9. Jepang & Kasih Sayang

378 63 50
                                    

Baru bangun dari tidurnya, tapi pandangan mata Mentari sudah langsung disambut oleh seseorang yang begitu mempesona.

"Pagi, sayang."

"Selamat pagi, Kak." Jawaban Mentari dengan suara yang masih sangat pelan. Tapi binar mata Mentari sudah menunjukan perasaan penuh kebahagiaan.

"Gimana tidurnya? Nyenyak?"

"Banget."

Menikmati usapan lembut yang sedang Danu berikan di pipi istrinya, paginya Mentari sungguhan sudah langsung disambut dengan perlakuan penuh cinta.

"Mandi dulu yuk. Terus sholat subuh."

Menganggukkan kepala, tatapan mata Mentari untuk Danu sudah langsung terpesona. "Pagi-pagi gini, kok Kakak udah ganteng banget?"

"Memang selalu ganteng kali."

Dan ya, memang tak boleh dilupa, kalau percaya diri milik Pradipta Danu Mahesa, memang luar biasa sekali besarnya.

Tapi kenyataannya memang begitu. Siapa yang bisa menampik pesona ketampanan yang dimiliki oleh Danu?

*****

"Kak."

"Iya, sayang."

"Pokoknya, hari ini, aku mau puas-puasin main salju. Nggak boleh ditahan lagi. Jadi, jangan kurung aku di kamar. Oke?"

Mendengar sungutan mengarah pada protes yang dikatakan oleh Mentari, Danu jelas langsung terkekeh dengan begitu geli.

"Iya deh. Iya. Berarti, lemburnya, nanti malam lagi ya."

"Heem. Kaya gitu. Siang sampai sore, aku mau kaya Elsa dan Anna. Mau buat kembarannya Olaf."

Maka tawa Danu jadi seperti penghangat ruangan yang menyebar ke mana-mana. Bahagia sekali sebab harinya Danu sudah dipenuhi dengan berbagai macam ceria dari Mentari Mahika.

"Iya. Oke. Jadi, hari ini, ayo, kita cek, ketahanan dinginmu kuat sampai berapa."

"Eh, Kak. Uji ketahanan dinginku, sudah dapat sertifikat halal ya."

"Maksudnya? Gimana?"

Meraih lengan kekar Pradipta Danu Mahesa, Mentari jadi berjinjit supaya bisa membisikan kalimat kebanggaannya.

"Buat bikin takluk kembaran serigala super galak kaya Kakak, aku udah bisa. Jadi, tahan dingin salju, aku pasti sanggup. Soalnya, dulu, dinginnya Kakak juga udah lebih keras dari es serut. Selain dingin, juga tajem banget."

Yang setelahnya, belum sampai Danu merentangkan kedua tangannya, tapi Mentari sudah langsung tertawa karena berhasil melarikan diri dari terkaman manusia yang tampannya seperti putra kebanggaan keluarga Mahesa.

"Ayo. Kalau bisa, tangkap aku." Ledek Mentari pada Danu.

"Lari aja. Sana. Kakimu, lebih pendek dari aku. Jadi, pasti, langsung bisa aku kejar."

"Yakin?"

"Yakin banget dong."

"Masa? Emang, Kakak nggak capek habis lembur?"

Danu jadi menggeleng-gelengkan kepalanya, dan tetap terkekeh mengikuti langkah kaki seribu milik Mentari yang malah makin senang meledek suaminya.

"Masih strong banget dong. Jadi, kalau kamu berhasil aku tangkap, nanti malam, berarti, aku harus dapat bonus. Ya? Sampai puas."

Maka ini bukan lagi sebuah ancaman. Tapi permintaan, menjurus pada tawaran teramat menggiurkan, yang membuat Mentari langsung tertawa bahagia sekali karena pelukan Danu sudah mengungkung Mentari dalam sebuah gendongan.

Keluarga Serigala ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang