Jay! Bangun!" Jungwon terus menekan nekan dada Jay. Namun tak ada pergerakan apapun dari Jay. Lantas dengan cepat pemuda itu menempelkan bibirnya pada bibir Jungwon lalu menghembuskan nafasnya untuk Jay berharap pemuda itu bisa sadar. Namun tetap saja itu tak membuat Jay sadar.
"Petugas!" Jungwon berteriak memanggil petugas di seberang agar datang.
Sembari menunggu petugas datang, Jungwon segera membuka gelang kain yang menutupi nadi Jay untuk memeriksa denyut nadi Jay, namun matanya melotot saat melihat suatu objek di sana.
Sebuah soulmate mark yang tak asing,
Jungwon mendekatkan pergelangan tangannya pada Jay lalu membandingkan miliknya dengan milik Jay, dan ternyata soulmate mark itu cocok.
"K-kamu, ja-jadi selama ini k-kita soulmate?"
***
Sunghoon menyipitkan matanya saat melihat Jake yang duduk di atas trotoar sendirian. Padahal ini sudah pukul 3 pagi, bukannya seharusnya Jake sudah tidur?
Sunghoon menghampiri Jake yang masih duduk sendirian di sana.
"Jake lo?" Jake mendongak mendapati Sunghoon yang kini tengah menatapnya dengan tatapan bingung.
Tanpa berbicara, Jake bangkit dari duduknya lalu berhambur memeluk Sunghoon.
Sunghoon yang mendapat serangan tiba-tibapun agak oleng namun untungnya ia bisa menyeimbangkan dirinya dan membalas pelukan Jake.
"Tolong jangan tinggalin gue hiks.." isak Jake dalam pelukan Sunghoon. Sunghoon diam, tangannya terulur untuk mengusap kepala Jake.
"Gue butuh lo, lo soulmate gue hiks... lo mau kan jadi rumah buat gue?" Jake mendongak menatap Sunghoon dari jarak yang benar-benar dekat. Bahkan mereka dapat merasakan nafas mereka satu sama lain.
Sunghoon melepaskan pelukannya, lalu kedua tangannya terulur menangkup kedua pipi Jake. Sunghoon menatap sepasang manik cokelat itu.
"Dewi Selene udah takdirin kita buat jadi rumah satu sama lain. Gue enggak akan hianatin dewi Selene.... Gue bakal jadi rumah buat lo. Lo dan gue itu satu Jake. Gue yakin perasaan ini muncul bukan karena tato... tapi karena gue udah jatuh sama lo. Te amo mi amor."
Sunghoon mendekatkan wajahnya pada Jake lalu.
'Chu'
Keduanya memejamkan mata, menikmati bagaimana kedua bibir itu saling bertautan dan saling terbuai dengan permainan bibir yang Sunghoon buat.
Dan di hadapan ribuan bintang yang sudah mulai pudar serta Selene yang masih bertengger manis di langit, sepasang soulmate itu saling bertukar rasa mereka. Bukan keterpaksaan lagi yang mereka rasakan, tapi karena sebenarnya keduanya telah jatuh dalam takdir semesta yang dirancang oleh Selene dan Aphrodite.
Tinggal menunggu bagaimana dewi Hera menjalani perannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGURINHA [WONJAY]
FanfictionJay ingin mengatur takdirnya sendiri, tapi semesta tak mengizinkannya. Semesta malah menjebaknya bersama Jungwon, orang yang ingin ia hindari seumur hidupnya. "Pemahaman tentang semua orang bisa mengatur takdirnya sendiri itu salah." "Te amo mi amo...