part 6

2.1K 232 10
                                    

"Tuan..ini sangat berat aku tidak kuat."

"Jangan lemah, kau laki2 bukan?"

"Iya tapi ini sangat berat, apa kau tidak kasihan padaku?"

"Bukankah kau sangat mengidola kan aku? Bahkan kau bermimpi menjadi kekasih ku, dan aku sudah mengabulkan walau hanya sebuah ke pura-puraan dan hanya sebuah hayalan, bahkan kau bisa memamerkan pada sahabat dan orang2 di luar sana, bukan begitu?"

Apa yang di katakan Mew memang benar adanya, saat Mew menawarkan pada Kana sebuah perjanjian Kana pun tidak mau kalah memberi sebuah syarat pada Mew, dan tentu saja Mew menyetujuinya.

"Tapi tuan aku sudah tidak kuat, ahhh.."

Kana terjatuh di atas sofa karna dia benar2 sudah tidak kuat untuk mengendong tubuh Mew yang notabenya lebih besar darinyan, bayangkan saja seharian ini Mew mengajak Kana berkeliling mall dan membeli banyak barang dan saat sudah sampai rumah Kana masih harus mengendong Mew sampai kamar.

"Kana..Kana."

Kana pingsan membuat Mew panik, mungkin saja Mew sudah sangat bodoh menyuruh Kana yang tidak2 dan membuat Kana kelelahan dan pingsan karna ulah nya.

"Kenapa jadi seperti ini,"

Mew membawa Kana ke kamarnya, dan memangil dokter pribadinya untuk datang memeriksa Kana.
.
.
.

Satu jam kini sudah berlalu dan belum ada tanda2 Kana sadarkan diri, dokter mengatakan jika Kana kelelahan karna seharian ini perut nya dalam keadaan kosong dan di tambah kekurangan cairan, membuat Mew cemas.

Enghh..

Mew lekas2 menghampiri Kana saat mendengar Kana sudah mulai membuka mata.

"Kana!!

"Tu-tuan!!

"Bagaimana keadaan mu? Apa yang kau rasakan?"

"Tuan..aku dimana? Aku ingin pulang tuan,"

"Kau ada di kamar ku, dan kau harus istirahat dulu agar kau cepat sembuh,"

"Aku ingin pulang tuan,"

"Lebih baik sekarang kau makan, jangan memikirkan apapun dulu,"

"Tidak mau..aku mau pulang hikss.."

"Jangan menangis, merepotkan saja,"

Mew tidak akan menyangka jika laki2 yang terlihat galak ini adalah orang yang sangat cengeng, tidak seperti saat pertama bertemu galak dan sangat menyebalkan.

"Cepat makan dan setelah itu minum obat lalu istirahat lah lagi,"

Kana tetap diam dan menangis, dia tidak menyentuh makanan yang mew berikan, melihat Kana yang hanya menangis lama2 mew merasa jengah.

"Buka mulut mu."

Kana mengeleng karna dia tidak mau makan, dia hanya ingin pulang.

"Apa kau tidak mendengar ku?"

Dengan sedikit tenaga akhirnya mew membuka mulut Kana dan menyuapkan nasi ke mulut Kana.

"Kunyah dan telan,"

Setelah lima belas menit akhirnya Kana kini sudah selesai makan dan sudah minum obat, mew menyuruh Kana istirahat agar demam nya cepat turun.

"Tidur lah aku akan ke luar sebentar, ada berkas yang harus aku kerjakan."

Dengan selimut tebal yang menutupi tubuhnya Kana tidur, dia merasa kepalanya sedikit pusing.
.
.
.

"Mae, hikss..kana rindu Kana mau sama mae,"

Tengah malam Kana mengigau, tubuhnya berkeringat tubuhnya terasa panas.

"Mae!!

Kana tak henti2 nya memangil nama Mae nya, karna biasanya jika dia sakit dia akan selalu tidur dalam dekapan Mae nya.

Sedangkan mew yang mendengar Kana menangis dalam tidur nya dia bergegas menghampiri Kana, saat sudah di atas ranjang mew melihat tubuh Kana berkeringat mengeluarkan hawa yang sangat panas membuat mew hawatir.

"Kana! Heii Kana bangunlah,"

"Hikss..sakit Mae kepala Kana sakit,"

"Ssttt..tenang lah ada aku disini, jangan menangis,"

Entah apa yang ada dipikiran mew saat ini, dia melihat Kana yang seperti ini tidak tega dia merasa sangat bersalah dan akhirnya mew membawa Kana dalam dekapanya.

Tubuh besar mew benar2 mampu membuat Kana tenang, bau tubuh maskulin mew membuat Kana seperti terhipnotis dan akhirnya Kana pun terlelap didalam dekapan tubuh mew.
.
.
.

Dengan perlahan mata Kana terbuka dia merasa jika dirinya sedang berada didalam dekapan seseorang, dan benar saja saat dia membuka matanya dengan sempurna dia melihat wajah mew sangat dekat denganya bahkan hidung mereka saling bersentuhan, sejenak Kana membeku dan dalam hitungan detik dia mendorong tubuh mew dengan sangat keras.

"Aaaaa.."

Brukkk..

"Sialan, kenapa malah menendang ku?"

"Kau Pasti ingin berbuat yang macam2 kan padaku? Dasar mesum,"

"Apa yang kau katakan? Berbuat yang macam2 pikiran mu terlalu kotor,"

"Lalu apa yang kau lakukan tadi? Jika aku tidak bangun kau pasti sudah melakukan tindakan cabul terhadap ku,"

Pletakk..

"Sakit bodoh,!

"Makanya kalo berpikir jangan yang macam2, kau tau kau semalam mengigau memangil nama ibu mu, aku hanya berusaha menenangkan mu jika aku ingin memperkosa mu sudah aku lakukan sejak kemaren"

Dengan rasa malu yang teramat Kana menutupi tubuhnya dengan selimut, rasanya saat ini dia ingin menghilang dari hadapan mew.

"Pergi kau,!

"Kau mengusir ku? Apa kau lupa jika kau sedang berada di rumah ku?"

Kana membuka selimutnya dan dia ingin beranjak dari kasur, namun dengan sigap mew lebih dulu menahanya.

"Lepas!!

"Mau kemana?"

"Pulang!

"Jangan bodoh, kau masih sakit dan perlu istirahat,"

"Siapa yang perduli, bahkan jika aku mati yang perduli hanya Mae dan mild,"

"Apa yang kau katakan? Apa kau seputus asa ini? Istirahat lah dulu biar aku yang keluar,"

"Aku mau pergi kerja,"

"Aku meliburkan mu hari ini, jadi kau bisa istirahat seharian agar besok kau bisa mulai bekerja kembali,"

"Aku tidak mau, nanti kau memotong gaji ku, apa lagi besok udah waktunya gajian, lebih baik aku masuk saja hari ini,"

"Astaga kau benar2 membuat ku sakit kepala, di kasih libur malah ingin bekerja dasar bodoh,"

"Kau mengatai ku? Dasar sialan,"

Kana ingin menghampiri mew namun alangkah sialnya selimut itu tidak mau lepas dari tubuhnya, membuat Kana kehilangan ke seimbangan dan tubuhnya jatuh tepat di pelukan mew, karna tidak siap menopang tubuh kana mew terjatuh ke lantai dengan posisi Kana di atas tubuh mew, mereka saling pandang bibir mereka saling menempel satu sama lain dan entah apa yang merasuki keduanya mereka sama2 mengerakan bibirnya sedikit melumat satu sama lain, hinga Kana pun sadar dan lekas2 berdiri dari pelukan mew membuat mew mematung di tempatnya.

Dan kana pun memutuskan pulang ke apartemen mild, meningalkan mew seorang diri dengan perasaan yang tak menentu.

Bersambung.

my love secretary (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang