"Bagaimana dengan kaki mu nak mew?"
"Sudah mulai baikan mae, lihatlah sudah bisa di gerakan bukan"
"Sukur lah kalo begitu, kana kau mau kemana?"
"Mau ke danau sebentar mae,"
"Jangan lama2 sudah sore,"
"Tidak,!
"Kana boleh aku ikut?"
"Nanti kau merepotkan, malas aku,"
"Heii..kau tidak boleh seperti itu, ajak dia bukan kah besok dia sudah kembali lagi ke kota?"
"Ya sudahlah, ayo cepat,"
Sepuluh menit kemudian mereka sudah sampai di danau, tempat dimana yang selalu kana kunjungi saat Kana kecil dulu jika sedang di marahi mae nya, dan tempat dimana kana selalu bercerita pada ayah nya tentang keluh kesah nya saat sekolah katakanlah Kana sangat dekat dengan ayah dan saat Kana di marahi mae nya karna kenakalanya ayah nya akan selalu ada untuk nya.
"Ayah, Kana merindukan mu,"
Mew yang melihat Kana sedih pun lantas menghampirinya.
"Ada apa? Apa kau merindukan ayah mu? Jika boleh aku tau ayah mu dimana?"
"Ayah ku sudah berada di tempat yang jauh disana, dia pergi meninggalkan ku dan mae,"
"A-apa maksud mu?"
"Ayah ku sudah meninggal karna sakit keras, saat itu usia ku baru sepuluh tahun bahkan saat itu aku belum bisa mencari uang untuk membawa ayah pergi berobat di rumah sakit besar, untuk makan sehari-hari saja kami harus bekerja keras di ladang bagaimana mau membawa ayah untuk berobat ke rumah sakit, bisa berobat di klinik saja kami sudah bersukur walau perlengkapanya kurang lengkap dan apa lagi ayah sakit keras kami hanya bisa melakukan rawat jalan, dan hinga saat itu yawa ayah tak tertolong membuat aku seperti anak yang tak berguna untuk ayah, maaf jika aku berceita terlalu panjang,"
Kana menghela napasnya dalam2 agar dia tidak menangis di hadapan mew, entah mengapa setelah berceita kepada Mew bebanya terasa terangkat, dia merasa hatinya menjadi lega.
Mew menghampiri Kana lalu memeluknya erat, Mew tau bagaimana rasanya di tingal orang terkasih bahkan dia pun harus kehilangan kedua orang tuanya saat dia berusia lima belas tahun, saat itu orang tuanya pulang dari luar kota namun nahas mobil yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan dan menyebabkan orang tuanya meninggal di tempat.
"Menangis lah jika kau ingin menangis, jangan kau tahan nanti akan terasa sesak,"
Kana hanya mengelengkan kepalanya sebagai jawaban, karena jika dia sudah menangis akan sulit untuk berhenti.
"Kau tau? Kau masih beruntung dariku kau masih mempunyai orang tua walau tungal sedangkan aku bahkan sudah tak memiliki siapapun Aku hanya memiliki phi Luke,"
"Apa maksud mu phi?'
"A-aku juga mengalami hal yang sama, bahkan aku harus kehilangan kedua orang tua ku, saat itu usia ku lima belas tahun sedangkan phi Luke delapan belas tahun, saat hari naas itu menjadi pukulan berat untuk ku saat harus kehilangan orang tua rasanya dunia ku hancur bahkan aku seperti orang gila menangis histeris berteriak tidak jelas membuat semua orang takut melihat ku, a-ku memiliki segalanya bahkan uang dan harta melimpah namun aku tetap tidak bisa membuat mereka kembali, hikss.."
Saat mendengar cerita Mew Kana terkejut,bahkan dia merasa beruntung karna masih memiliki mae, karna tidak tega Kana menghapus air mata Mew dan membelai sayang wajah tampan itu.
"Jangan menangis lagi, kau bisa mengangap mae seperti orang tua mu sendiri bukan,"
Mew tersenyum saat mendengar Kana mengatakan itu, membuat hatinya senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
my love secretary (END)
Romantizm"ahhh.. sial dasar laki-laki bodoh." "apa yang tuan katakan? aku bersumpah kau tidak akan memikili istri jika bukan aku orang nya." "jangan bermimpi, PAHAM..!